kode iklan

Minggu, 29 September 2019

Pandangan Islam Terhadap Facebook

Basren Blog. Sebelum kita membahas lebihebook lanjut tentang pandangan Islam terhadap facebook tentu ada baiknya kita lihat sejarahnya, dan manfaatnya.


1.    Sejarah Facebook

Pada bulan Pebruari 2004 peluncuran pertama Facebook oleh Facebook , Inc. Facebook ini merupakan sebuah layanan jejaraing sosial dan dalam bentuk situs web. Pada Januari 2011, Facebook memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnya. Nama ini diambil dari nama buku  yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh administrasi universitas di AS dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa ilmu komputer: Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.      An ggotanya semula untuk   mahasiswa Harvard saja, kemudian karena banyaknya permintaan untuk menjadi anggota maka diperluas ke perguruan lain di Boston,            Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun.

Pergerakan dan popularitas Facebook semakin tumbuh dari hari ke hari. Dari berbagai penjuru, warga dunia menggunakan fasilitas ini, termasuk Indonesia. Menurut angka statistik, pada 16 Maret 2009 jam 14. 00 WIB, ada 2.235.280 orang yang menyatakan warga Indonesia di Facebook.2

2.    Manfaat Ficebook Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Di antara manfaat Facebook adalah sebagai berikut: 
a. Sebagai sarana dakwah
Facebook bisa digunakan sebagai sarana dakwah yang bagus di tengah keringnya ilmu dan informasi tentang Islam  yang benar, sehingga betapa banyak orang mendapatkan hidayah disebabkan membaca artikel di Facebook atau diskusi di Facebook.
b. Wadah silaturrahmi
Facebook bisa digunakan sebagai wadah untuk menyambung silaturrahmi antara sesama teman, orang tua, kerabat, murid, atau guru dan ajang untuk mencari kawan lebih banyak lagi yang itu hukum asalnya adalah boleh-boleh saja.
c. Menyimpan file/tulisan
Tulisan yang disimpan di komputer bukan tidak mungkin akan hilang saat komputer terkena virus. Akan tetapi, jika disimpan di Facebook, maka file tersebut tetap akan selamat selama account masih aktif.

3.    Kemudharatan Ficebook
Di antara keburukan Facebook adalah sebagai berikut: Kecanduan
Karena asyiknya berbalas atau chatting sehingga lupa dengan tugas  dan kewajibannya, bahkan lupa atau lalai dengan aturan agama.
b.    Wadah maksiat
Media ini dimanfaatkan oleh penggunanya sebagai wadah untuk berbuat maksiat baik berupa ghibah, fitnah, pacaran dan lain sebagainya.
c.    Gambar foto
Banyak   diantara mereka yang memanfaat media ini untuk menampilkan foto-foto yang berbau prornografi, sehingga membuat anak muda tergiur untuk melihatnya.

4.    Hukum Islam dalam Peggunaan Ficebook
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah berkata, “Pembagian yang benar mengenai sikap dalam menghadapi penemuan modern Barat terbagi menjadi empat macam:
Ø  Meninggalkan penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya.
Ø  Menerima penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya
Ø  Menerima yang berbahaya dan meninggalkan yang bermanfaat.
Ø  Mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya.

Oleh karena itu sebagai seorang Muslim hendaknya dapat bersikap Mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya, dan itulah sikap yang benar dalam menghadapi penemuan modern oleh pihak Barat.

Jadi bagaimana hukumnya menggunakan Facebook oleh umat Islam ?
Ada Kaedah Fiqih yang dapat kita terapkan yaitu
الاَ صْلُ فِي الاَ شْيَاءِ الاِ بَا حَةَ حَتَّى يَدُ لَّ الدَّ لِيْلُ عَلِى التَحْرِ يْمِ
“ Hukum asal segala sesuatu itu adalah kebolehan sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya. “
Namun, bila kita telaah kaidah-kaidah fiqhiyyah yang telah mapan, dapat kita temukan beberapa argumentasi yang menunjukkan hukum asal penggunaan Facebook adalah boleh.



Khutbah Jum'at Belajar Dari Kesombongan Fir'aun




Belajar Dari Kesombongan Fir’aun

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَرْسَلَهُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدِاعِياً اِلَى اللهِ بِاِذْنِهِ وَسَرَاجًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً اُعِدُّهَا لِلِقَا ئِهِ ذَخْرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَرْفَعُ الْبَرِيَّةِ قَدْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَمَّا بَعْدُ) يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
Kaum Muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pada hari ini kita semua masih diberikan nikmat oleh-Nya, sehingga dengan itu semua kita dapat melaksanakan perintah-Nya untuk melaksanakan shalat Jum’at berjama’ah di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan ke atas junjungan alam, Rasulullah SAW, beserta keluarga, para sahabatnya yang dengan keimanan kuat kepada Allah SWT, dengan pengorbanan jiwa dan harta benda mereka sihingga Islam jaya dan sampailah ajarannya ini  kepada kita dan semoga dapat dipertahankan oleh anak cucu kita dengan lafadz kalmiat      لا اله الا الله محمد الرسولله kita semua semoga menjadi umatnya Muhammad  SAW dan merupakan umat akhir zaman.
Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan kami menyampaikan Khutbah Jum’at dengan judul Belajar dari kesombongan Fir’aun.
Ma’a Syiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Hendaknya kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan terus berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi semua larangan-Nya.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari-hari yang terus berlalu dengan berbagai peristiwa padanya agar kita bisa mengambil pelajaran.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari hari dimana pada hari-hari itu Allah SWT membantu para wali-Nya agar rasa syukur tetap tumbuh dalam hati kita.
Hendaknya kita ingat akan hari-hari dimana saat itu Allah SWT menimpakan kehinaan, kekalahan, kehancuran dan kebinasaan kepada orang-orang yang terus memusuhi para wali Allah SWT juga orang-orang yang membantu mereka. Dengan senantiasa mengingat ini, rasa takut kepada azab Allah akan terus ada dan menghalangi dari perbuatan maksiat dan mebuat kita terus berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan kita.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sungguh kemenangan dan pertolongan yang diberikan oleh Allah kepada para wali-Nya disetiap tempat dan waktu adalah merupakan bentuk pertolongan terhadap al-haq dan anugerah kenikmatan bagi setiap insan yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Namun sebliknya bagi orang-orang kafir , pertolongan itu merupakan penghinaan terhadap semua kebathilan dan siksaan terhadap orang-orang kafir yang tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Perhatikanlah ketika Allah SWT mengirimkan Nabi Musa as kepada Fir’aun dengan membawa berbagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, namun Fir’aun tetap dalam kesombongan dan menolak dakwahnya. Bahkan dengan sombongnya, dia mengaku diirinya sebagai tuhan.
Nabi Musa datang mendakwahinya agar mentauhidkan Allah SWT, Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi, namun Fir’aun menolak dan mengingkari dakwah tersebut  dan mengatakan :
قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣
“ Fir´aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu? “ ( QS.Asy-Syu’ara : 23 ).
Pengingkaran ini dijawab oleh Nabi Musa as
قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ٢٤
“ Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya"          ( QS.Asy-Syu’ara : 24 ).
Jawaban Nabi Musa ini seharusnya bisa menyadarkannya terhadap kekuasaan Rabb, namun ternyata Fir’aun memberikan reaksi sebaliknya. Mendapat respon seperti ini, Nabi Musa as lalu mengingatkan Fir’aun aka asal usulnya. Nabi Musa as mengingatkan bahwa Fir’aun itu diciptakan oleh Allah dari semula tidak ada menjadi ada, kemudian akan kembali kepada Rabb, sebagaimana nenek moyangnya.
Mendengar jawaban ini, Fir’aun terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi. Namun kesombongannya telah menghalanginya dari keimanan. Ketika Fir’aun tidak mampu lagi menjawab dan membantah Nabi Musa as, maka dia mulai melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang sombong sebelumnya. Dia berusaha menjauhkan kaumnya dari dakwah Nabi Musa as dengan menuduhnya orang gila dan mengancam akan memenjarakan Nabi Musa as jika terus mendakwahkan ajarannya kepada Bani Israil. Akan tetapi tuduhan dan ancaman ini tidak menyurutkan langkah Nabi Musa as dalam berdakwah. Sementara Fir’aun tetap dalam kekufurannya meski terus didakwahi.
Kaum Muslimim Yang Berbahagia.
Akhirnya, Allah SWT membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya dengan cara ditenggelamkan. Dalam kronologi tenggelamnya mereka dikisahkan bahwa awalnya Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa as dan pengikutnya agar pergi   meninggalkan Mesir pada malam hari. Kabar kepergian Nabi Musa as beserta pengikutnya terdengar oleh Fir’aun yang tentu tidak akan membiarkan mereka lolos. Fir’aun mengumpulkan bala tentaranya dan mengarahkan mereka untuk menyusul dan menangkap mereka. Mereka bergerak kearah Nabi Musa as dan pengikutnya yaitu kearah Laut Merah. Saat kedua kelompok tersebut sudah saling melihat, Fir’aun dan bala tentaranya begitu bersemangat, sebaliknya pengikut Nabi Musa as berada dalam kekhawatiran. Saat-saat menegangkan ini diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 61-66 :
فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ ٦١ قَالَ كَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ ٦٢ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣  وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٤ وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ ٦٥  ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٦
“ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul" Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. “
Subhanallah, air laut yang cair dan mengalir, tiba-tiba dengan kekuasaan dan dengan perintah Allah SWT bisa membentuk jalan yang memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya untuk lewat. Saat Nabi Musa dan pengikutnya sudah melintasi lautan tersebut sementara Fir’aun dan bala tentaranya masih berada di tengah lautan, Allah SWT mengembalikan tabiat air tersebut sehingga tenggelamlah Fir’aun beserta bala tentaranya . Itulah azab yang Allah tampakkan kepada Fir’aun yang sombong yang tidak mau menerima dakwah Nabi Musa as.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari kisah tersebut diatas, mari kita renungkan apa pelajaran yang dapat kita petik.
Pelajaran pertama adalah awalnya Fir’aun sangat takut dengan akan munculnya orang yang akan menentang kekuasaannya . Oleh karena itu, dia melakukan antisipasi dengan membunuh semua anak laki-laki dari Bani Israil. Namun Allah berkehendak lain, Nabi Musa as saat kecilnya justru tumbuh dan berkembang dilingkungan Fir’aun. Allah berkehendak menyelamatkan Nabi Musa as dari kebrutalan Fir’aun.
Pelajaran kedua yaitu Allah menjadikan air laut yang cair menjadi beku dengan kekuasaan-Nya dan membentuk jalan-jalan yang bisa dilewati oleh Nabi Musa as dan pengikutnya. Namun saat Fir’aun  berada dipertengah jalan yang baru terbentuk dari air laut tersebut, Allah perintahkan air laut untuk kembali kepada tabiat asalnya , sehingga tenggelamlah Fir’aun dan bala tentaranya.
Pelajaran ketiga adalah munculnya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada makhluknya merupakan nikmat yang harus disyukuri. Sebab pertolongan Allah pada wali-Nya dan membinasakan hambanya yang zalim dan menentang Rasul-Nya  merupakan pelajaran bagi umat manusia bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Semoga Allah memberikan kepahaham untuk kita semua dan dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut diatas,

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Abdullah bin As-Sa’ib




Basren Blog. Nama lengkapnya Abdullah bin as-Sa’ib bin Abi as-Sa’ib al-Makhzumi al-Qurasyi, salah seorang sahabat muda Nabi Muhammad SAW dan termasuk muqri ahli Makkah (guru al-Qur’an bagi penduduk Makkah). Beliau memiliki beberapa riwayat hadits dari Nabi SAW.

Para sahabat Nabi SAW adalah generasi terbaik umat ini. Satu generasi yang memiliki semangat menggebu dalam mempelajari agama Allah dan mengamalkannya dalam kehidupan. Fakta ini dapat dilihat dalam perilaku mereka.

Misalnya, jika mereka tidak mendengar hadits tertentu dari Rasulullah SAW secara langsung, karena umurnya masih kecil , atau karena diutus oleh Rasulullah SAW untuk pergi berjihad     , atau mengajarkan al-Qur’an kepada suatu kaum,  ataupun karena melaksanakan kewajiban seperti mencari nafkah, maka mereka pun tidak tinggal diam. Mereka akan menanyakan dan mendengarkan langsung dari Rasulullah SAW.
Demikian pula halnya dengan Abdullah bin as-Sa’ib r.a. Beliau pernah belajar dan mengambil hadits dari Rasulullah SAW, mempelajari al-Qur’an dari Ubay bin Ka’b r.a dan meriwayatkan hadits darinya pula. Abdullah bin as-Sa’ib r.a  juga meriwayatkan hadits Nabi SAW dari Umar bin Khattab r.a.

Setelah masa studi beliau berlalu dan sudah memiliki ilmu yang cukup, maka beliau berdakwah menyampaikan dan mengajarkan ilmu kepada khalayak ramai. Banyak murid yang belajar dan menimba ilmu dari Abdullah bin as-Sa’ib r.a. Diantaranya banyak yang menjadi ulama besar, seperti Mujahid bin Jabr (salah seorang imam dalam bidang qira’ah dan tafsir}, Atha bin Abi Rabah (salah seorang ahli fiqih) dan banyak yang lainnya.
Semua sahabat Nabi adalah orang-orang terpercaya dalam urusan agama. Mereka telah mendapatkan pujian dan rekomendasi darI Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman di dalam Qur’an Surat at-Taubah ayat 100 :
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٠٠
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. “
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :
لَّقَد تَّابَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلنَّبِيِّ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ ٱلۡعُسۡرَةِ    
Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan. “ (QS.at-Taubah ayat 117).
Dua ayat tersebut menunjukkan Allah SWT telah merekomendasikan dan ridha kepada para sahabat Nabi SAW dan ridha kepada orang-orang mengikuti mereka dengan baik. Rasulullah SAW juga bersabda :
حَيْرُكُمْ قَرْنِي ، ثُمَّ الَّذِ يْنَ يَلُو نَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِ يْنَ يَلُو نَهُمْ
“ Sebaik-baik masa adalah masaku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. “ (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi SAW telah memberi tazkiyah, memuji para sahabatnya yang hidup pada masanya sebagai generasi sebaik-baik generasi.
Abdullah bin as-Sa’ib r.a merupakan salah seorang dari mereka yang dipuji Allah dan Rasul-Nya, dan andai kata tidak ada seorang pun di dunia ini yang memujinya, maka ini sudah cukup dua pujian dan rekomendasi dari Allah dan Rasul-Nya di atas sebagai dalil yang menganjurkan kemuliaan dan tingginya  kedudukannya di sisi Allah SWT dan Rasul-Nya.

Mujahaid bin Jabr r.a pun memujinya, ia mengatakan :
كُنَّا نَفْخَرُ عَلَى ى النَّاسِ بِقَرِئِنَا عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّا ئِبِ
“ Kami dulu bangga dengan ahli qira’ah kami, yakni Abdullah bin as-Sa’ib. “
Kemudian beliau wafat di kota Makkah pada masa pemerintahan Abdullah bin az-Zubair r.a
           


Minggu, 22 September 2019

‘Amr bin Tsabit bin Waqsy


  
Basren Blog. Kemenangan yang sudah di depan mata menjadi sirna. Pasukan musyrikin yang dipimpin komandan ulungnya Khalid bin Walid berhasil memukul pasukan Muslimin, dan akhirnya berhasil menceraiberaikan dan mengalahkan kaum Muslimin atas hikmah yang Allah SWT kehendaki. Allah SWT berfirman di dalam Surat Ali Imran ayat 166-167 :
وَمَآ أَصَٰبَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٦٦ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُواْۚ وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالٗا لَّٱتَّبَعۡنَٰكُمۡۗ هُمۡ لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَئِذٍ أَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡإِيمَٰنِۚ يَقُولُونَ بِأَفۡوَٰهِهِم مَّا لَيۡسَ فِي قُلُوبِهِمۡۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُونَ ١٦٧
“ Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. “

Akhirnya, kaum Muslimin mengalami kekalahan yang mengandung hikmah besar yang dikehendaki oleh Allah . Kekalahan dalam perang ini identik dengan banyaknya korban yang jatuh yaitu sebanyak 65 sahabat Nabi SAW yang menjadi syuhada, diantaranya adalah Amr bin Tsabit bin Waqsy termasuk orang tuanya yang telah lanjut usia yang bernama Tsabit bin Waqsy.

Pembahasan kita kali ini adalah Amr bin Tsabit bin Waqsy.Siapakah Amr bin Tsabit bin Waqsy  sebenarnya ?

Amr bin Tsabit bin Waqsy al-Anshari al-Ausi al-Asyhali. Ibunya bernama Lubabah binti al-Yaman. Amr adalah putra dari saudara perempuan Hudzaifah al-Yamani dan dia sering disebut dengan nama panggilan Ushairim Bani Abdil-Asyhal.

Imam Ibnul Atsir rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya dalam Usudul Ghabah (3/699) melalui jalan Muhammad  bin Ishaq dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “ Beritahukan kepadaku tentang orang yang masuk surga, namun ia belum pernah sama sekali mengerjakan shalat karena Allah SWT. Ternyata orang-orang tidak mengetahuinya, maka ia berkata, dia adalah Ushairim Bani Abdul Asyhal, ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy. Ia dahulu menolak Islam. Namun, pada hari terjadinya Perang Uhud, ia tertarik terhadap Islam dan memeluk Islam. Kemudian dia mengambil pedangnya dan berjumpa dengan orang-orang. Ia memasuki medan peperangan. Ia berperang dan luka-luka, maka ia menghentikan diri, lalu beberapa orang dari Bani Abdul Ashal  keluar untuk mencari-cari orang-orang mereka dalam peperangan tersebut.

Mereka terkejut menemukan ‘Amr bin Tsabit bin Wasqy pada tempat orang-orang yang sahid , maka orang-orang pun bertanya, “ Ini ‘Amr, mengapa dia ada disini ? Apa yang menyebabkan engkau berada di sini, wahai ‘Amr ? Apa karena simpati kepada kaummu (suku Aus yang berperang menghadapi  suku Quraisy ) atau keinginan masuk Islam ?“ maka ‘Amr bin Tsabit bin Wasqy pun menjawab, “ Justru aku ke sini karena cinta terhadap Islam. Aku telah memeluk Islam. Akupun berjuang hingga terkena luka-luka seperti yang kalian lihat. “ Tak seberapa lama kemudian ia pun meninggal dunia.

Hal ini di ceritakan para Sahabat kepada Rasulullah SAW, Beliau pun bersabda, “ Ia   termasuk penghuni Surga. “




Rabu, 18 September 2019

Bagaimana Cara Dakwah Nabi Muhammad SAW




Basren Blog. Priode Dakwah Rasulullah SAW yang pertama adalah Priode Makkah. Priode ini berjalan selama tiga belas tahun, yang terbagi kepada tiga yaitu (1) dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun, (2) dakwah secara terang-terangan  ditengah penduduk Makkah, yang dimulai sejak tahun keempat dari Nubuwwah (masa kenabian) hingga akhir tahun kesepuluh, dan (3) Dakwah di luar Makkah dan penyebarannya sampai hijrah di Madinah.
Priode Madinah adalah priode kedua, berjalan selama sepuluh tahun. Dan periode Fathu Makkah (penaklukan Makkah), dimulai sejak perjanjian Hudaibiyah sampai Rasulullah SAW meninggal dunia, dan selanjutnya diteruskan oleh para sahabat.
Pentingnya Dakwah
Dakwah adalah pilar utama didalam penyampaian risalah kenabian. Di dunia ada dua warisan kerja yang amat penting bagi umat manusia.
Pertama adalah kerja Nubuwwah. Kerja ini adalah suatu usaha untuk mendatangkan qudrat dan hidayah dari Allah SWT. Untuk melakukan kerja ini diperlukan sifat-sifat yang mulia seperti sabar, tawadhu, tawakkal, qana’ah dan sebagainya. Untuk mendapatkan sifat ini kita harus istiqamah di jalan Allah.
Kerja Nubuwwah adalah mengajak taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagimana kehidupan pada zaman para sahabat. Penguasa tidak perlu turun dari kekuasaannya. Usaha dakwah tidak memerlukan kerajaan ataupun menurunkan raja dari tahtanya. Dakwah hanya menginginkan bagaimana para raja berperan serta dalam usaha ini dan memasyarakatkan usaha dakwah ke dalam kerajaannya.
Kedua kerja Hukumah yaitu kerja untuk memperoleh keuntungan diri sendiri. Usaha ini mengajak manusia untuk mengambil manfaat dunia berupa harta, pangkat, jabatan dan sebagainya.
Tugas orang yang beriman adalah mengajak manusia untuk taat kepada Allah dan Rasul-nya Muhammad SAW, sehingga degan dakwah hidayah akan tercurah keseluruh alam ini dan Islam dapatlah menjadi rahmatan lil ‘alamin.



Kisah Penghuni Gua dan Tawasul Dengan Amal Saleh


Basren Blog. Suatu ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada   sebongkah batu besar jatuh menutup mulut gua dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian, salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain, “ ingat-ingatlah amal saleh yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap rida Allah semata. 

Setelah itu, berdo’a dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal saleh tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian.” Kemudian salah seorang dari mereka berkata, “ Ya Allah, Ya Tuhanku, dulu aku mempunyai dua orangtua yang sudah lanjut usia. Selain itu, aku juga mempunyai seorang istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku menghidupi mereka dengan mengembalakan ternak. Apabila pulang dari mengembala, akupun segera memerah susu dan aku dahulukan untuk kedua orang tuaku. Lalu aku berikan air susu tersebut kepada kedua orangtuaku sebelum aku berikan kepada anak-anakku. Pada suatu ketika, tempat pengembalaanku jauh, hingga aku baru pulang pada sore hari. Ternyata aku mendapati kedua orangtuaku sedang tertidur pulas. Lalu, aku seperti biasa, aku segera memerah susu. Aku berdiri di dekat mereka karena tidak mau membangunkan tidur mereka. Akan tetapi, aku juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anakku sebelum diminum oleh kedua orangtuaku, meskipun mereka, anak-anakku, telah berkerumun di telapak kakiku untuk meminta minum karena sangat lapar. Keadaan tersebut aku dan anak-anakku jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap rida-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit !”  Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat melihat langit.

 Orang kedua dari mereka berdiri sambil berkata, “ Ya Allah, dulu aku mempunyai seorang sepupu perempuan ( anak perempuan paman ) yang aku cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika aku pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga aku dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah susah payah mengumpulkan uang seratus dinar,  akhirnya akupun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika aku berada di antara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata, “ Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu (menikah). “ Maka akupun bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah sesungguhnya Engkaupun tahu bahwa aku melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan rida-Mu. Oleh karena itu bukakanlah suatu celah lubanh untuk kami! “  Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. 

Seorang lagi berdiri dan berkata, “ Ya Allah, ya Tuhanku, dulu aku pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawahku dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya , ia pun berkata, “ Berikanlah hakku kepadaku!” Namun akau tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa jengkel dan pergi. Setelah itu, akupun menanami sawahku sendiri hingga hasilnya dapat aku kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi  dan menggaji beberapa pengembalanya. Selang beberapa lama  kemudian, orang yang haknya dahulu tidak aku berkan datang kepadaku dan berkata, “ Takutlah kamu kepada Allah janganlah berbuat zalim terhadap hak orang lain!” Lalu aku berkata kepada orang tersebut, “ Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para pengembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu!” Orang tersebut menjawab, “ Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku!” Kemudian aku katakan lagi kepadanya’     “ Sungguh aku tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengembalanya untukmu!” Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah aku lakukan dahulu hanya untuk mencari rida-Mu. Oleh kara itu, bukalah bagian pintu gua yang belum terbuka!”  Akhirnya Allah pun membukakan sisa untuk mereka.



Bagaimana Adab Istinja Menurut Islam



Istinja adalah keluarnya sesuatu dari dua pintu. Sahnya shalat karena wudhuk dan sahnya wudhuk karena istinja.
Islam amat memperhatikan tentang kebersihan, dengan diketahuinya adab-adab istinja dari barbagai sumber maka sunnah-sunnah Rasulullah SAW telah kita laksanakan, maka si pelaksananya akan mendapatkan nilai ibadah.
Bagaimana Adab Istinja Menurut Islam
Anjuran dalam beristinja
1.    Masuk WC dengan kaki kiiri lebih dahulu (Tirmidzi). Usahakan dengan alas kaki untuk masuk untuk menghindari kotoran (Imam Nawawi).
2.    Sebelum masuk WC disunnahkan membaca do’a :
اَللَّهُم َّاِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَا ئِثِ
Artinya : “ Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syetan laki-laki dan wanita. “ (Bukhari,Muslim).
3.    Keluar WC melangkahkan kaki kanan lebih dahulu dan membaca do’a :
غُفْرَا نَكَ
Artinya : “Aku memohon ampun kepada-Mu” (hadist ini diriwayatkan oleh suruh penyusun kitab Sunan, kecuali Nasai).
4.    WC adalah tempat berkumpulnya syetan, mudharat berlama-lama di dalamnya. Jika selesai hajatnya, secepatnya keluar dari WC (Nasai, Ibnu Majah).
5.    Dianjurkan bertutup kepala ketika  di dalam WC, dan baru membukanya jika perlu dan membasahi rambut kita (Ibnu Said), Jika tidak ada penutup kepala, hendaknya ditutup dengan lengan baju (Imam Nawawi).
6.    Buang air hendaknya dengan duduk, jangan berdiri. Buang air berdiri adalah perbuatan Yahudi dan Nasrani (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai). Cara duduk beristinja adalah bertumpu diatas kaki kiri dan kaki kanan tegak di atas tanah, hal ini untuk memudahkan najis keluar dan mengistirahatkan anggota tubuh utama, seperti lambung dsb. (Imam Nawawi).
7.    Hendaknya beristinja hanya dengan tangan kiri, jangan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai).
8.    Sunnah menghemat air, gunakan secukupnya. Nabi SAW biasa menggunakan air dengan ukuran seperti air wudhuk, air buang air, dan untuk mandi (Tirmidzi)
9.    Hati-hati dengan cipratan air kencing, terutama ketika kencing berdiri. Banyak orang disiksa di dalam kubur karena tidak berhati-hati ketika istinja dan tidak sempurna ketika berwudhu (Bukhari,Muslim,Ibnu Majah).

Larangan Dalam Istinja
1.    Jangan membawa lafazh “ Allah “ dan “ Muhammad “ atau ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam WC (Nasai).
2.    Jangan membuang hajat dengan menghadap kea rah kiblat dan jangan membelakanginya. Menghadaplah selain ke kedua arah tadi. Boleh membelakangi atau menghadap kiblat, bila di dalam bangunan, itu pun kalau terpaksa (Bukhari,Muslim,Tirmidzi,Nasai).
3.    Jangan berbicara atau berkomunikasi di dalam WC (Abu Dawud,Ibnu Majah). Menjawab salam pun tidak boleh ketika di WC, menjawabnya cukup dengan isyarat (Muslim, Tirmidzi, Nasai).
4.    Tidak boleh berdua di dalam kamar mandi, kecuali suami istri (Abu Dawud, Ibnu Majah).
5.    Tidak boleh beristinja dengan tulang atau kotoran hewan yang kering, benda-benda itu adalah makanan jin (Muslim,Nasai).
6.    Jangan buang air di lubang-lubang tanah, karena mungkin tempat tinggal jin. Jangan di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di sumber air, di pemandian, di bawah pohon yang berbuah atau di air yang mengalir (Muslim, Tirmidzi).
7.    Tidak disukai buang air langsung ke air diam atau mengalir, karena kebanyakan jin bertempat disitu pada malam hari (Imam Nawawi).
8.    Boleh buang air dengan mempergunakan pispot. Nabi SAW biasa  meletakkannya di dekat tempat tidur beliau (Nasai).
9.    Jangan makan, jangan bernyanyi dan bersiul di dalam WC, walaupun sedang tidak buang air atau mandi (Abu Dawud, Ibnu Majah)
10. Jangan menampakkan aurat ketika buang air, usahakan bertutup diri atau pergi menjauh agara tidak terlihat oleh umum (Muslim,Tirmidzi), Sebaiknya mencari tempat yang tidak terlihat orang, tidak tercium baunya, dan tidak terdengar (Imam Nawawi).
11. Laki-laki tidak boleh melihat aurat sesame laki-laki dan wanita tidak boleh melihat aurat sesame wanita (Ibnu Asakir).
12. Makruh kencing di tempat mandi, karena khawatir sisa air kencing akan mmengenai badan orang yang mandi (Tirmidzi).
13. Sunnah menuntaskan sisa air kencing dengan berdehem dan memijit-mijitnya dari pangkal kemaluan sampai ujungnya tiga kali (Imam Nawawi).
14. Jangan menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk istinja. Setelah selesai hendaknya tangan digosokkan ke tanah atau dinding untuk menghilangkan bau, lalu dicuci dengan air (Imam Nawawi).
15. Jangan memandang ke langit, ke farjinya atau ke kotoran yang keluar darinya. Dan Makruh bagi orang yang buang hajat itu berbicara atau melakukan pekerjaan lain selagi membuang hajatnya (Muslim, Abu Dawud).
16. Benda-benda yang dibolehkan untuk beristinja yaitu air, batu, tanah liat yang keras dan kertas, digunakan sebanyak tiga kali atau jumlah ganjil (Bukhari, Ibnu Majah). Jika sudah suci di kali yang kedua, sempurnakan yang ke tiga. Jika merasa suci di kali keempat sempurnakan di kali kelima demikian seterusnya. Lebih diutamakan menggunakab gabungan batu dan air (Imam Nawawi).

Benda-benda yang tidak sah untuk istinja ;
1.    Benda-benda najis atau terkena najis (Bukhari)
2.    Makanan manusia seperti roti, makanan jin seperti tulang (Muslim,Tirmidzi)
Benda-benda terhormat, seperti bagian tubuh binatang yang belum terpisah darinya

Senin, 16 September 2019

Khabbab bin Al-Arat




Basren Blog. Ketika menjadi Khalifah, Sayyidina Umar bin Khattab r.a meminta kepada Sayyidina Khabbab r.a menceritakan kembali penderitaan yang telah dialaminya dahulu. Sayyidina Khabbab r.a berkata,  “ Lihatlah punggungku ini. “ Begitu sayyidina Umar melihat punggung Sayyidina Khabbab, lalu beliau mengatakan, “ Belum pernah kelihat punggung yang luka separah ini. “ Maka Syyidina Khabbab melanjutkan perkataanya, “ Aku diseret di atas timbunan bara api yang menyala, sehingga lemak dan darah yang mengalir dari punggungku memadamkan bara api itu. ‘
Khabbab bin Al-Arat digelar dengan Guru Besar Seni Pengorbanan. Dia adalah termasuk awwalun, oleh karena itu wajar jika penderitaan yang alaminya sering menimpa dirinya. Salah satu sebab juga dia adalah seorang budak.
  
Khabbab adalah tukang pandai besi dengan keahlian membuat senjata terutama pedang di kota Makkah. Banyak pesanan pedang dan peralatan perang dari sejumlah orang Quraisy. Pada hari itu sejumlah pemesan datang untuk mengambil pedang yang dipesannya beberapa hari yang lalu, ternyata mereka tidak menemukan Khabbab di rumahnya, tetapi meraka dengan sabar duduk dan menunggu kedatangannya.

