kode iklan

Sabtu, 07 September 2019

Adab Tidur Menurut Sunnah





Tidur  ada tiga jenis yaitu pertama Khuluq ( Akhlaq ) jenis tidur ini yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kedua Khuruq ( perusak ) yaitu tidur pada wakktu dhuha, setelah shalat shubuh hingga terbit fajar yang mengakibatkan kemalasan, ketiga Humuq ( kebodohan) yaitu tidur pada waktu Ashar  yang menimbulkan gangguan syaraf.
Kali ini postingan saya tentang tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bagaimana tidur yang dapat menjadi ibadah bagi pelakunya ? Apa saja persiapan sebelum tidur ? Bagaimana setelah persiapan tidur dilakukan ? dan terakhir  cara tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW cara tidur yang dilarang.
Selamat  membaca !!!!!
ADAB TIDUR MENURUT SUNNAH
Tidur adalah sebuah aktivitas dalam upaya mengisterihatkan anggota badan, sehingga setelah bangun dari tidur diharapkan dapat beraktivitas kembali dalam upaya melanjutkan kehidupan di muka bumi ini.
Sebagai seorang muslim tentunya segala aktivitas yang dilakukan dapat bernilai ibadah di sisi Allah sesuai sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Untuk itu artikel kali ini adalah tidurmu adalah ibadah.
Persiapan sebelum tidur
1.    Berwudlu dan melaksanakan shalat sunat dua rakaat ( Bukhari,Muslim).
2.    Membaca Al-Qur’an sekurang-kurangnya 10 ayat, Surat Al-Mulk, As-Sajadah, Al-Waqiah, Ayat Kursi dan ayat terakhir Surat Al-Baqaha (Bukhari,Muslim).
3.    Sunnah mengibas-ngibaskan alas tidur atau kain sebelum dihamparkan (Bukhari)
4.    Sebelum tidur hendaknya kita bermuhasabah ntuk mengoreksi amal perbuatan yang telah kita lakukan (Umar bin Khattab)
5.    Membaca Al-Kafirun satu kali, barang siapa membacanya sebelum tidur akan terhindar dari sifat syirik (Tabrani,Abu Dawud,Nasai). .
6.    Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan dan diusapkan keseluruh badan (diulangi sebanyak 3X)(Bukhari,Muslim,Tirmidzi,Nasai)
7.    Membaca Tasbih Fatimah yaitu Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x, kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan dan diusapkan keseluruh badan. Barang siapa membacanya sebelum tidur akan bangun dalam keadaan segar bugar (Muslim).
8.    Berniat untuk  bangun malam yaitu shalat tahajjud, kemudian merebahkan diri dengan membaca do’a :
بِسْمِكَ اللَّهُمَّ اَحْيَا وَبِسْمِكَ اَمُوْتُ
“ Dengan nama-Mu Ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu saya mati “ (Bukhari)


9.    Jika terbangun karena mimpi buruk, bacalah do’a :
اَعُوْذُ بِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّ جِيْمِ
“ Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk “ meludah dengan isyarat kekiri tiga kali (Bukhari)
10. Jika bermimpi baik disunnahkkan membaca  اَلْحَمْدُ لله” Segala puji bagi Allah “ (un tidur Bukhari)
11. Bangun tidur disunnahkan membaca Alhamdulillah tiga kali dan membaca do’a

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِى اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“ Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami “ (Bukhari) kemudian menggosokkan punggung tangan ke muka agar segera hilang rasa kantuknya.
12. Bangun  dari tidur disunnahkan mencuci tangan sebanyak tiga kali, bersiwak, berwudlu serta memasukkan air ke hidung, karena syetan banyak yang bersembunyi di lubanh hidung ketika tidur (Bukhari).

Tidur Yang Disunnahkan
Ada dua tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yaitu :
1.    Berbaring pada sisi kanan menghadap kiblat dengan tangan kanan di bawah pipi dan kaki kanan diatas kaki kiri.
2.    Terlentang dengan kepala menoleh ka arah kiblat, kedua tangan dilipat di atas perut dan kaki kakan diatas kaki kiri.

Cara tidur yang dilarang
Berdasarkan hadits dari Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah ada dua hal tidur yang dilarang yaitu :
1.    Kaki melonjor ke arah kiblat (su’ul adab)
2.    Tidur tengkurup, sebab cara ini amat dibenci oleh Allah

Jumat, 06 September 2019

Kisah Tiga Orang Dari Bani Israil


Basren Blog. Ada tiga orang dari Bani Isra’il yang menderita sakit. Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua kepala botak dan yang ketiga buta. Kemudian Allah menguji mereka dengan mengutus malaikat menemui mereka. Pertama malaikat mendatangi orang yang berpenyakit kusta.  Malaikat bertanya “ Apa yang paling kamu sukai ? “        “ Warna kulit dan kulitku yang bagus, karena sekarang ini manusia menjauhiku. “ Jawab orang yang berpenyakit kusta. Maka malaikat itu lantas mengusap kulitnya hingga hilang dan berganti dengan warna dan kulit yang bagus.  “ Harta apa yang paling kamu sukai “ Tanya malaikat itu lagi, “ Unta “ jawab orang itu. Maka dia diberi puluhan unta. Selanjutnya Malaikat itu berkata “ Semoga pada unta itu ada keberkahan buatmu. “

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak dan bertanya kepadanya, “ Apa yang paling kamu sukai ? “, “ Tumbuh rambut yang bagus dan penyakit ini pergi dariku , karena sekarang ini manusia menjauhiku. “ jawab orang botak tersebut. Maka malaikat itu pun  mengusap kepala orang itu hingga hilang dan berganti dengan rambut yang bagus.Selanjutnya, Malaikat bertanya lagi, “ Harta apa yang paling kamu sukai ? “, Orang itu menjawab “ sapi “. Maka dia pun diberi seekor sapi yang sedang hamil lalu malaikat berkata “Semoga pada sapi itu ada keberkahan buatmu.

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang buta lalu bertanya kepadanya, “Apa yang paling kamu sukai ? “, Orang ini menjawab, “ Seandainya Allah mengembalikan penglihatanku sehingga dengan penglihatan itu aku dapat melihat manusia.” Maka malaikat mengusap mata orang ini hingga Allah mengembalikan penglihatannya. Lalu malaikat bertanya lagi,  “ Harta apa yang paling kamu sukai ? “, Orang itu menjawab “ Kambing “. Maka dia pun  diberi seekor kambing yang hamil.

Kedua orang yang pertama tadi hewan-hewannya berkembang biak sangat banyak, begitu juga dengan orang yang ketiga. Bahkan masing-masing dari mereka memiliki lembah untuk mengembalakan unta-unta, lembah untuk mengembalakan sapi-sapi, dan lembah untuk mengembalakan kembing-kambing.

Lalu malaikat mendatangi orang yang tadinya berpenyakit kusta dalam bentuk keadaan seperti orang yang berpenyakit kusta lalu berkata, “ Aku orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalanan ini, dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah. Maka aku memohon kepadamu demi Allah yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus berupa seekor unta, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalanan ini ?”, Maka orang ini berkata,” Sesungguhnya hak-hak yang harus aku taunaikan sangat banyak.” Lalu malaikat bertanya kepadanya, “ Sepertinya aku mengenalmu. Bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit kusta dan manusia menjauhimu dan kamu dalam keadaan fakir lalu Allah memberimu harta.” Orang ini menjawab,” Aku memiliki ini semua  dari harta warisan turun temurun.” Maka malaikat berkata “ Seandainya kamu berdusta , semoga Allah mengembalikanmu ke keadaanmu semula.”

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang dahulunya berkepala botak dalam bentuk keadaan orang berkepala botak, lalu malaikat itu berkata sebagaimana yang dikatakan kepada orang yang pertama tadi, lalu orang yang dahulunya berkepala botak ini menjawab seperti jawaban orang yang dahulunya berpenyakit kusta. Akhirnya malaikat berkata, “ Seandainya kamu berdusta , semoga Allah mengembalikanmu ke keadaanmu semula.”

Lalu malaikat mendatangi orang yang dahulunya buta dalam bentuk orang buta lalu berkata, “ Aku orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalanan ini, dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah. Maka aku memohon kepadamu demi Allah yang telah mengembalikan penglihatanmu, berupa seekor kambing. Apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat menerukan perjalananku ini ?” Maka orang ini menjawab,” Dahulu aku adalah orang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Aku dulu adalah orang fakir maka Dia memberiku kecukupan, maka itu ambillah sesukamu. Demi Allah, aku tidak akan menghalangimu untuk mengambil sesuatu selama kamu mengambil karena Allah.” Maka malaikat itu berkata ,” Pertahankanlah hartamu. Sesungguhnya kalian sedang diuji, dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu.”

Sumber : Kitab shahih Al Bukhari & Muslim, Ahmad Ali,Lc, cetakan pertama juli 2013
                Penerbit Alita Aksara Media

Kamis, 05 September 2019

Kisah Khalifah Umar dan Ibu Pemasak Batu



Basren Blog. Pada suatu malam Khalifah Umar yang ditemani oleh hambanya yang bernama Aslam pergi memantau rakyatnya, kali ini dia pergi ke daerah Harrah, yaitu daerah yang berbatu-batu terjal dekat kota Madinah.
Dari kejauhan terlihat nyala api, maka Khalifah Umar pun berkata, “ Itu mungkin kafilah yang karena kemalaman tidak bisa sampai ke kota, mereka terpaksa menunggu di luar kota. Mari kita melihat keadaan mereka dan mengatur penjagaan untuk mereka malam ini ! “
Mereka terkejut ketika sampai disana, ternyata ada seorang ibu dan beberapa anak kecil yang sedang menagis merengek-rengek, sedangkan wanita itu sedang memasak air di atas tungku dalam sebuah periuk.
Maka Khalifah Umar pun memberi salam, “ Assalamu’alaikum, bolehkah saya mendekat ? “, Wanita itu menjawab salam dan mempersilakan tamunya yang baru datang. Kemudian Khalifah bertanya kembali, “ Kenapa anak-anak ini menangis ?, “ Perempuan itu menjawab, “ Mereka menangis karena menahan lapar. “ selanjutnya Khalifah pun bertanya kembali,  “ Apa yang sedang engkau masak dalam periuk itu ? “ Ia menjawab, “ Periuk ini berisi air, hanya untuk menghibur anak-anak agar mereka tenang dan tertidur. Aku akan mengadu kepada Allah SWT pada hari kiamat, mengapa Amirul Mukminin tidak memperhatikan kesusahanku. “ Maka saat itu Khalifah pun menangis dan berkata,  “ Semoga Allah merahmatimu, tetapi bagaimana mungkin Umar mengetahui kadaanmu ? “ jawab wanita itu, “ Dia pemimpin kami, mmaka seharusnya dia tahu keadaan kami. “
Lalu Kahlifah Umar mengajak budaknya kembali ke Madinah. Ia mengambi sebauh karung lalu mengisinya dengan sedikit gandum, kurma, mentega, dan berepa helai pakaian , juga beberapa dirham yang diambil dari Baitul Mal, setelah karung ini penuh maka dia berkata kepada Aslam, “ Wahai Aslam, letakkan karung ini di pundakku ! “ Aku menjawab, “ Biarkan aku membawanya, ya Amirul Mukminin. “       “ tidak , letakkan saja ini di pundakku. “ Dua tiga kali Aslam memohon kepada beliau, akhirnya beliau mengatakan, “ Apakah kamu akan memikul dosa-dosaku pada hari kiamat ? Aku sendiri yang akan memikulnya, akau sendirilah yang akan ditanya pada hari kiamat. Dengan terpksa maka kuangkat karung tersebut dan diletakkan diatas pundak beliau. Dengan tergesa-gesa karung itu dipikulnya menuju ke rumah wanita itu. Sesampainya di rumah itu, beliau masukkan tepung dan sedikit mentega di tambah kurma ke dalam periuk, lalu mengadonnya dan dia sendiri yang menghidupkan apinya dan memasaknya. Setelah makanan itu masaka, dia sendiri yang menghidangkannya.
Setelah mereka makan denga kenyangnya, sementara anak-anaknya bermain penuh riang, wanita itu amat senang dan berkata, “ Semoga Allah memberimu balasan yang baik. Engkau lebih berhak menjadi khalifah dari pada Umar. “ Untuk menyenangkan hati wanita itu tadi, khalifah Umar berkata, “ Jika engkau menemui khalifah, engaku akan menjumpaiku di sana. Lalu khlifah menjauh sedkit dari wanita itu dan duduk diatas tanah agak lama.
“ Tahukah engkau wahai Aslam, kenapa aku agak lama sedkit duduk diatas tanah tersebut ? “ Jawab Aslam, “ Saya tidak mengetahui  apa maksudnya wahai Amirul Mukminin “ Maka Khalifah Umarpun mengatakan, “ Aku tadi duduk di situ, sebagaimana akau melihat mereka menagis, aku ingin melihat mereka tertawa. “




Siapakah Dajjal Sesungguhnya ?




Basren Blog.Dajjal adalah sebuah tanda akan dekatnya hari qiamat. Banyak hadits Nabi SAW yang menceritakan tentang Dajjal. Dalam Shahih Bukhari Muslim oleh Ahmad Ali, Lc dapat kit baca tentang Dajjal tersebut.

Dajjal adalah seorang pendusta yang buta sebelah mata, dia menceritakan tentang surga dan neraka. Apabila dikatakannya surga berarti neraka demikian juga sebaliknya. Di dalam sebuah hadits dari Abu Said Al Khudri, Rasulullah SAW  menceritakan : “ Ia akan datang, tetapi ia tidak bisa memasuki jalan-jalan Madinah. Kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada dekat Madinah. Lalu pada hari itu seorang laki-laki yang terbaik diantara manusia atau termasuk manusia terbaik keluar menemuinya dan berkata, “ Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah kepada kami.” Dajjal berkata,” Apa pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kalian masih meragukan perihalku?” Mereka berkata, “ Tidak!”  Ia pun membunuhnya, lalu menghidupkannya kembali. Ketika telah dihidupkan, laki-laki itu berkata, “Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya.” Dajjal hendak membunuhnya kembali, namum ia tidak kuasa melakukannya.

Salah satu tanda dimana diantara kedua matanya tertulis huruf      KAF, FA’, RA’. Disamping itu pula di kabarkan oleh Rasulullah bahwa jumlah Dajjal yang akan dibangkitkan sebanyak 30 orang yang mengaku sebagai utusan Allah, selanjutnya Madinah berguncang sebanyak tiga kali,  sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal.

Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan 70 ribu orang, mereka memakai semacam thayalisah (sejenis kain yang diselempangkan di pundak).
Pada saat terjadinya kekacauan pitnah terbesar pada manusia, maka akan muncul Isa As sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang akan membunuh Dajjal tersebut
                                                                 


Selasa, 03 September 2019

Kisah Teladan Ja’far bin Abi Thalib





Basren Blog. Pada saat awal Islam berkembang, Siksaan orang Quraisy tidak pernah berkurang terhadap kaum Muslimin. Melihat kenyataan tersebut Rasulullah mengizinkan para sahabatnya ke tempat lain. Banyak diantaranya yang hijrah ke Habasyah. Hijrah pertama ini terdiri dari 12 orang laki laki dan 5 perempuan, dilaksanakan pada bulan Rajab tahun kelima kenabian.

Setelah sampai di Habasyah, mereka mendengar tentang kemenangan umat Islam dan seluruh penduduk Makkah telah masuk Islam. Mendengar kabar yang demikian mereka amat bergembira. Kemudian mereka pun kembali lagi ke Makkah, di dalam perjalanan ketika hampir memasuki kota Makkah ternyata berita ini adalah bohong alias tidak benar. Bahkan orang Quraisy semakin memusuhi dan menyakiti umat Isam. Sebagian dari mereka ada yang kembali ke Habasyah dan ada juga yang memasuki kota Makkah dengan perlindungan beberapa tokoh Makkah.

Setelah peristiwa itu, serombongan sahabat di berangkatkan lagi sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan yang secara terpisah-pisah hijrah ke Habasyah.
Melihat hal itu maka semakin marahlah orang Quraisy. Apalagi mereka mendengar bahwa kaum muslimin hidup senang dan dan tenang. Untuk itu mereka pun mengutus diplomat terulung untuk menemui. Siapa mereka ? Tak lain dan tak bukan adalah Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amar bin ‘Ash. Mereka membawa robongan disertai hadiah-hadiah untuk diberikan kepada pembesar-pembesar negeri, para pendeta dan kepada Kaisar Nagus, Raja Habasyah.

Pada hari kedua utusan ini akan menghadap Kaisar Nagus, dan Kaum Muslimin turut serta di undang oleh raja.

Dengan wajah yang menunjukkan kewibawaan dan kerendahan hati sang Kaisar, beliau duduk di singasana kebesaran, di kelilingi oleh pembesar-pembesar negeri, pendeta agama, di hapan raja duduk kaum muhajirin Islam yang diliputi ketentraman yang diberikan oleh Allah ke dalam hatinya dan dilindungi oleh rahmat-Nya.

Kedua utusan kaum Quraisy berdiri mengulangi tuduhan mereka yang pernah mereka lontarkan terhadap kaum Muslimin di hadapan kaisar, sebelum pertemuan besar diadakan.
“ Baginda Raja yang mulia, telah nyasar  orang-orang bodoh dan tolol ke negeri paduka. Mereka tinggalkan agama nenek moyang, tetapi juga tidak untuk memeluk agama paduka. Bahkan mereka datang membawa agama baru yang mereka ada-adakan, yang tak pernah kami kenal, dan juga oleh paduka. Sungguh, kami telah diutus oleh orang-orang mulia dan terpandang di antara bangsa dan bapak-bapak mereka, paman-paman mereka, keluarga mereka, agar paduka sudi mmengembalikan orang-orang ini kepada kaumnya kembali. “
Kaisar Nagus memalingkan mukanya ke arah kaum Muslimin, seraya berkata, “ Agama apakah itu yang menyebabkan kalian meninggalkan bangsamu, dan tidak pula ingin memeluk agama kami ? “

Ja’far bi Abi Thalib bangkit dan berdiri, menunaikan tugas yang dibebankan kawan-kawannya sesame muhajirin. Dilepaskan pandangannya kepada raja Nagus yang telah berbuat baik menerima mereka.

“ Paduka yang mulia. Dahulu kami memang orang-orang yang jahil dan bodoh, kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan pekerjaan-pekerjaan keji, memutuskan silaturrahmi, dan menyakiti tetangga. Yang kuat waktu itu memakan yang lemah. Hingga masanya Allah mengirimkan Rasul-Nya kepada kami dari kalangan kami. Kami kenal asal usulnya, kejujurannya, ketulusannya dan kemuliaan jiwanya. Beliau mengajak kami untuk mengesakan Allah dan mengabdikan diri kepada-Nya, dan agar membuang jauh-jauh apa yang pernah kami sembah bersama orang tua kami dulu, berupa batu-batu dan berhala..... Beliau menyuruh kami berkata benar, menunaikan amanah, menghubungkan silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga dan menahan diri dari menumpahkan darah serta semua yang dilarang Allah……”

“ Dilarangnya kami berbuat keji dan zina, mengeluarkan ucapan bohong, memakan harta anak yatim dan menuduh berbuat jahat terhadap wanita baik-baik…. Lalu kami benarkan dia dan kami beriman kepadanya serta  kami ikuti dengan taat apa yang disampaikannya dari Tuhannya. Lalu kami beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak kami persekutukan sedikitpun, juga kami haramkan apa yang diharamkan-Nya kepada kami, dan kami halalkan apa yang dihalalkan-Nya untuk kami. “

“ Karena  kaum kami memusuhi dan menggoda kami dari agama kami, agar kami menyembah berhala lagi dan melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang pernah kami lakukan dulu. Maka ketika mereka memaksa dan menganiaya kami serta menghalangi kami dari agama kami, maka kami hijrah ke negeri paduka, dengan harapan akan mendapatkan perlindungan paaduka dan terhindar dari perbuatan-perbuatan aniaya mereka…..”
Ja’far mengucapkan untaian kalimat demi kalimat dengan mempesona, sehingga membangkitkan jiwa kaisar Nagus.

“ Apakah anda membawa wahyu yang diturunkan atas Rasulmu itu ? “ Tanya kaisar Nagus.

“ Ya, “ jawab Ja’far

“ Coba bacakan untukku “ tegas kaisar Nagus.
Dengan lantang Ja’far membacakan bagian dari surat Maryam dengan penuh khusuk dan khidmat, mendengar apa yang dibacakan oleh Ja’far, maka spontan kaisar Nagus menangis di iringi tangis juga para pembesar dan pendeta. Setelah tangis mereka reda maka kaisar Nagus berpaling pandangannya kepada utusan Quraisy dan berkata, “Sesungguhnya apa yang dibacakan tadi dan yang dibawa oleh Nabi Isa sama memancar dari satu pelita. Kamu berdua dipersilakan pergi. Demi Tuhan, kami tak akan menyerahkan mereka kepada kalian. “
Dan pertemuan iitu pun bubar. Allah menolong hamba-hamba-Nya. Sementara Utusan Quraisy tersebut kaluar dengan perasaan hina dina.

Tetapi bukan Amr bin ‘Ash namanya, dia pialang dalam diplomasi, seribu cara licik yang timbul dalam pikirannya untuk memukul kaum Muslimin. Seribu muslihat dipergunakannya, timbullah dalam otaknya akal busuk.

Karena tidak puas, mereka keesok harinya datang menghadap kepada kaisar  dengan membawa tipu muslihat dan berkata kepada kaisar Nagus, “ Wahai paduka raja Nagus. Orang-orang Islam itu mengucapkan sesuatu yang keji yang merendahkan kedudukan Isa….” Katanya.

Kalimat pendek itu membuat kaisar Nagus kesal dan pembesar serta pendeta gempar dan geger, sehingga orang-orang Islam ini dipanggil kembali untuk mendengarkan bagaimana pandangan Islam tentang Isa al-Masih.

“ Kami akan mengatakan tentang Isa a.s sesuai keterangan yang dibawa Nabi kami Muhammad SAW, bahwa Ia adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya serta kalimah-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh dari-Nya…”

Kaisar Nagus bertepuk tangan tanda setuju, seraya mengumumkan, memang demikianlah yang dikatakan al-Masih tentang dirinya. Tetapi, pada deretan para pembesar agama yang lain terjadi hiruk pikuk, seolah-seolah memperlihatkan ketidak setujuan mereka. Namun, kaisar Nagus tak memperdulikannya.

“ Silakan Anda semua tinggal bebas di negeri kami. “ katanya kepada kaum Muslimin. “ Dan siapa berani mencela dan menyakiti Anda, maka orang itu akan mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. “

Kemudian kaisar Nagus berpaling kepada para pembesarnya, lalu sambil mengisyaratkan dengan telunjuknya kea rah kedua utusan kaum Quraisy itu ia berkata, “ Kembalikan hadiah-hadiah itu kepada kedua orang ini ! Aku tak membutuhkannya. Tuhan tak pernah mengambil uang sogokan dariku dikala Dia mengaruniakan tahta ini kepadaku. Karena itu akupun tak akan menerimanya dalam hal ini. “

Maka mereka pun memulai hidup baru dibawah pimpinan Ja’far sampai saatnya Allah mengizinkan mereka kembali kepada Rasul mereka.


Senin, 02 September 2019

Kisah Ya'juj wa Ma'juj




Basren Blog. Hadits Nabi SAW dari Hudzaifah Al-Ghifari r.a berkata, “ Nabi SAW muncul dihadapan kami ketika kami sedang membayangkan Hari Kiamat. Beliau bersabda, “ Apa yang kalian bayangkan?”  Mereka menjawab, “ Kami membayangkan Hari Kiamat.” Beliau bersabda, “ Hari Kiamat tidak akan datang hingga kalian sebelumnya melihat sepuluh tanda. Lalu beliau menyebutkan asap, dajjal, binatang melata, matahari terbit dari barat, turunnya Isa bin Maryam dan Ya’juj dan Ma’juj, adanya tiga gerhana : gerhana di timur, gerhana di barat, dan gerhana di Jazirah Arab. Ada api yang keluar dari Yaman yang mengusir manusia menuju Padang Mahsyar mereka.” (HR.Muslim, Tirmidzi dan Abu Dawud).

Berita tentang Ya’juj dan Ma’jud amat sedikit, dan ini termasuk berita ghaib terjadi pada saat Isa AS turun. Penjelasan tentang Ya’juj dan Ma’jud seperti terdapat didalam Al Qur’an Surat Al Kahfi ayat 94-97
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
“ Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.

Juga terdapat di dalam Surat Al Anbiya ayat 96 :
                                                                                                       
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.”

Dalam Shahih  Muslim disebutkan “ Kemudian datanglah kepada Isa bin Maryam suatu kaum yang dijaga oleh Allah darinya, lalu dia mengusap wajah mereka dan menjelaskan derajat mereka di surga. Ketika ia melakukan hal seperti itu, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Isa bahwa Aku telah mengeluarkan suatu kaum-Ku, yang tidak seorang pun tatkala dekat dengannya dapat menghindar pembunuhannya. Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dari setiap tempat yang tinggi. Lalu mereka yang berjalan di depan melewati laut yang luas dan mereka meminumnya. Rombongan berikutnya yang melewati laut itu berkata,     “ Dulu di tempat ini pernah ada airnya.” Lalu Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya mengurung diri hingga kepala singa bagi salah seorang di antara mereka lebih berharga dari pada seratus dinar bagi salah seorang di antara kalian pada saat ini. Lalu Isa dan sahabat-sahabatnya berdo’a, hingga Allah mengirimkan binatang seperti ulat yang keluar dari hidung onta yang menjaga mereka, hingga mereka (Ya’juj dan Ma’juj) mati seperti kematian satu jiwa (bertumpuk-tumpuk). Kemudian Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya turun ke bumi, maka mereka tidak mendapatkan di bumi tempat sejengkal pun kecuali telah dipenuhi oleh bau busuk mereka, lalu Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya memohon kepada Allah, hingga Allah mengutus seekor burung seperti leher onta yang besar perutnya, lalu membawa mereka dan melepas mereka di tempat yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang tidak ada rumah dan binatang berbulu yang menghalangi turunnya, lalu membersihkan bumi hingga meninggalkan seperti cermin yang licin. Kemudian dikatakan kepada bumi, keluarkan buah-buahanmu dan kembalikan barakahmu. Maka pada saat itu burung-burung memakan buah delima dan mereka berlindung di bawah kepala burung itu mendapatkan barakah susu, hingga susu seekor onta yang melahirkan cukup untuk seribu orang, susu seekor sapi cukup untuk kabilah manusia, dan susu seekor kambing cukup untuk sekelompok manusia. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang segar, lalu menerpa di bawah ketiak mereka dan menangkap roh setiap orang mukmin dan Muslim. Maka tinggallah orang-orang jahat mereka saling membunuh di dalamnya seperti pembunuhan yang dilakukan oleh keledai, maka Hari Kiamat pun menimpa mereka.” Sedangkan dalam hadits Abu Sa’ad dengan sanad yang marfu’ dikatakan “ Pintu penghalang Ya’juj dan Ma’juj dibuka, maka dia menyebar ke pejuru bumi hingga orang-orang Islam ketakutan, lalu mereka (Ya’juj dan Ma’juj) menyerang penduduk bumi. Lalu salah seorang di antara mereka berkata, “ Kita telah terbebas dari penduduk bumi.” LLalu sebagian mereka mengarahkan penyerangannya ke langit, lalu anak panahnya kembali dengan berlumuran darah. Maka mereka berkata, “ Kita telah membunuh penghuni langit.” Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan seekor binatang seperti ulat yang keluar dari hidung onta, lalu menyerang leher mereka hingga mereka mati seperti matinya ulat, yaitu tubuh mereka bertumpuk-tumpuk.”

Dari paparan tersebut diatas dapat disimpulkan sebagaimana yang disimpulkan oleh penyusun buku “ Sejarah Otentik Zulqarnain Panglima, Penakluk dan Raja yang Shahih olah Muhammad Khair Ramadan Yusuf sebagai berikut ;

“Saya berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj tidak harus suatu kaum tertentu dan bangsa manusia tertentu. Tetapi kata Ya’juj dan Ma’juj  merupakan kata yang dimutlakkkan kepada kaum-kaum yang bengis dan membuat kerusakan di muka bumi. Orang-orang seperti mereka telah ada sejak zaman Zulqarnain,  dimana mereka tidak bisa lagi melakukan pengrusakan kehidupan orang lain itu tatkala dibangun benteng yang menghalangi mereka,serperti yang difirmankan oleh Allah dalam Surat Al Kahfi ayat 94 :
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Pada saat itu, kaum perusak itu tidak menemukan jalan  untuk menyeberangi benteng itu seperti difirmankan oleh Allah dalam Suarat Al Kahfi ayat 97 :
“ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.”


                                        

Minggu, 01 September 2019

Adab Minum Dalam Islam


Baik, sebelum saya menulis artikel ini lebih lanjut lebih baiknya saya mengucapkan salam terlebih dahulu pada temen - temen semua yg sudah mampi di website saya ini.

Assalamualaikum wr wb. Sebelumnya saya berterimakasih pada temen - temen yg sudah membaca blog saya ini dari sekian pilihan yg ada pada google.

Sunnah - Sunnah Dalam Minum

Minum adalah sebuah kegiatan kita sehari - hari atau sebuah kebutuhan wajib kita bagi manusia, dalam ini minum bisa di kategorikan apa saja, yaitu sebuah cairan. Dalam minum sesuia ajaran Nabi kita muhammad SAW tentu ada tata cara atau sunnah dalam meminum yg baik.

Masih banyak sebagian umat islam yg masih belum tau caranya minum yg baik dan benar sesuai ajaran nabi kita. Berikut kita sama - sama belajar dan memberikannya sunnah - sunnah dalam minum;

1. Niat

Tidak cuman hanya solat atau puasa dll kita niat. Namun minum juga harus di dasari dengan niat supaya cairan yg masuk dalam tubuh kita bermanfaat baik dan di tinjukan juga untuk beribadah kepada Allah SWT.

2. Baca Doa

Tidak usah kita membaca dengan doa yg terlalu panjang, dengan mengucapkan basmallah sudah cukup. Dengan menucap basmallah di tunjukan kepada Allah SWT, merupakan nilai ibadah.

3. Minum Dengan Tangan Kanan

Sangatlah di sunnahkan untuk minum dengan menggunakan tangan kanan. Untuk itu rosullah juga memperintahkan kita untuk selalu mengingatkan selalu kepada si anak untuk selalu makan dan minum menggunakan tangan kanan. 

4. Tidak Bernafas Dan Menuip Air Minum

Dalam Hadits Riwayat Bukhari No 5630 dan Muslim No 263, menerangkan bahwa jika kalian minum janganlah bernafas dalam wadah air minumnya. Jadi dalam hadits ini dari sunnah rosullah saw menerangkan jika kita minum sebaiknya janganlah bernafas dan meniup air minumnya.

5. Minum Dengan Posisi Duduk

Hadits Riwayat Ahmad No 8135, Rasullah SAW bersabda yg menjelaskan bahwa tidak boleh minum sambil berdiri, yg jika ada yg minum sambil berdiri untuk membantu memutahkannya. Dari penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bahwa minum sambil duduk sangat di anjurkan atau di sunnahkan. Jika kita bisa minum sambil duduk sebaiknya minum sambil duduk lah.

6. Menutup Wadah Air Dalam Malam Hari

Kita di anjurkan atau di sunnahkan untuk menutup wadah air dalam malam hari. Karena dalam sebuah hadits menjelaskan bahwa wadah air yg tidak tertutup akan menjadi penguraian untuk bibit - bibit penyakit. Dengan menutup wadah air kita juga bisa mencegah terlebih dahulu yg sebelum nantinya malah terkena penyakit dari air yg kita minum.

6. Minum Dengan Minuman Yang Ada Dan Tidak Mencelanya

Kita harus mengajarkan kepada si anak untuk makan apa yg ada dan tidak mencela makanan tersebut, walaupun makanan tersebut tidak enak. Jika kita mencelanya termasuk berbuatan yg tidak baik.