kode iklan

Jumat, 13 September 2019

Adab Bertemu Dengan Orang Lain




Dalam Islam adab ketika bertemu dengan orang lain amat diperhatikan, sebab itulah Nabi Muhammad SAW dengan akhlaqnya seperti ini orang lain merasa dihargai, merasa diperhatikan dan merasa sama dengan orang lain.
Ada beberapa anjuran yang menjadi sunah Rasulullah untuk kita pahami dan laksanakan. Selamat membaca.
ADAB  BERTEMU DENGAN ORANG LAIN
1.    Mengucapkan Salam
Dalam Hadits Bukhari No. 12,28,6236 dan Muslim No. 39 disebutkan, “ Bahwasanya seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW  amalan apakah yang terbaik di dalam Islam ? “ Rasulullah menjawab, “ Memberikan makan dan mengucapkan salamkepada orang muslim yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal. “
Dalam hadits lain disebutkan, “ Dari Imran bin Husain r.a, ia berkata : “ Seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah, dan dia berkata : “ Assalamu’alaikum, “ maka Rasulullah menjawab salam atasnya, dan kemudian dia duduk. Rasulullah berkata, “ Sepuluh. “ Selanjutnya datang orang yang lain, lalu dia berkata, “ Assalamu’alaikum warahmatullah. “ Beliau menjawabnya, dan kemudian dia duduk. Beliau berkata, “ Dua puluh. “ Lantas, datang orang yang lain lagi, lalu dia berkata, “ Assalamu’alaikum warahmatullah wabaraktuh. “ Nabi pun berkata, “ Tiga puluh. “
Anjuran memberi  salam amat sesuai   dengan hadits Nabi  SAW  , “ Apabila salah seorang diantara kalian tiba disuatu majelis, hendaklah member salam, apabila akan meninggalkan majelis, hendaklah member salam yang pertama tidak lebih berhak  dari yang terakhir. “ (HR. Abu Dawud no. 5208 dan Tirmidzi no. 2707).

2.    Bermuka Manis
Rasululah SAW bersabda,  “ Janganlah engkau meremehkan perbuatan kebaikan dari sesuatu apa pun, walaupun sekedar menyambut saudaramu dengan muka yang manis. “ (HR.Muslim no.2626).

3.    Berjabat Tangan
Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah dua orang muslim saling bertemu lalu keduanya berjabat tangan, melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum keduanya saling berpisah. “ (HR. Abu Dawud no.5212, Tirmidzi no. 2725, dan Ibnu Majah no.3703).
Imam  Nawawi rahimallah berkata, “ Ketahui bahwa mushafahah  (berjabat tangan) sangat dianjurkan untuk dilakukan kepada sesame muslim pada saat setiap kali pertemuan keduanya. “

4.    Kata-kata yang baik
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 53 :
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ يَنزَغُ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٗا مُّبِينٗا  
“ Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. “
Rasulullah SAW bersabda, “ Perkataan yang baik adalah sedekah. “ (HR.Bukhari no.2891,2989 dan Muslim no.1009).
Kalimat yang baik meliputi zikir, do’a, salam, sanjungan tulus, akhlak terpuji dan tingkah laku baik.






Kamis, 12 September 2019

MengapaTawasul Dilarang




  
Basren Blog. Pengertian Tawasul menurut Ibnu Almanzhur , “ Al-wasilah bermakna al-qurbah (pendekatan), yaitu mendekat kepada-Nya dengan sesuatu amal.

” Al-Fairuz Abadi berkata, “ Berperantara kepada-Nya dengan sesuatu perantara, yaitu melakukan suatu perbuatan yang mendekatkan dirinya kepada-Nya sebagai suatu tawasul.”

" Ar-Raghib al-Ashfahani Berkata, “ Hakekat dari al-wasilah kepada Allah SWT adalah memperhatikan jalan-Nya dengan ilmu dan ibadah, serta menapaki kemuliaan syariat seperti taqarrub. ” 

Demikian pula Al-Fayumi berkata, “ Bertawasul kepada Rabbnya dengan suatu wasilah, yaitu mendekat kepada-Nya dengan suatu amal. Dengan demikain dapat kita simpulkan bahwa Tawasul adalah melakukan suatu perbuatan dengan perantara melalui ibadah dan amal.

Tawasul  yang bertentangan dengan Islam

Sekarang apa saja tawasul yang bertentangan dengan Islam.   
Para ulama sepakat bahwa tawasul yang bertentangan dengan Islam yaitu :

1. Tawasul yang dilakukan dengan sarana (wasilah) yang tidak disebutkan oleh syariat. Contohnya adalah Tawasul kepada Allah SWT dengan kedudukan seseorang yang memiliki keistimewaan di sisi Allah SWT , seperti tawasul dengan kedudukan Nabi Muhammad SAW dengan berkata, “ Ya Allah, sesungguhnya saya bermohon dengan kedudukan Nabi-Mu agar demikian dan demikian.”, karena yang demikian itu menetapkan suatu sebab yang tidak diakui oleh syariat. Yang mulia Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “ Tawasul dengan kedudukan, keberkahan, kehormatan dan diri seseorang bukanlah suatu yang dibolehkan menurut sebagian besar ulama, karena tawasul itu adalah perkara taufiqiyah (hak mutlak syariat) di mana tidak ada sesuatu pun dari tawasul itu yang boleh dilakukan kecuali yang dibolehkan oleh syariat, dan tidak ada sama sekali riwayat dari syariat yang menunjukkan adanya tawasul-tawasul tersebut .” Contoh lain dari tawasul dengan sarana yang tidak dibicarakan oleh syariat adalah seseorang bertawasul kepada Allah SWT dengan do’a seorang mayit, di mana ia meminta kepada mayit tersebut agar mendo’akan kepada Allah SWT untuknya. Ini bukanlah wasilah tetapi ini adalah sebuah kebodohan dimana menurut Hadits Nabi SAW dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Muslim no.1631 bahwa apabila manusia meninggal maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang selalu mendo’akannya.

2. Tawasulnya orang-orang musyrik dengan berhala-hala dan patung-patung mereka dan tawasul orang-orang jahil dengan wali-wali mereka. Ini adalah tawasul syirik. Karena orang-orang yang bertawasul itu berdo’a kepada orang yang mereka anggap sebagai wasilah, seseorang datang kepada orang lain yang dianggapnya sebagai wali seraya berkata, “ Wahai Wali Allah, selamatkanlah saya dengaan lafazh seperti ini, wahai ahli bait selamatkan saya, wahai Nabi Allah selamatkanlah saya.” Semua ini tidaklah benar dinamakan sebagai tawasul akan tetapi hal ini dinamakan sebagai syirik, karena berdo’a kepada selain Allah SWT adalah syirik dalam agama Islam.




Kaum Yang Dibinasakan Allah Dalam Al-Qur'an


Basren Blog. Allah menghinakan suatu kaum dengan kuasa-Nya, Allah kuasa atas segala Sesuatu..Al-Quran banyak menceritakan perihal umat terdahulu yang menentang bahkan membunuh para Rasul yang diutus kepada mereka, diantaranya adalah sebagai berikut :
  
1.    Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya Sembilan ratus lima puluh tahun, namun yang mengikutinya hanya 80 orang. Anak dan istrinya juga enggan mengikut apa yang diajarkan oleh Nabi Nuh.
Suatu masa Nabi Nuh diperintah oleh Allah untuk membuat sebuah kapal, maka dengan sigap Nabi Nuh melaksanakan perintah tersebut dan pembuatanya diatas gunung.
Kaumnya mentertawakan dan mengatakan bahwa Nabi Nuh telah gila membuat kapal datas gunung, disaat yang lain kaumnya membuang kotoran diatas kapal tersebut, namun dengan kesabarannya maka pertolongan Allah pun datang, dimana Allah telah mendatangkan penyakit kurap dan kudis pada kaummnya.
Tidak ada obat kecuali dengan memandikan kotoran tersebut, dengan spontan kaumnya memandikan air kotoran tersebut sehinga kapal bersih kembali.
Maka Allah mendatangkan banjir besar dan menenggelamkan semua kaumnya yang ingkar termasuk anak dan istrinya. Yang selamat hanya 80 orang pengkut setianya
.
2.    Kaum Nabi Hud
Nabi Hud adalah Nabi yang diutus untuk kaum ‘Ad. Kaum Ad ahli dalam bidang ukiran, sehingga kehidupan kaumnya lebih mewah di banding dengan kaum yang lainnya. Mereka sombong karena seolah-olah keahliannya di dapat dari kepandaiannya sendiri.
Allah murka dengan kesombongan maka Allah datangkan bencana berupa angin yang dahsyat disertai dengan bunyi gemuruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa. 
   
3.    Kaum Nabi Saleh
Kaum Tsamud adalah kaum yang pandai dalam bidang bangunan dari batu. Sehingga gunung dapat dijadikannya rumah.
Nabi Saleh adalah Nabi yang diutus kepada Kaum Tsamud, perilaku kaum Tsamud conggak dan angkuh, Allah karuniakan kepadanya kepandaian dalam bidang bangunan.
Nabi Saleh memiliki mukjizat seekor unta betinayang keluar dari celah batu. Karena kocongkakan dan kesombongannya, mereka bunuh unta itu sehingga  Allah timpakan azab berupa awan hitam yang mereka kira hari akan hujan tetapi awan panas yang membakar tubuh mereka.

4.    Kaum Nabi Luth.
Ini dia kaum homoseksual dan lesbian, kaummnya senang dengan menikah dengan pasangan sesama jenis.
Nabu Luth sering memberikan peringatan, namun tidak juga digubris. Mereka beranggapan ini adalah idealnya perkawinan pada waktu itu. Meraka tak juga mau bertobat, seolah-olah perbuatan mereka benar.
Allah aka memberikan tarbiyah kepada meraka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancur lebur rumah mereka dan mereka semua tertimbun oleh reruntuhan.

5.    Kaum Nabi Syuaib
Salah satu keahlian dari kaum Madyan  adalah dalam bidang perdagangan. Mereka cukup dikenal pada masanya karena kecurangan dalam timbang, bila membeli mereka minta dilebihkan dan jika menjual mereka selalu mengurangi.
Nabi Syuaib telah memperingatkan “ jangan kurangi takaran “, tetapi merka seolah-olah tidak mau tahu dengan aturan seperti itu, mereka menginginkan keuntungan banyak, tetapi Allah berkehendak lain, Allah azab mereka dengan diturunkannya hawa panas ,yang dengan itu mereka tidak dapat berlindung ditempat yang teduh, mereka juga tidak mampu menahan hawa panas, akhirnya mereka binasa.
Disamping itu pula Nabi Syuaib diutus kepada Kaum Aikah, dimana mereka merupakan penyembah sebidang tanah yang pepohonannya sangat rimbun (Aikah).

6.    Kaum Saba
Kaum Saba terkenal keahliannya dibidang pertanian. Mereka membangun bendungan Ma’rib sehingga lahan pertaniannya subur dan rakyatnya makmur dalam kehidupannya.
Nabi Sulaiman mengajak mereka untuk taat dan beribadah kepada Allah, tetapi sikap  conggak mereka sehingga Allah datangkan azab kepada mereka.
Allah datangka seekor tikus berwarna putih yang tugasnya untuk menggerogoti bendungan, maka akhirnya bendungan ini jebol dan berdampak kepada hanyutnya rumah-rumah mereka karena banjir bandang tersebut.

7.    Kaum Tubba’
Kaum Tubba’ memiliki peradaban maju diantaranya mereka memiliki sebuah bendungan. Mereka adalah bangsa Himyar, sementara raja mereka bernama Tubba’ yang beriman kepada Allah.
Kaumnya sangat inkar kepada Allah dan melampui batas hingga Allah timpakan azab atas mereka.

8.    Firaun
Firaun hidup dizaman Nabi Musa As, dia seorang raja yang kejam sering menindas Kaum Bani Israil.a Bahkan dengan lantang dia mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.
Untuk itu Allah SWT mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan atas kesombongannya akan datangnya azab Allah.
Namun ia akhirnya tenggelam di Laut  Merah, dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir.

9.    Ashab Al-Sabt
Golongan ini adalah kelompok yang tinggal di Kota Eliah  (Palestina), mereka segolongan orang-orang fasik.
Allah telah tetapkan bahwa hari Sabtu adalah hari beribadah. Untuk itu Allah telah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak untuk hari yang lain.  Mereka meminta kepada rasul Allah untuk mengalihakan ibadah pada hari yang lain, selain pada hari Sabtu. Tetapi karena mereka melanggar perintah Allah, maka Allah laknat mereka menjadi kera yang hina.