Tidak lama kemudian, Khabbab datang dengan muka yang berseri-seri dan langsung memberi salam dan duduk di dekat mereka.
Salah seorang dari mereka bertanya kepadanya ;” Apakah pengerjaan pedang-pedang kami telah selesai, wahai Khabbab ? “

Khabbab tidak menghiraukan pertanyaan salah seorang dari mereka dan selanjutnya dia berkata : “ Sungguh keadaan sangat memandang menakjubkan ! “, selanjutnya dia bertanya “ Apakah kalian sudah melihatnya ? Apakah kalian sudah pernah mendengar ucapannya ? “
Mereka saling pandang dan diliputi tanda Tanya dan keheranan. Maka salah seorang dari mereka pula bertanya dengan suatu muslihat : “ Apakah kamu sendiri sudah melihatnya, wahai Khabbab ? “

Akhirnya Khabbab mengakui keimannya  dengan terus terang dihadapan mereka. Dan masih dalam keadaan terharu serta kegembiraan jiwa, dia mengatakan : “ Benar, saya telah melihat dan saya menyaksikan kebenaran terpancar dari dirinya dan cahaya terang dari tutur katanya. “

Salah seorang dari mereka berteriah :” Siapa dia orang yang kau katakana itu, wahai budak Ummu Anmar ? “
Dengan tenang dia menjawab : “ Siapa lagi, wahai kaum arab sahabatku ? siapa lagi di antara kaum kalian yang darinya terpancar kebenaran dan dari tutur katanya memancarkan cahaya selain dia seorang ? “

Seorang lainnya berteriak, “ Rupanya yang engkau maksud adalah Muhammad. “
Khabbab pun menganggukan kepala dan seraya berkata, “ Benar, dia adalah utusan Allah kepada kita untuk membebaskan kita dari belenggu kegelapan menuju terang benderang. “
Setelah mengucapkan kata-kata itu Khabbab pun tidak ingat lagi, tubuhnya bengkak-bengkak, tulang terasa sakit, darah mengalir membasahi baju dan tubuhnya. Itulah kali pertama siksaan yang diterimanya.

Mulai saat itu dia mendapat kedudukan yang tinggi di antara orang-orang yang tersiksa dan teraniaya. Dia tegar menghadapi kesombongan, keangkuhan, kezaliman dan kegilaan orang-orang Quraisy. Miskin harta dan tak berdaya, tetapi semangat untuk menghadapi segala penderitaan karena kerakusan orang-orang Quraisy.

Asy-Sya’bi mengatakan, “ Khabbab menunjukkan ketabahannya, hinggga tidak sedikit pun hatinya terpengaruh oleh tindakan biadab orang-orang kafir. Mereka menindihkan batu membara ke punggungnya, hingga dagingnya terbakar. “

Semua besi yang terdapat di rumah Khabbab dijadikan belenggu dan rantai besi, kemudian di masukkan kedalam api yang membara dililitkan ke tubuh dan kedua tagannya.
Disamping itu pula bekas majikkannya diminta bantuannya oleh orang kafir quraisy untuk turut serta melakukan penyiksaan terhadap Khabbab dengan mengambil besi yang panas lalu menaruhnya diatas kepala dan ubun-ubun Khabbab, maka spontan dia menggeliat namun rasa sakitnya tidak diperlihatkan kepada algojo-algojo tersebut sehingga mereka tidak merasa puas.

Melihat kejadian tersebut diatas, dada Rasulullah SAW terasa sesak dan pilu. Rasulullah hanya melihat lirih kepada Khabbab yang disiksa oleh bekas majikannya, Rasulullah hanya dapat memohonkan do’a dengan mengangkat kedua tanganya seraya berdo’a,  “ Ya Allah, limpahkan pertolongan-Mu kepada Khabbab. “

Selang beberapa hari setelah itu, Allah berkehendak, Ummu Anmar beserta algojo-algojonya  menerima terbiyah dari Allah yaitu semacam penyakit panas yang aneh dan mengerikan.

Pernah suatu waktu Khabbab dan kawan-kawanya yang turut serta disiksa, menghadap Rasulullah SAW untuk memohonkan bantuan, Khabbab menuturkan “ Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memintakan pertolongan bagi kami ? “

Rasulullah SAW pun duduk, Muka beliau berubah merah, lalu sabdanya, “ Sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur hingga sebatas leher ke atas, lalu sebuah gergaji diambil untuk menggergaji kepalanya. Namun, siksaan demikian itu tidak sedikitpun dapat memalingkan dari agamanya. Ada pula yang disiksa antara daging dan tulang-tulangnya dengan sikat besi. Siksaan itu juga tidak dapat menggoyahkan keimannya. Sungguh, Allah benar-benar akan menyempurnakan urusan ini, hingga seorang pengembara dapat bepergian dari Sana’a ke Hadramaut, dan tidak da yang ditakutkan selain Allah SWT, walaupun serigala berada di antara hewan gembalaannya. Namun sayang, kalian terburu-buru.

Setelah mendengar sabda dari Rasulullah SAW maka semakin kuatlah keimana Khabbab dan kawan-kawanya.

Banyak penderitaan yang dialaminya, sehingga derajatnya semangkin tinggi. Baliau wafat pada tahun 37 H.