kode iklan

Selasa, 01 Oktober 2019

Kisah Mashitah




Basren Blog. Pada saat Nabi SAW Isra’ dan Mi’raj diceritakan bahwa dalam perjalanannya,  Allah telah memperlihatkan sebuah tanah lapang dengan harum yang semerbak wanginya, pada saat itu ditanya oleh Nabi SAW kepada Malikat Jibril, “ Hai Jibril, bau apa yang harum semerbak wanginya ini ? “ Jibril pun menjawab, “ Itulah kuburan keluarga  Mashitah. “
Siapakah Mashitah itu ? Mashitah adalah merupakan pelayan istana Fir’aun dengan tugas pokoknya adalah menyisir rambut anak-anak Fir’aun. Dia masuk Islam karena dakwahnya  Musa as.  Keimanannya kepada Allah disembunyikan dari Istana, sehingga orang-orang   menganggap biasa kehidupan Mashitah di lingkungan Istana.
Pada suatu hari Mashitah dengan kebiasaan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yaitu menyisir rambut anak Fir’aun, tanpa disadarinya sisir tersebut jatuh ke lantai, maka keluar ucapan dari Masyitah, “ Allah “, pada saat itu juga anak tersebut bertanya,  “ Siapa itu Allah ? “ Dengan lantang tanpa dipikirkan akibat apa yang dia katakan,  maka  dijawab oleh Masyitah, “ Allah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, Dia yang menciptakan kita semua, termasuk Fir’aun. “ Sang anak bertanya kembali, “ Baerati ada tuhan selain Bapak saya Fir’aun. “ Dengan lugas dijawab, “ Ya. “
Maka anak tersebut  melaporkan peristiwa itu  kepada sang Ayah, “ Bapak kata Mashitah ada Tuhan selain Bapak. “
Maka dipanggillah Mashitah melalui Mentrinya yang bernama Hamman untuk menghadap Fir’aun, singkat cerita datanglah menghadap Mashitah.
“ Mashita ada laporan, benar engkau mengatakan ada tuhan selain aku ?“ Tanya Fir’aun dengan muka berang. “ Banar, tuanku. “ jawab Mashita.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Fir’aun memerintahkan Mentrinya Hamman untuk melaksanakan Hukum Bunuh atas keluarga Mashita.
Maka diadakan persiapan untuk melaksanakan hukuman tersebut oleh Hamman denGan dibantu oleh bala tentara. Persiapan mereka adalah kawah besar untuk memasak air dan kayu. Kemudian air di masak hingga mendidih.
Korban pertama penyiksaan adalah suami Mashita, sebelum suaminya di campakkan ke dalam air mendidih, Fir’aun bertanya kepada Mashita,  “ Siapa Tuhanmu, Aku atau yang lain “ Mashita menjawab, “ Allah Rabbku. “ Maka dicampakkanlah suaminya, selanjutnya ketiga anaknya dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama.
Sekarang tinggal Mashita dan seorang anaknya yang digendong, terasa luluh hati mashita, tetapi Allah memberikan keteguhan hati untuk tetap menyelamatkan keimanannya melalui anak yang digendongnya, ia berkata, “ Ayo ma, kita susul ayah dan kakak-kakakku untuk menemui Allah. “ maka dicampakkanlah kedua orang tersebut ke dalam air yang mendidih.
Demikianlah pengorbanan keluarga Mashita  dalam mempertahankan keimanan mereka, kita hidup dunia ini sebentar hanya 60  sampai 70 tahun saja, akhirat selama-lamanya, tahta dan harta kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah yang Maha Adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar