Basren Blog. Ketika kita membicarakn Miqdad bin Amr, pembicaraan kita
terpokus kepada sosok sahabat mulia, yang termasuk assabiqunal awwalun yaitu
orang yang menyatakan Islam secara terang-terangan yang ketujuh, sehingga harus
menanggung penderitaan oleh kemurkaan dan kekejaman orang-orang Quraisy. Ibnu
Mas’ud ra mengatakan, “ Orang yang pertama kali memperlihatkan keislamannya ada
tujuh orang, “ seraya menyebut Miqdad bin Aswad sebagai salah seorang dari
mereka.
Miqdad adalah anak angkat dari al-Aswad Abdi Yaghuts,
tetapi dengan adanya larangan dalam ayat yang turun pada waktu itu untuk
penisbatan anak angkat kepada ayah angkat maka dikembalikanlah nisbat itu
kepada orang tua kandungnya yaitu Amr bin Tsalabah bin Malik al-Kindi yang
lebih dikenal dengan Miqdad bin Aswad.
Dalam sejarah Islam, Miqdad bin Aswad dikenal sebagai
pejuang Islam yang pemberani. Abdullah bin Mas’ud ra mengatakan, “ Aku telah
menyaksikan perjuangan miqdad,
sehingga aku lebih suka menjadi sahabatnya daripada segala isi bumi ini. ‘
Pada suatu saat Rasulullah m mengajak musyawarah semua
kaum Muslimin, mereka akan menghadapi peperangan yang pertama dengan kaum
Musyrikin, Rasulullah SAW menguji keimanan mereka. Pendapat diperlukan agar
perjuangan dapat dimenangkan, kemenangan ini bukan juga atas usaha mereka
semata tetapi juga atas pertolongan Allah SWT.
Miqdad khawatir kalau diantara para sahabat ada yang
berat untuk bertempur. Kali ini pertempuran dalam upaya mempertahankan keimanan
mereka, yaitu agama Islam. Sebelum Miqdad berbicara, mka Abu Bakar Ash Shiddiq telah mendahuluinya, dengan
lantunan kalimat yang berkesan, tentramlah hati Miqdad, setelah itu Umar bin
Khattab berbicara, sungguh menakjubkan.
Kini giliran Miqdad tampil berbicara, Wahai Rasulullah,
laksanakanlah apa yang dititahkan Allah, kami akan bersamamu. Demi Allah kami
tidak akan berkata seperti yang
dikatakan Bani Israil kepada Musa, ‘ Pergi dan berperanglah kamu bersama
Tuhanmu, sedangkan kami akan duduk menunggu di sini. ‘Tetapi kami akan
mengatakan kepadamu, “ Pergi dan berperanglah engkau bersama Tuhanmu, dan kami
ikut berjuang bersamamu. “ Demi zat yang telah mengutusmu membawa kebenaran
seandainya engkau membawa kami ke dalam lautan lumpur, kami akan berjuang
bersamamu dengan tabah hingga mencapai tujuan, dan kami akan bertempur di
sebelah kanan dan di sebelah kirimu, di bagian depan dan di bagian belakangmu,
hingga Allah memberikan kemenangan kepadamu. “
Maka hati Rasulullah SAW menjadi tentram, maka persiapan
pun dilakukan oleh Rasulullah dalam bersama para sahabat dalam upaya menghadapi
perang Tabuk.
Suatu hari, ia
diangkat oleh Rasulullah SAW psebagai
pemegang kendali (Amir) di suatu daerah, tatkala ia kembali dari tugasnya, Nabi
bertanya , “ Bagimana pendapatmu setelah menjadi amir ? “ Ia pun menjawab
dengan jujur, “ Engkau telah menjadikan diriku menganggap diri sendiri diatas
semua manusia, sedangkan mereka semua di bawahku. Demi zat yang telah
mengutusmu membawa kebenaran sejak saat ini saya tidak berkeinginan menjadi
pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya. ‘
Miqdad adalah seorang laki-laki yang tidak ingin tertipu
oleh dirinya sendiri dan tidak mau terpedaya oleh kelemahannya.
Miqdad bin Aswad ra pernah melewati sejumlah orang yang
berharap mengalami ujian sebagaimana
Allah menguji Rasul-Nya dan para sahabat ra. Maka ia pun berkementar. “
Sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang benar-benar
dijauhi dari fitnah-fitnah. “ Beliau mengucapkan tiga kali.
Beliau Miqdad bin Aswad juga seorang yang dermawan,
bahkan dia berwasiat untuk memberikan kekayaannya kepada Hasan dan Husin
sebanyak 30 ribu dirham dan kepada Ummahatul Mukminin masing-masing memperoleh
7 ribu dirham.
Setelah perjuangan dan pengorbanan yang besar bagi Islam
dan Kaum Muslimin, Miqdad bin Aswad r.a wafat di Madinah pda tahun 33 H dalam
usia 70 tahun. Khalifah Utsaman bin Affan sendiri yang memimpin shlat jenazah
ini dan di makamkan di Baqi’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar