Basren Blog. Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib terlahir di bumi
Habasyah, ketika kaum Muslimin pergi ke wilayah di benua Afrika itu demi
menyelamatkan aqidah Islam mereka. Sementara ayahnya adalah Ja’far bin Abi
Thalib r.a sepupu Nabi Muhammad SAW, seorang mujahid fi sabilillah yang
mendapat kemuliaan mati syahid di Perang Mu’tah yang terjadi pada tahun ke 8 H,
ketika kaum Muslimin melawan bangsa Romawi. Sebuah peperangan yang fonemenal
yang diakhiri dengan kemenangan gemilang
dari Allah bagi kaum Muslimin yang waktu itu hanya berjumlah 30 ribu
personel melawan 200 ribu pasukan orang kafir.
Sedangkan sang ibu, bernama Asma binti Umais
al-Kats’amiyyah r.a, seorang wanita mulia yang juga termasuk rombongan
Muhajiirin pertama ke Habasyah.
Dari dua orang tua mulia ini, lahirlah Abdullah
bin Ja’far bin Abi Thalib, Abu Ja’far al-Qurasyi al-Hasyimi. Ia adalah orang yang paling akhir
wafatnya dari Bani Hasyim yang pernah melihat Nabi Muhammad SAW. Masuk dalam
klasifikasi shigharu ash-Shahabah, sahabat-sahabat Nabi yang berusia
kanak-kanak di masa hidup Rasulullah SAW, memiliki 13 hadits yang diriwayatkan
dari Nabi SAW.
Imam Ibnu Katsir rahimallah menyebutkan bahwa Abdullah
bin Ja’far bin Abi Thalib r.a ini telah berbaiat kepada Nabi SAW ketika berusia
7 tahun.
Allah SWT menakdirkan Ja’far bin Abi Thalib, sang ayah
Abdullah, sebagai salah satu dari tiga komandan pasukan Muslimin yang syahid di
Perang Mu’tah. Setelah sang ayah memperoleh kemuliaan menjadi syahid dalam
Perang Mu’tah, Abdullah bin Ja’far r.a
hidup di bawah pengasuhan dan tanganggun Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW mendo’akan Abdullah bin Ja’far bin Abi
Thalib dengan berkata ; “ Ya Allah,
gantikanlah Ja’far dalam mengurus keluarganya dan berikanlah barakah bagi Allah
dalam perniagaannya. “
Abu Hurairah r.a mengatakan, “ Orang yang paling baik
terhadap kaum Miskin adalah Ja’far bin Abi Thalib. Ia sering mengajak kami ke
rumah dan member kami makanan yang ada di rumahnya. “
Demikian pula Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib juga
mempunyai kisah-kisah yang banyak tentang kedermawanannya, sedekah dan
kegemarannya membantu sesame. Diantaranya, ia pernah member bantuan kepada
seseorang sebanyak 4 ribu dinar.
Pantaslah jika ia
dijuluki Al-jawad ibnul jawad, sang dermawan putra derma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar