kode iklan

Tampilkan postingan dengan label Cerita Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Islami. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Oktober 2019

Nabi Sulaiman dan Do’a Semut




Basren Blog. Pada suatu masa pada zaman Nabi Sulaiman as, terjadi kemarau yang cukup panjang di seluruh wilayah kerajaannya.  Akibatnya banyak wilayah yang mengalami kekeringan sehingga rakyatnya mengalami banyak kesusahan-kesusahan. Diantaranya kekurangan air minum, kekeringan di wilayah kebun mereka dan ternak mereka kurus-kurus karena kekurangan air.

Melihat kondisi seperti ini terus berlanjut maka rakyat mendatangi Nabi Sulaiman untuk memohon kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan.
Nabi Sulaiman pun memerintahkan penduduknya yang terdiri dari manusia dan jin untuk berkumpul di suatu lapangan. Saat berada di lapangan maka dengan tiba-tiba Nabi Sulaiman melihat seekor semut sedang berdo’a dengan khusu’nya kepada Allah, “ Ya Allah Yang Maha Pemurah, hanya kepada-Mu aku memohon. Ya Allah, berikanlah kepada kami air. Ya Allah, kabulkanlah permohonan hamba. “

Setelah mendengar do’a semut itu, maka Nabi Sulaiman memerintahkan kepada rakyatnya untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Nabi Sulaiman berkata, “ Pulanglah kalian ke rumah masing-masing. Sebab Allah akan menurunkan hujan karena do’a seekor semut. “
Maka setelah itu Nabi Sulaiman dan rakyatnya kembali ke wilayahnya.

Kamis, 03 Oktober 2019

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Pengemis Buta


Basren Blog. Pada suatu masa, disaat Nabi Muhammad SAW belum meninggal dunia, ada seorang pengemis buta yang selalu berada di dekat pasar di Madinah. Siapa saja yang ia temui, ia selalu menceritakan hal-hal buruk tentang Nabi Muhammad. Perkataan yang selalu di dendangkannya adalah Muhammd adalah seorang pendusta dan orang gila, dan masih banyak cerita-cerita kejelakan Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada khalayak ramai. Walaupun demikian perkataannya, Nabi SAW selalu mendatanginya setiap pagi. Dibawakannya makanan kemudian disuapinya pengemis buta itu, dan Nabi SAW melakukan itu tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Tiap hari itulah yang dilakukan oleh pengemis buta,selalu mengingatkan orang-orang agar tidak mendekati Nabi SAW dan perilaku Nabi SAW juga seperti itu , selalu membawa makanan dan menyuapi orang tua tersebut hingga  Nabi  wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, pengemis buta terus-menerus mengatakan kejelekan Nabi Muhammad SAW.

Pada suatu hari, Abu Bakar  mendatangai rumah Aisyah, putrinya. Maka bertanyalah Abu Bakar pada putrinya tersebut, Wahai anakku, adakah sunah Rasulullah yang belum aku kerjakan ? “ Aisyah berkata, “ Wahai ayahku, ada satu sunah yang belum engkau laksanakan. “ Berceritalah Aisyah kepada ayahnya, bahwa Nabi SAW setiap paginya selalu mendatangi pengemis Yahudi yang buta serta membawakan makanan dan menyuapinya.
Keesok harinya, Abu Bakar datang pagi-pagi ke pasar untuk menemui pengemis buta tersebut. Ia mencoba apa yang dilakukan oleh Nabi SAW. Ketika akan menyuapinya, pengemis buta dengan tiba-tiba berteriak, “ Siapakah engkau ? “ Abu Bakar menjawab, “ Aku adalah orang yang biasanya. “ Pengemis itu berkata, “ Bukan ! Kamu bukanlah orang yang seperti biasanya. Orang yang biasa mendatangiku akan menguyah terlebih dahulu makanan tersebut, kemudian setelah halus maka makanan tersebut disuapkan, maka dengan mudah makanan tersebut kukunyah. “ Mendengar itu Abu Bakar pun menangis. Kemudian Abu Bakar buta menjelaskan bahwa dirinya bukanlah orang biasa menemuinya, “ Orang yang biasa menyuapimu adalah baginda Rasulallah SAW , beliau saat ini telah meninggal dunia. “

Mendengar apa yang dijelaskan oleh Abu Bakar maka menangislah pengemis buta itu. Ternyata apa yang dilakukannya setiap hari adalah fitnah , Nabi SAW tidak pernah menegurnya apa lagi memarahinya. Sungguh mulia perilaku Nabi Muhammad SAW, dengan kejadian tersebut, maka pengemis buta tersebut mengucapkan kalimat syahadat di hadapan Abu Bakar.




Selasa, 01 Oktober 2019

Kisah Mashitah




Basren Blog. Pada saat Nabi SAW Isra’ dan Mi’raj diceritakan bahwa dalam perjalanannya,  Allah telah memperlihatkan sebuah tanah lapang dengan harum yang semerbak wanginya, pada saat itu ditanya oleh Nabi SAW kepada Malikat Jibril, “ Hai Jibril, bau apa yang harum semerbak wanginya ini ? “ Jibril pun menjawab, “ Itulah kuburan keluarga  Mashitah. “
Siapakah Mashitah itu ? Mashitah adalah merupakan pelayan istana Fir’aun dengan tugas pokoknya adalah menyisir rambut anak-anak Fir’aun. Dia masuk Islam karena dakwahnya  Musa as.  Keimanannya kepada Allah disembunyikan dari Istana, sehingga orang-orang   menganggap biasa kehidupan Mashitah di lingkungan Istana.
Pada suatu hari Mashitah dengan kebiasaan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yaitu menyisir rambut anak Fir’aun, tanpa disadarinya sisir tersebut jatuh ke lantai, maka keluar ucapan dari Masyitah, “ Allah “, pada saat itu juga anak tersebut bertanya,  “ Siapa itu Allah ? “ Dengan lantang tanpa dipikirkan akibat apa yang dia katakan,  maka  dijawab oleh Masyitah, “ Allah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, Dia yang menciptakan kita semua, termasuk Fir’aun. “ Sang anak bertanya kembali, “ Baerati ada tuhan selain Bapak saya Fir’aun. “ Dengan lugas dijawab, “ Ya. “
Maka anak tersebut  melaporkan peristiwa itu  kepada sang Ayah, “ Bapak kata Mashitah ada Tuhan selain Bapak. “
Maka dipanggillah Mashitah melalui Mentrinya yang bernama Hamman untuk menghadap Fir’aun, singkat cerita datanglah menghadap Mashitah.
“ Mashita ada laporan, benar engkau mengatakan ada tuhan selain aku ?“ Tanya Fir’aun dengan muka berang. “ Banar, tuanku. “ jawab Mashita.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Fir’aun memerintahkan Mentrinya Hamman untuk melaksanakan Hukum Bunuh atas keluarga Mashita.
Maka diadakan persiapan untuk melaksanakan hukuman tersebut oleh Hamman denGan dibantu oleh bala tentara. Persiapan mereka adalah kawah besar untuk memasak air dan kayu. Kemudian air di masak hingga mendidih.
Korban pertama penyiksaan adalah suami Mashita, sebelum suaminya di campakkan ke dalam air mendidih, Fir’aun bertanya kepada Mashita,  “ Siapa Tuhanmu, Aku atau yang lain “ Mashita menjawab, “ Allah Rabbku. “ Maka dicampakkanlah suaminya, selanjutnya ketiga anaknya dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama.
Sekarang tinggal Mashita dan seorang anaknya yang digendong, terasa luluh hati mashita, tetapi Allah memberikan keteguhan hati untuk tetap menyelamatkan keimanannya melalui anak yang digendongnya, ia berkata, “ Ayo ma, kita susul ayah dan kakak-kakakku untuk menemui Allah. “ maka dicampakkanlah kedua orang tersebut ke dalam air yang mendidih.
Demikianlah pengorbanan keluarga Mashita  dalam mempertahankan keimanan mereka, kita hidup dunia ini sebentar hanya 60  sampai 70 tahun saja, akhirat selama-lamanya, tahta dan harta kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah yang Maha Adil.

Rabu, 18 September 2019

Kisah Penghuni Gua dan Tawasul Dengan Amal Saleh


Basren Blog. Suatu ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada   sebongkah batu besar jatuh menutup mulut gua dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian, salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain, “ ingat-ingatlah amal saleh yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap rida Allah semata. 

Setelah itu, berdo’a dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal saleh tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian.” Kemudian salah seorang dari mereka berkata, “ Ya Allah, Ya Tuhanku, dulu aku mempunyai dua orangtua yang sudah lanjut usia. Selain itu, aku juga mempunyai seorang istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku menghidupi mereka dengan mengembalakan ternak. Apabila pulang dari mengembala, akupun segera memerah susu dan aku dahulukan untuk kedua orang tuaku. Lalu aku berikan air susu tersebut kepada kedua orangtuaku sebelum aku berikan kepada anak-anakku. Pada suatu ketika, tempat pengembalaanku jauh, hingga aku baru pulang pada sore hari. Ternyata aku mendapati kedua orangtuaku sedang tertidur pulas. Lalu, aku seperti biasa, aku segera memerah susu. Aku berdiri di dekat mereka karena tidak mau membangunkan tidur mereka. Akan tetapi, aku juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anakku sebelum diminum oleh kedua orangtuaku, meskipun mereka, anak-anakku, telah berkerumun di telapak kakiku untuk meminta minum karena sangat lapar. Keadaan tersebut aku dan anak-anakku jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap rida-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit !”  Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat melihat langit.

 Orang kedua dari mereka berdiri sambil berkata, “ Ya Allah, dulu aku mempunyai seorang sepupu perempuan ( anak perempuan paman ) yang aku cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika aku pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga aku dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah susah payah mengumpulkan uang seratus dinar,  akhirnya akupun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika aku berada di antara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata, “ Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu (menikah). “ Maka akupun bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah sesungguhnya Engkaupun tahu bahwa aku melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan rida-Mu. Oleh karena itu bukakanlah suatu celah lubanh untuk kami! “  Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. 

Seorang lagi berdiri dan berkata, “ Ya Allah, ya Tuhanku, dulu aku pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawahku dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya , ia pun berkata, “ Berikanlah hakku kepadaku!” Namun akau tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa jengkel dan pergi. Setelah itu, akupun menanami sawahku sendiri hingga hasilnya dapat aku kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi  dan menggaji beberapa pengembalanya. Selang beberapa lama  kemudian, orang yang haknya dahulu tidak aku berkan datang kepadaku dan berkata, “ Takutlah kamu kepada Allah janganlah berbuat zalim terhadap hak orang lain!” Lalu aku berkata kepada orang tersebut, “ Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para pengembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu!” Orang tersebut menjawab, “ Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku!” Kemudian aku katakan lagi kepadanya’     “ Sungguh aku tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengembalanya untukmu!” Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah aku lakukan dahulu hanya untuk mencari rida-Mu. Oleh kara itu, bukalah bagian pintu gua yang belum terbuka!”  Akhirnya Allah pun membukakan sisa untuk mereka.



Sabtu, 14 September 2019

Kisah Dakwah Nabi Muhammad SAW di Thaif


Basren Blog. Rasulullah SAW berdakwak di Thaif pada Kabilah Tsaqif agar mereka beriman dan membantu dalam menyampaikan dakwah dengan harapan agar sempurnalah perintah Allah SWT.
Maka berangkatlah Rasulullah dengan sahabatnya Zaid bin Haritsah. Pada mulanya mereka diterima oleh pemuka-pemuka masyarakat di Thaif, namun mereka enggan beriman kepada Allah SWT,  bahkan mereka menolak  untuk bekerjasama dengan tidak bersahabat, tidak hormat dan tidak manusiawi.
Rasulullah meminta kepada mereka agara kedatangannya tidak diberitahukan kepada kaum Quraiys, malah mereka menyerang , bahkan mereka arahkan para pemuda untuk menganiaya dengan lemparan batu dan pasir  kepada Rasulullah SAW.
Akibat dari lemparan tersebut maka Rasulullah mengalami luka parah pada tumitnya, sementara Zaid berusaha memapah dan melindungi beliau, hingga akhirnya mereka berhenti dan berteduh di sebuah pohon.
Dengan sabar beliau menghadapi peristiwa ini, juga tidak memohon pertolongan kepada Allah,  bahkan beliau tidak minta diringankan beban penderitaan seperti ini, bahkan beliau berdo’a, “ Ya Allah, kepada-Mu kuadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku berhadapan dengan manusia. Engkaulah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau juga pelindungku. Kepada siapakah Engkau serahkan ? Kepada orang jauh berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku ? Jika sekiranya engkau tidak murka terhadapku, semua itu aku acuhkan. Karena sungguh besar nikmat-Mu telah Kau kurnikan kepadaku. Aku berlindung kepada sinarwajah-Mu yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau timpakan kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menyalahkan diriku, dan Engkau pulalah yang hendak meridhaiku. Sungguh tidak ada daya dan kekuatan apapun selain atas kekuatan yang Engkau anugerahkan kepadaku. “
Allah SWT memperlihatkan keperkasaanya, maka diutuslah Malikat Jibril untuk datang dan member salam kepada beliau dan berkata, “ Allah telah mendengar ucapanmu dan jawaban kaummu, dan Dia mengutus kepadamu Malikat penjaga gunung agar siap melaksanakan apapun perintahmu kepadanya. “
Malaikat penjaga gunung itu pun datang dan member salam kepada Nabi SAW  seraya berkata, “ Apapun yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila engaku sukai, akan kubenturkan gunung-gunung yang ada si sekitar kota sehingga siapa saja yang tingal diantaranya akan hancur binasa, atau apapun hukuman yan engkau inginkan. “
Lantas Rasulullah SAW pun bersabda, “ Aku hanya berharap kepada Allah SWT, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, sehingga kelak di antara keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. “
Saat itu Rasulullah berdo’a kepada Allah sambil duduk di dekat pagar kebun kepunyaan Uthabah dan Syaibah, anak Rabi’ah. Kedua orang itu ketika melihat keadaan Rasulullah merasa kasihan. Mereka kemudia memanggil pembantunya seorang pemuda beragama nasrani yang bernama Adas.
“ Ambilkan buah anggur dan berikan kepada mereka, “ kata Uthabah.
Buah anggur tersebut diterima oleh Rasulullah dari tangan Adas, dan Rasulullah memakannya bersama Zaid.
“ Bismillah .” ucap Rasulullah
“ Kata-kata itu sering diucapkan oleh orang-orang di negeri ini. “ kata Adas.
“ Dari negeri mana  Anda ? dan apa agama Anda ? “ Tanya Rasulullah
“ Agamaku Nasrani dan aku berasal dari negeri Ninuwi, negeri orang-orang shaleh yang bernama Yunus, “ jawab Adas.
“ Apa yang kau ketahui tentang Yunus ? “ Tanya Rasulullah . Kemudian Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan kisah tentang Yunus.
Setelah mendengar keterangan Rasulullah, Adas menyatakan masuk Islam, kemudian dia pun kembali kepada anak Rabi’ah sambil berkata, “ Tidak ada yang  lebih baik di atas bumi dibanding berita yang kudengarkan ini. Dia (Rasulullah) telah menceritakan sesuatu yang tak mungkin dapat diketahui,kecuali hanya  oleh seorang Nabi. “

Rabu, 11 September 2019

Kisah Pasukan Al-Ambar



Basren Blog. Pada bulan Rajab tahun ke 8 Hijriyah, Rasulullah SAW mengutus pasukan sebanyak 300 orang sahabat di suatu tempat di daerah pantai yang dipimpin oleh Abu Ubadah. Rasulullah hanya mempersiapkan bekal untuk mereka hanya sekarung kurma.
Mereka menetap di sana selama lima belas hari, sedangkan persediaan mereka telah habis. Qais salah satu anggota pasukan membeli unta untuk disembelih dengan syarat akan dibayar setibanya di Madinah. Maka setiap harinya mereka menyembelih unta sebanyak 3 ekor.

Pada hari ketiga penyembelihan, Abu Ubadah berpikir jika diteruskan maka mereka tidak dapat kembali karena tidak adanya kendaraan mereka. Timbullah inisiatif agar mereka mengumpulkan sisa kurma yang ada pada mereka, dan memberikannya kepada mereka seorang sebutir kurma untuk mengulumnya sambil minum air.
Melihat kondisi seperti itu memang dapat dibayangkan betapa sedihnya, tetapi semangat mereka tatap bertahan, pada saatnya mereka benar-benar kehabisan bekal,  sehingga daun kering dijadikan makanan dicampur dengan air. Apa saja pada saat terpaksa dapat dilakukan.

Allah berkehendak menolong hambanya yang mematuhi rasul-Nya ,maka tiba-tiba seekor ikan Ambar terdampar ditepi pantai.
Mereka makan ikan tersebut selama delapan belas hari tidak juga habis, bahkan mereka dapat juga membawa sisanya kembali ke Madinah.
Mereka ceritakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “ Ikan itu adalah rezeki yang Allah kirimkan untuk kalian. “




Selasa, 10 September 2019

Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam



Basren Blog. Kaum kafir Quraisy mencari akal baru bagamana agar orang tidak berbondong-bondong masuk ke agama baru  yaitu Islam. Banyak tenaga dan pikiran yang mereka lakukan baik dengan penyiksaan atau diplomasi dengan kerajaan lain, antara lain dengan kaisar Nagus.

Untuk itu mereka kembali mengadakan musyawarah untuk membunuh Nabi Muhammad SAW, merekapun bertanya dalam musyawarah itu,  salah seorang yang tertua dari mereka bertanya, “ Siapakah yang berani membunuh Muhammad ? “
Maka dengan lantang dan berani, Umar mengacungkan tulunjuk jarinya keatas dan menjawab pertanyaan itu, “ Aku yang akan membunuhnya ! “.
Lantas mereka pun berkata, “ Ya, kaumu bisa melakukannya. “

Umar pun bangkit dari tempat duduknya dan pergi sambil menyandang pedangnya, ditengah perjalanan dia pun bertemu dengan Saad bin Abi Waqqas.
“ Mau kemana engkau wahai Umar ? “  Tanya Saad bin Abi Waqqas
“ Aku mau membunuh Muhammad ! “ jawab Umar
“ Kalau demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhra,dan Banu Abdi Manaf  tentu tidak akan berdiam diri. Mereka pasti tidak akan membiarkanmu hidup di muka bumi. “ jawab Saad bin Abi Waqqas.
Kelihatannya Umar bertambah marah dengan jawaban yang demikain, lantas dia berkata, “ Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama kita dan menjadi orang Islam. Jika demikan, kamu akan kubunuh lebih dahulu ! “
Sesudah  berkata demikain , Umar pun menghunuskan pedangnya.
“ Ya, aku memang telah masuk Islam. “ jawan Saad bin Abi  Waqqas.
Tanpaknya perkelahian pedang lawan pedang akan terjadi, pada saat keduanya mengayunkan pedangnya, maka Saad pun berkata kepada Umar, “ Wahai Umar, terlebih dahulu telitilah kab tentang keluargamu. Saudara perempuanmu dan iparmu juga telah masuk Islam. “

Mendengar hal itu Umar bertambah marah dan langsung pergi ke rumah saduara perempuannya.
Sementara di rumah saduara perempuan Umar , Khabbab sedang mengajarkan Al Qur’an, mendengar derap langkah dan teriakan Umar, maka suasana menjadi kacau, sementara lembaran-lembaran Al-Qur’an bertebaran diatas lantai, Khabbab berlindung di dalam kamar, sedangkan saudara perempuan Umar dan iparnya berada di ruang tengah rumah.
“ Hai Patimah, buka pintu rumahmu, kalau tidak akan kudobrak dari  luar ! “
Tidak ada perasaan takut, kerena hati telah terpaku dengan kebesaran Islam. Maka dibukalah pintu rumahnya. Dengan sigap tanpa pikir Umar langsung memukul adiknya dengan benda yang ada di tangannya sehingga keluarlah darah dari kepala adiknya .
“ Kamu telah menjadi musuh dirimu sendiri. Kamu mengikuti agama yang buruk ini ! “ Tukas Umar kepada adik perempuannya dan iparnya dan selanjutnya Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya, “ Sadang apa kalian  dan suara apa siapa yang kudengar tadi ? “
Maka iparnya menjawab, “ Kami sedang mengobrol biasa. “ selanjutnya Umar bertanya, “ Apakah kamu telah meninggalkan agamamu dan masuk ke agama baru ? “ Iparnya menjawab, “ Bagaimana jika agama baru itu benar ? “
Mendengar hal itu, Umar langsung memegang jenggot Iparnya dan menjatuhkannya ke tanah serta memukulnya dengan puas, sementara adik perempuannya mencoba memisahkan mereka berdua, namun yang didapat oleh adiknya adalah tamparan hingga berdarah.
“ Hai Umar, apakah kami dipukul hanya karena kami masuk Islam ? Kami memang telah masuk Islam. Jika gara-gara ini, lakukanlah sepuasmu terhadap diri kami. “ tukas adik perempuannya.

Umar terdiam sejenak dan kedua matanya terarah ke lembaran ayat suci Al-Qur’an yang tertinggal di luar, kemudian dia langsung mengambil salah satu lembaran tersebut  yang  ternyata surat Thaahaa dan terus dibacanya dibacanya hingga ayat ke 14 :
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ   
“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku "
Selesai membaca ayat tersebut, roman mukanya berubah, dan dai pun berkata, “ Baiklah, kini pertemukanlah aku dengan Muhammad ! “

Mendengar hal itu Khabbab pun keluar dari tempat persembunyaiannya dan bkata, “ Hai Umar, aku sampaikan kabar gembira untukmu, kemarin, pada malam kamis, aku mendengar Rasulullah SAW berdo’a “ Ya Allah, Kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih Engkau sukai (karena keduanya adalah tokoh kuat yang sangat terkenal) “ Sekarang telah diketahui bahwa do’a Rasulullah SAW telah dikabulkan untukmu. “

Umar bin Khattab dipertemuakan dengan Rasulullah SAW pada hari jum’at subuh.

Jumat, 06 September 2019

Kisah Tiga Orang Dari Bani Israil


Basren Blog. Ada tiga orang dari Bani Isra’il yang menderita sakit. Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua kepala botak dan yang ketiga buta. Kemudian Allah menguji mereka dengan mengutus malaikat menemui mereka. Pertama malaikat mendatangi orang yang berpenyakit kusta.  Malaikat bertanya “ Apa yang paling kamu sukai ? “        “ Warna kulit dan kulitku yang bagus, karena sekarang ini manusia menjauhiku. “ Jawab orang yang berpenyakit kusta. Maka malaikat itu lantas mengusap kulitnya hingga hilang dan berganti dengan warna dan kulit yang bagus.  “ Harta apa yang paling kamu sukai “ Tanya malaikat itu lagi, “ Unta “ jawab orang itu. Maka dia diberi puluhan unta. Selanjutnya Malaikat itu berkata “ Semoga pada unta itu ada keberkahan buatmu. “

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak dan bertanya kepadanya, “ Apa yang paling kamu sukai ? “, “ Tumbuh rambut yang bagus dan penyakit ini pergi dariku , karena sekarang ini manusia menjauhiku. “ jawab orang botak tersebut. Maka malaikat itu pun  mengusap kepala orang itu hingga hilang dan berganti dengan rambut yang bagus.Selanjutnya, Malaikat bertanya lagi, “ Harta apa yang paling kamu sukai ? “, Orang itu menjawab “ sapi “. Maka dia pun diberi seekor sapi yang sedang hamil lalu malaikat berkata “Semoga pada sapi itu ada keberkahan buatmu.

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang buta lalu bertanya kepadanya, “Apa yang paling kamu sukai ? “, Orang ini menjawab, “ Seandainya Allah mengembalikan penglihatanku sehingga dengan penglihatan itu aku dapat melihat manusia.” Maka malaikat mengusap mata orang ini hingga Allah mengembalikan penglihatannya. Lalu malaikat bertanya lagi,  “ Harta apa yang paling kamu sukai ? “, Orang itu menjawab “ Kambing “. Maka dia pun  diberi seekor kambing yang hamil.

Kedua orang yang pertama tadi hewan-hewannya berkembang biak sangat banyak, begitu juga dengan orang yang ketiga. Bahkan masing-masing dari mereka memiliki lembah untuk mengembalakan unta-unta, lembah untuk mengembalakan sapi-sapi, dan lembah untuk mengembalakan kembing-kambing.

Lalu malaikat mendatangi orang yang tadinya berpenyakit kusta dalam bentuk keadaan seperti orang yang berpenyakit kusta lalu berkata, “ Aku orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalanan ini, dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah. Maka aku memohon kepadamu demi Allah yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus berupa seekor unta, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalanan ini ?”, Maka orang ini berkata,” Sesungguhnya hak-hak yang harus aku taunaikan sangat banyak.” Lalu malaikat bertanya kepadanya, “ Sepertinya aku mengenalmu. Bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit kusta dan manusia menjauhimu dan kamu dalam keadaan fakir lalu Allah memberimu harta.” Orang ini menjawab,” Aku memiliki ini semua  dari harta warisan turun temurun.” Maka malaikat berkata “ Seandainya kamu berdusta , semoga Allah mengembalikanmu ke keadaanmu semula.”

Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang dahulunya berkepala botak dalam bentuk keadaan orang berkepala botak, lalu malaikat itu berkata sebagaimana yang dikatakan kepada orang yang pertama tadi, lalu orang yang dahulunya berkepala botak ini menjawab seperti jawaban orang yang dahulunya berpenyakit kusta. Akhirnya malaikat berkata, “ Seandainya kamu berdusta , semoga Allah mengembalikanmu ke keadaanmu semula.”

Lalu malaikat mendatangi orang yang dahulunya buta dalam bentuk orang buta lalu berkata, “ Aku orang miskin yang kehabisan bekal dalam perjalanan ini, dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah. Maka aku memohon kepadamu demi Allah yang telah mengembalikan penglihatanmu, berupa seekor kambing. Apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat menerukan perjalananku ini ?” Maka orang ini menjawab,” Dahulu aku adalah orang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Aku dulu adalah orang fakir maka Dia memberiku kecukupan, maka itu ambillah sesukamu. Demi Allah, aku tidak akan menghalangimu untuk mengambil sesuatu selama kamu mengambil karena Allah.” Maka malaikat itu berkata ,” Pertahankanlah hartamu. Sesungguhnya kalian sedang diuji, dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu.”

Sumber : Kitab shahih Al Bukhari & Muslim, Ahmad Ali,Lc, cetakan pertama juli 2013
                Penerbit Alita Aksara Media

Kamis, 05 September 2019

Kisah Khalifah Umar dan Ibu Pemasak Batu



Basren Blog. Pada suatu malam Khalifah Umar yang ditemani oleh hambanya yang bernama Aslam pergi memantau rakyatnya, kali ini dia pergi ke daerah Harrah, yaitu daerah yang berbatu-batu terjal dekat kota Madinah.
Dari kejauhan terlihat nyala api, maka Khalifah Umar pun berkata, “ Itu mungkin kafilah yang karena kemalaman tidak bisa sampai ke kota, mereka terpaksa menunggu di luar kota. Mari kita melihat keadaan mereka dan mengatur penjagaan untuk mereka malam ini ! “
Mereka terkejut ketika sampai disana, ternyata ada seorang ibu dan beberapa anak kecil yang sedang menagis merengek-rengek, sedangkan wanita itu sedang memasak air di atas tungku dalam sebuah periuk.
Maka Khalifah Umar pun memberi salam, “ Assalamu’alaikum, bolehkah saya mendekat ? “, Wanita itu menjawab salam dan mempersilakan tamunya yang baru datang. Kemudian Khalifah bertanya kembali, “ Kenapa anak-anak ini menangis ?, “ Perempuan itu menjawab, “ Mereka menangis karena menahan lapar. “ selanjutnya Khalifah pun bertanya kembali,  “ Apa yang sedang engkau masak dalam periuk itu ? “ Ia menjawab, “ Periuk ini berisi air, hanya untuk menghibur anak-anak agar mereka tenang dan tertidur. Aku akan mengadu kepada Allah SWT pada hari kiamat, mengapa Amirul Mukminin tidak memperhatikan kesusahanku. “ Maka saat itu Khalifah pun menangis dan berkata,  “ Semoga Allah merahmatimu, tetapi bagaimana mungkin Umar mengetahui kadaanmu ? “ jawab wanita itu, “ Dia pemimpin kami, mmaka seharusnya dia tahu keadaan kami. “
Lalu Kahlifah Umar mengajak budaknya kembali ke Madinah. Ia mengambi sebauh karung lalu mengisinya dengan sedikit gandum, kurma, mentega, dan berepa helai pakaian , juga beberapa dirham yang diambil dari Baitul Mal, setelah karung ini penuh maka dia berkata kepada Aslam, “ Wahai Aslam, letakkan karung ini di pundakku ! “ Aku menjawab, “ Biarkan aku membawanya, ya Amirul Mukminin. “       “ tidak , letakkan saja ini di pundakku. “ Dua tiga kali Aslam memohon kepada beliau, akhirnya beliau mengatakan, “ Apakah kamu akan memikul dosa-dosaku pada hari kiamat ? Aku sendiri yang akan memikulnya, akau sendirilah yang akan ditanya pada hari kiamat. Dengan terpksa maka kuangkat karung tersebut dan diletakkan diatas pundak beliau. Dengan tergesa-gesa karung itu dipikulnya menuju ke rumah wanita itu. Sesampainya di rumah itu, beliau masukkan tepung dan sedikit mentega di tambah kurma ke dalam periuk, lalu mengadonnya dan dia sendiri yang menghidupkan apinya dan memasaknya. Setelah makanan itu masaka, dia sendiri yang menghidangkannya.
Setelah mereka makan denga kenyangnya, sementara anak-anaknya bermain penuh riang, wanita itu amat senang dan berkata, “ Semoga Allah memberimu balasan yang baik. Engkau lebih berhak menjadi khalifah dari pada Umar. “ Untuk menyenangkan hati wanita itu tadi, khalifah Umar berkata, “ Jika engkau menemui khalifah, engaku akan menjumpaiku di sana. Lalu khlifah menjauh sedkit dari wanita itu dan duduk diatas tanah agak lama.
“ Tahukah engkau wahai Aslam, kenapa aku agak lama sedkit duduk diatas tanah tersebut ? “ Jawab Aslam, “ Saya tidak mengetahui  apa maksudnya wahai Amirul Mukminin “ Maka Khalifah Umarpun mengatakan, “ Aku tadi duduk di situ, sebagaimana akau melihat mereka menagis, aku ingin melihat mereka tertawa. “




Siapakah Dajjal Sesungguhnya ?




Basren Blog.Dajjal adalah sebuah tanda akan dekatnya hari qiamat. Banyak hadits Nabi SAW yang menceritakan tentang Dajjal. Dalam Shahih Bukhari Muslim oleh Ahmad Ali, Lc dapat kit baca tentang Dajjal tersebut.

Dajjal adalah seorang pendusta yang buta sebelah mata, dia menceritakan tentang surga dan neraka. Apabila dikatakannya surga berarti neraka demikian juga sebaliknya. Di dalam sebuah hadits dari Abu Said Al Khudri, Rasulullah SAW  menceritakan : “ Ia akan datang, tetapi ia tidak bisa memasuki jalan-jalan Madinah. Kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada dekat Madinah. Lalu pada hari itu seorang laki-laki yang terbaik diantara manusia atau termasuk manusia terbaik keluar menemuinya dan berkata, “ Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah kepada kami.” Dajjal berkata,” Apa pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kalian masih meragukan perihalku?” Mereka berkata, “ Tidak!”  Ia pun membunuhnya, lalu menghidupkannya kembali. Ketika telah dihidupkan, laki-laki itu berkata, “Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya.” Dajjal hendak membunuhnya kembali, namum ia tidak kuasa melakukannya.

Salah satu tanda dimana diantara kedua matanya tertulis huruf      KAF, FA’, RA’. Disamping itu pula di kabarkan oleh Rasulullah bahwa jumlah Dajjal yang akan dibangkitkan sebanyak 30 orang yang mengaku sebagai utusan Allah, selanjutnya Madinah berguncang sebanyak tiga kali,  sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal.

Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan 70 ribu orang, mereka memakai semacam thayalisah (sejenis kain yang diselempangkan di pundak).
Pada saat terjadinya kekacauan pitnah terbesar pada manusia, maka akan muncul Isa As sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang akan membunuh Dajjal tersebut
                                                                 


Selasa, 03 September 2019

Kisah Teladan Ja’far bin Abi Thalib





Basren Blog. Pada saat awal Islam berkembang, Siksaan orang Quraisy tidak pernah berkurang terhadap kaum Muslimin. Melihat kenyataan tersebut Rasulullah mengizinkan para sahabatnya ke tempat lain. Banyak diantaranya yang hijrah ke Habasyah. Hijrah pertama ini terdiri dari 12 orang laki laki dan 5 perempuan, dilaksanakan pada bulan Rajab tahun kelima kenabian.

Setelah sampai di Habasyah, mereka mendengar tentang kemenangan umat Islam dan seluruh penduduk Makkah telah masuk Islam. Mendengar kabar yang demikian mereka amat bergembira. Kemudian mereka pun kembali lagi ke Makkah, di dalam perjalanan ketika hampir memasuki kota Makkah ternyata berita ini adalah bohong alias tidak benar. Bahkan orang Quraisy semakin memusuhi dan menyakiti umat Isam. Sebagian dari mereka ada yang kembali ke Habasyah dan ada juga yang memasuki kota Makkah dengan perlindungan beberapa tokoh Makkah.

Setelah peristiwa itu, serombongan sahabat di berangkatkan lagi sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan yang secara terpisah-pisah hijrah ke Habasyah.
Melihat hal itu maka semakin marahlah orang Quraisy. Apalagi mereka mendengar bahwa kaum muslimin hidup senang dan dan tenang. Untuk itu mereka pun mengutus diplomat terulung untuk menemui. Siapa mereka ? Tak lain dan tak bukan adalah Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amar bin ‘Ash. Mereka membawa robongan disertai hadiah-hadiah untuk diberikan kepada pembesar-pembesar negeri, para pendeta dan kepada Kaisar Nagus, Raja Habasyah.

Pada hari kedua utusan ini akan menghadap Kaisar Nagus, dan Kaum Muslimin turut serta di undang oleh raja.

Dengan wajah yang menunjukkan kewibawaan dan kerendahan hati sang Kaisar, beliau duduk di singasana kebesaran, di kelilingi oleh pembesar-pembesar negeri, pendeta agama, di hapan raja duduk kaum muhajirin Islam yang diliputi ketentraman yang diberikan oleh Allah ke dalam hatinya dan dilindungi oleh rahmat-Nya.

Kedua utusan kaum Quraisy berdiri mengulangi tuduhan mereka yang pernah mereka lontarkan terhadap kaum Muslimin di hadapan kaisar, sebelum pertemuan besar diadakan.
“ Baginda Raja yang mulia, telah nyasar  orang-orang bodoh dan tolol ke negeri paduka. Mereka tinggalkan agama nenek moyang, tetapi juga tidak untuk memeluk agama paduka. Bahkan mereka datang membawa agama baru yang mereka ada-adakan, yang tak pernah kami kenal, dan juga oleh paduka. Sungguh, kami telah diutus oleh orang-orang mulia dan terpandang di antara bangsa dan bapak-bapak mereka, paman-paman mereka, keluarga mereka, agar paduka sudi mmengembalikan orang-orang ini kepada kaumnya kembali. “
Kaisar Nagus memalingkan mukanya ke arah kaum Muslimin, seraya berkata, “ Agama apakah itu yang menyebabkan kalian meninggalkan bangsamu, dan tidak pula ingin memeluk agama kami ? “

Ja’far bi Abi Thalib bangkit dan berdiri, menunaikan tugas yang dibebankan kawan-kawannya sesame muhajirin. Dilepaskan pandangannya kepada raja Nagus yang telah berbuat baik menerima mereka.

“ Paduka yang mulia. Dahulu kami memang orang-orang yang jahil dan bodoh, kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan pekerjaan-pekerjaan keji, memutuskan silaturrahmi, dan menyakiti tetangga. Yang kuat waktu itu memakan yang lemah. Hingga masanya Allah mengirimkan Rasul-Nya kepada kami dari kalangan kami. Kami kenal asal usulnya, kejujurannya, ketulusannya dan kemuliaan jiwanya. Beliau mengajak kami untuk mengesakan Allah dan mengabdikan diri kepada-Nya, dan agar membuang jauh-jauh apa yang pernah kami sembah bersama orang tua kami dulu, berupa batu-batu dan berhala..... Beliau menyuruh kami berkata benar, menunaikan amanah, menghubungkan silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga dan menahan diri dari menumpahkan darah serta semua yang dilarang Allah……”

“ Dilarangnya kami berbuat keji dan zina, mengeluarkan ucapan bohong, memakan harta anak yatim dan menuduh berbuat jahat terhadap wanita baik-baik…. Lalu kami benarkan dia dan kami beriman kepadanya serta  kami ikuti dengan taat apa yang disampaikannya dari Tuhannya. Lalu kami beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak kami persekutukan sedikitpun, juga kami haramkan apa yang diharamkan-Nya kepada kami, dan kami halalkan apa yang dihalalkan-Nya untuk kami. “

“ Karena  kaum kami memusuhi dan menggoda kami dari agama kami, agar kami menyembah berhala lagi dan melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang pernah kami lakukan dulu. Maka ketika mereka memaksa dan menganiaya kami serta menghalangi kami dari agama kami, maka kami hijrah ke negeri paduka, dengan harapan akan mendapatkan perlindungan paaduka dan terhindar dari perbuatan-perbuatan aniaya mereka…..”
Ja’far mengucapkan untaian kalimat demi kalimat dengan mempesona, sehingga membangkitkan jiwa kaisar Nagus.

“ Apakah anda membawa wahyu yang diturunkan atas Rasulmu itu ? “ Tanya kaisar Nagus.

“ Ya, “ jawab Ja’far

“ Coba bacakan untukku “ tegas kaisar Nagus.
Dengan lantang Ja’far membacakan bagian dari surat Maryam dengan penuh khusuk dan khidmat, mendengar apa yang dibacakan oleh Ja’far, maka spontan kaisar Nagus menangis di iringi tangis juga para pembesar dan pendeta. Setelah tangis mereka reda maka kaisar Nagus berpaling pandangannya kepada utusan Quraisy dan berkata, “Sesungguhnya apa yang dibacakan tadi dan yang dibawa oleh Nabi Isa sama memancar dari satu pelita. Kamu berdua dipersilakan pergi. Demi Tuhan, kami tak akan menyerahkan mereka kepada kalian. “
Dan pertemuan iitu pun bubar. Allah menolong hamba-hamba-Nya. Sementara Utusan Quraisy tersebut kaluar dengan perasaan hina dina.

Tetapi bukan Amr bin ‘Ash namanya, dia pialang dalam diplomasi, seribu cara licik yang timbul dalam pikirannya untuk memukul kaum Muslimin. Seribu muslihat dipergunakannya, timbullah dalam otaknya akal busuk.

Karena tidak puas, mereka keesok harinya datang menghadap kepada kaisar  dengan membawa tipu muslihat dan berkata kepada kaisar Nagus, “ Wahai paduka raja Nagus. Orang-orang Islam itu mengucapkan sesuatu yang keji yang merendahkan kedudukan Isa….” Katanya.

Kalimat pendek itu membuat kaisar Nagus kesal dan pembesar serta pendeta gempar dan geger, sehingga orang-orang Islam ini dipanggil kembali untuk mendengarkan bagaimana pandangan Islam tentang Isa al-Masih.

“ Kami akan mengatakan tentang Isa a.s sesuai keterangan yang dibawa Nabi kami Muhammad SAW, bahwa Ia adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya serta kalimah-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh dari-Nya…”

Kaisar Nagus bertepuk tangan tanda setuju, seraya mengumumkan, memang demikianlah yang dikatakan al-Masih tentang dirinya. Tetapi, pada deretan para pembesar agama yang lain terjadi hiruk pikuk, seolah-seolah memperlihatkan ketidak setujuan mereka. Namun, kaisar Nagus tak memperdulikannya.

“ Silakan Anda semua tinggal bebas di negeri kami. “ katanya kepada kaum Muslimin. “ Dan siapa berani mencela dan menyakiti Anda, maka orang itu akan mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. “

Kemudian kaisar Nagus berpaling kepada para pembesarnya, lalu sambil mengisyaratkan dengan telunjuknya kea rah kedua utusan kaum Quraisy itu ia berkata, “ Kembalikan hadiah-hadiah itu kepada kedua orang ini ! Aku tak membutuhkannya. Tuhan tak pernah mengambil uang sogokan dariku dikala Dia mengaruniakan tahta ini kepadaku. Karena itu akupun tak akan menerimanya dalam hal ini. “

Maka mereka pun memulai hidup baru dibawah pimpinan Ja’far sampai saatnya Allah mengizinkan mereka kembali kepada Rasul mereka.


Senin, 02 September 2019

Kisah Ya'juj wa Ma'juj




Basren Blog. Hadits Nabi SAW dari Hudzaifah Al-Ghifari r.a berkata, “ Nabi SAW muncul dihadapan kami ketika kami sedang membayangkan Hari Kiamat. Beliau bersabda, “ Apa yang kalian bayangkan?”  Mereka menjawab, “ Kami membayangkan Hari Kiamat.” Beliau bersabda, “ Hari Kiamat tidak akan datang hingga kalian sebelumnya melihat sepuluh tanda. Lalu beliau menyebutkan asap, dajjal, binatang melata, matahari terbit dari barat, turunnya Isa bin Maryam dan Ya’juj dan Ma’juj, adanya tiga gerhana : gerhana di timur, gerhana di barat, dan gerhana di Jazirah Arab. Ada api yang keluar dari Yaman yang mengusir manusia menuju Padang Mahsyar mereka.” (HR.Muslim, Tirmidzi dan Abu Dawud).

Berita tentang Ya’juj dan Ma’jud amat sedikit, dan ini termasuk berita ghaib terjadi pada saat Isa AS turun. Penjelasan tentang Ya’juj dan Ma’jud seperti terdapat didalam Al Qur’an Surat Al Kahfi ayat 94-97
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
“ Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.

Juga terdapat di dalam Surat Al Anbiya ayat 96 :
                                                                                                       
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.”

Dalam Shahih  Muslim disebutkan “ Kemudian datanglah kepada Isa bin Maryam suatu kaum yang dijaga oleh Allah darinya, lalu dia mengusap wajah mereka dan menjelaskan derajat mereka di surga. Ketika ia melakukan hal seperti itu, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Isa bahwa Aku telah mengeluarkan suatu kaum-Ku, yang tidak seorang pun tatkala dekat dengannya dapat menghindar pembunuhannya. Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dari setiap tempat yang tinggi. Lalu mereka yang berjalan di depan melewati laut yang luas dan mereka meminumnya. Rombongan berikutnya yang melewati laut itu berkata,     “ Dulu di tempat ini pernah ada airnya.” Lalu Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya mengurung diri hingga kepala singa bagi salah seorang di antara mereka lebih berharga dari pada seratus dinar bagi salah seorang di antara kalian pada saat ini. Lalu Isa dan sahabat-sahabatnya berdo’a, hingga Allah mengirimkan binatang seperti ulat yang keluar dari hidung onta yang menjaga mereka, hingga mereka (Ya’juj dan Ma’juj) mati seperti kematian satu jiwa (bertumpuk-tumpuk). Kemudian Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya turun ke bumi, maka mereka tidak mendapatkan di bumi tempat sejengkal pun kecuali telah dipenuhi oleh bau busuk mereka, lalu Nabiyullah Isa dan sahabat-sahabatnya memohon kepada Allah, hingga Allah mengutus seekor burung seperti leher onta yang besar perutnya, lalu membawa mereka dan melepas mereka di tempat yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang tidak ada rumah dan binatang berbulu yang menghalangi turunnya, lalu membersihkan bumi hingga meninggalkan seperti cermin yang licin. Kemudian dikatakan kepada bumi, keluarkan buah-buahanmu dan kembalikan barakahmu. Maka pada saat itu burung-burung memakan buah delima dan mereka berlindung di bawah kepala burung itu mendapatkan barakah susu, hingga susu seekor onta yang melahirkan cukup untuk seribu orang, susu seekor sapi cukup untuk kabilah manusia, dan susu seekor kambing cukup untuk sekelompok manusia. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang segar, lalu menerpa di bawah ketiak mereka dan menangkap roh setiap orang mukmin dan Muslim. Maka tinggallah orang-orang jahat mereka saling membunuh di dalamnya seperti pembunuhan yang dilakukan oleh keledai, maka Hari Kiamat pun menimpa mereka.” Sedangkan dalam hadits Abu Sa’ad dengan sanad yang marfu’ dikatakan “ Pintu penghalang Ya’juj dan Ma’juj dibuka, maka dia menyebar ke pejuru bumi hingga orang-orang Islam ketakutan, lalu mereka (Ya’juj dan Ma’juj) menyerang penduduk bumi. Lalu salah seorang di antara mereka berkata, “ Kita telah terbebas dari penduduk bumi.” LLalu sebagian mereka mengarahkan penyerangannya ke langit, lalu anak panahnya kembali dengan berlumuran darah. Maka mereka berkata, “ Kita telah membunuh penghuni langit.” Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan seekor binatang seperti ulat yang keluar dari hidung onta, lalu menyerang leher mereka hingga mereka mati seperti matinya ulat, yaitu tubuh mereka bertumpuk-tumpuk.”

Dari paparan tersebut diatas dapat disimpulkan sebagaimana yang disimpulkan oleh penyusun buku “ Sejarah Otentik Zulqarnain Panglima, Penakluk dan Raja yang Shahih olah Muhammad Khair Ramadan Yusuf sebagai berikut ;

“Saya berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj tidak harus suatu kaum tertentu dan bangsa manusia tertentu. Tetapi kata Ya’juj dan Ma’juj  merupakan kata yang dimutlakkkan kepada kaum-kaum yang bengis dan membuat kerusakan di muka bumi. Orang-orang seperti mereka telah ada sejak zaman Zulqarnain,  dimana mereka tidak bisa lagi melakukan pengrusakan kehidupan orang lain itu tatkala dibangun benteng yang menghalangi mereka,serperti yang difirmankan oleh Allah dalam Surat Al Kahfi ayat 94 :
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Pada saat itu, kaum perusak itu tidak menemukan jalan  untuk menyeberangi benteng itu seperti difirmankan oleh Allah dalam Suarat Al Kahfi ayat 97 :
“ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.”


                                        

Jumat, 30 Agustus 2019

Buah Sifat Amanah



Basren Blog. Cerita ini berasal dari Damaskus yang menceritakan tentang sebuah masjid yang di dalamnya mengandung keberkahan, ketenangan dan keindahan.

 Di dalamnya ada seorang syaikh yang alim dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk disampaikan kepada masyarakat di sekitarnya, beliau tinggal disitu sudah hampir tujuh puluh tahun, namanya syaikh Salim Al-Mastuhi. Kefakiranya menjadi contoh buat masyarakat tentang menahan diri dari sifat meminta-minta, hal ini beliau lakukan untuk kemuliaan jiwanya.

Salah satu kamar dalam masjid ditempati oleh seorang pemuda. Pada suatu hari pemuda ini menahan lapar sudah dua hari dan belum juga menemukan makanan, sedangkan uang sepeserpun dia tidak punya apa lagi barang yang akan dijual untuk membeli makanan.
Pada hari ketiga, rasa lapar tidak dapat ditahannya. Pemuda ini menguras pikiran apa yang harus dilakukannya, timbullah pemikirannya, bahwa dalam situasi seperti ini yaitu dalam keadaan terpaksa diperbolehkan memakan bangkai atau mencuri untuk sekedar memakan sesuap makanan.

Masjid At-Taubah, atapnya bersambung dengan beberapa rumah yang ada disampingnya, dengan demikian apabila akan kerumah sebelahnya dapat berjalan kaki melalui atap.
Pada hari itu pemuda ini naik ke atap masjid, kemudian berjalan melaui atap ke rumah sebelahnya. Dilihatnya di bawah banyak wanita, maka  segera ia memalingkan wajahnya dan terus menjauh dari rumah tersebut. Kemudian dia melihat kerumah sebelahnya lagi, ternyata sepi, dan tercium aroma masakan dari dalam rumah tersebut. Maka dengan tidak berpikir panjang lagi, ia pun turun melihat situasi seperti itu, sementara rasa laparnya kembali menggeliat sehingga perutnya semakin melilit. Di bukanya panci, ternyata di dalamnya ada terong yang telah dimasak.

Tanpa membaca apapun terus terong tersebut digigitnya tanpa memperdulikan panas masakan tersebut, ketika sedang menggigit timbul kesadarannya, dan ia berkata dalam hatinya, “ ‘Audzubillah ! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal  di sebuah masjid, pantaskah aku masuk ke rumah  orang dan mencuri ? “
Maka pemuda itu beristighfar dan menyesali perbuatannya itu, kemudian terong tersebut dikembalikanya ketempat semula.
Pemuda itu kembali ke  dalam masjid dan terus mengikuti pengajian yang diadakan oleh syaikh Salim, walaupun rasa lapar terus menghantuinya, dia terus mendengarkan pengajian ini.

Sekoyong-koyong datanglah seorang wanita kehadapan syaikh Salim, pada saat itu pengajian telah bubar dan semua muridnya telah kembali, yang tinggal hanya pemuda ini.
Wanita itu berbicara dengan syaikh Salim. Pemuda ini tidak mengerti apa pembicaraan tersebut, karena antara pemuda ini dengan syaikh Salim jaraknya cukup jauh. Tatapan mata  syaikh Salim mengarah kesekelilingnya, ternyata yang ada hanya pemuda ini. Maka dipanggilnyalah pemuda ini untuk mendekat.

“ Apakah kamu sudah menikah ? “ Tanya syaikh kepada pemuda ini saat dia mendekat.
“ Belum, “ jawab pemuda ini.
“ Apakah kau ingin menikah ? Tanya syaikh lagi.
Pemuda ini terdiam dan tertunduk, maka syaikh mengulangi lagi pertanyaannya lagi.
Maka pemuda ini terus menjawab, “ Ya, syaikh, tetapi untuk membeli roti saja akau tidak punya uang, bagaimana aku akan menikah ? ”
“ Wanita ini mengatakan bahwa suaminya telah meninggal. “ tukas syaikh  sambil menunjuk seorang wanita di sampingnya. “ Di kota ini dia adalah orang asing. Di sini dan di dunia ini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi, kecuali seorang paman yang sudah tua renta dan miskin. “ sambil syaikh ini mengarahkan pandangannya ke seseorang yang sedang duduk di pojok masjid.

“ Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya, “ lanjut syaikh Salim lagi. “ Sekarang dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian  dan tidak diganggu lagi oleh orang. Maukah engkau menikahi dengannya ? “
“ Ya’ “ jawab pemuda ini.
“ Apakah engkau menerimanya sebagai suamimu ? “ Tanya syaikh kepada wanita itu.
“ Ya. Aku menerimanya. “ jawab wanita itu.

Syaikh Salim kemudian memanggil orang tua yang ada di pojok masjid   dan mencari dua orang saksi . Setelah itu maka dilangsungkanlah akad nikah dengan wali pamannya yang pada saat itu berada dipojok masjid, dan syaikh Salim membayarkan mahar untuk muridnya itu.
“ Peganglah tangan istrimu. “ kata Syaikh Salim.
Kemudian pemuda itu terus menggandeng tangan istrinya, dan wanita itu terus mengajaknya  pulang kerumah. Sesudah itu keduanya masuk ke dalam rumah, dan istrinya membuka kain yang menutupi wajahnya, tanpak raut wajahnya cantik jelita dan masih muda.

Terbuai dengan kecantikan istrinya yang baru saja dinikahinya, dengan tidak sadar bahwa rumah yang dimasukinya adalah rumah yang sama dimasukinya tadi malam.
“ Apakah engkau ingin makan ? “ Tanya istrinya
“ Ya. “ jawab pemuda ini yang juga merupakan suami barunya.
Perempuan itu membuka tutup panci yang ada di dapurnya, dilihatnya ternyata terong itu ada tanpak bekas gigitan, lalu ia berkata “ Heran, siapa yang masuk ke sini dan menggigit masakan terong ini ? “ katanya terheran-heran.

Pemuda ini terkejut, kemudian dia menangis sambil menceritakan apa yang telah diperbuatnya di rumah ini samalam.

“ ini adalah dari , sifat amanah. “ tukas istrinya, “ Kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan barang yang haram itu, lalu Allah berikan kepadamu rumah ini berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu dengan ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu. “

Sumber : 1. Pemudaumat.blogspot.com
2. Buku “ Dongeng Anak Muslim “ oleh MB. Rahimsyah AR, Penerbit    Bintang Mulia, Surabaya, Tanpa Tahun.