10. Ashab A-Rass
Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum, Banyak versi tentang siapa yang diutus kepada mereka, ada sebagaian mengatakan Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Yang jelas mereka adalah penyembah patung, ada pula mereka menurut sebagian lagi mengatakan melakukan pelangaran telah mencampakkan utusan yang dikirim ke dalam sebuah telaga yang mereka namakan Rass. Atas kesalahan ini mereka dibinasakan oleh Allah.

11. Ashab Al-Ukdudd
Kaum ini adalah kaum yang menolak beriman kepada Allah termasuk rajanya. Mereka menggali parit, sementara  orang yang beriman dicampakkan kedalam parit itu dan dibakar termasuk seorang wanita yang sedang menggendong anaknya. Atas perbuatan ini mereka dikutuk oleh Allah SWT.

12. Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras.




Rabu, 11 September 2019

Khutbah Jum'at Membentuk Pribadi Yang Manusiawi



Postingan ini saya buat agar kita semua meneladani kehidupan Rasulullah SAW, keteladanan beliau dalam bidang akhlak amat menonjol, sehingga musuh Islam pun kagum atas perilaku beliau SAW.
Dalam khutbah kali ini membentuk pribadi yang manusiawi sifat marhamah dan kasih sayang dan akhirnya terbentuklah karakter masyarakat yang tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa dan selanjutnya dipersilakan untuk membacanya agar tidak terjadi gagal paham.
Selamat membaca, tetapi sebelumnya bacalah   
MEMBENTUK PRIBADI YANG MANUSIAWI
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Puji syukur kehadirat Allah SWT pada hari ini kita semua diberi nikmat sehat, sehingga kita semua dapat melaksanakan shalat jum’at berjamaah sebagaimana memenuhi panggilan Allah SWT di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan keatas  Junjungan Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau, dengan tetes darah, perjuangan tanpa lelah dan harta benda , terus mendakwahkan kalimat LA ILA HA ILLAH MUHAMMAD DARRASULULLAH, sehingga sampailah kepada kita hari ini dan mudah-mudahan sampai ke anak cucu kita.
Dalam kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan khutbah dengan judul  MEMBENTUK PRIBADI YANG MANUSIAWI
Ma’asyiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Pertama-tama khatib mengajak jamaah semua terutama diri khatib yang dhaib ini, marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya . Karena tidak ada keuntungan yang lebih besar melebihi taat kepada Allah dan tidak ada kerugian yang lebih besar melebihi maksiat kepada Allah.
Sebagai landasan khutbah kali ini kami ketengahkan Firman Allah SWT dalam Al Qur’an  Surat At Taubah ayat 71 :
  وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
“ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah SWT menjadikan manusia bukan saja sebagai khalifah dimuka bumi ini, tetapi juga sebagai makhluk social, yaitu makhluk yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan dirinya dalam kebudayaan dan nilai kemanusiaan guna meramaikan alam dunia ini dengan segala amal perbuatan, pembangunan dan jihad serta mewujudkan masyarakat ta’aawun yang saling membantu, bagi keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Untuk itu diperlukan sifat-sifat dan sistimatika masyarakatnya, sehingga kemerdekaan yang diberikan kepada manusia itu tetap berjalan dalam batas-batas menghormati hak orang lain, bahkan harus pula dengan kewajiban menegakkan apa yang berguna untuk bersama, membantu sesuatu yang perlu bagi kehidupan bersama. Dengan demikian sifat ananiyah dan individualistis (mementingkan diri sendiri) dalam suatu masyarakat dapat dihindari.  Oleh karena itu keselamatan makhluk social tidak akan terlaksana apabila tidak dibina menjadi manusia yang ideal dengan menanamkan pada setiap pribadi mereka sifat-sifat mulia seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW antara lain Rasa persamaan – Rasa kasih sayang dan marhamah – Sikap tolong menolong -
Ma’asyiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Rasa persamaan yang diketengahkan oleh ajaran  Islam sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 :
 وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda pada waktu Khutbah Hajjatul Wada’ :
Maksudnya : Wahai manusia, sesungguhnya tuhanmu satu, dan bapakmu satu. Kamu semua dari Adam dan Adam dari tanah. Orang yang paling mulia diantaramu disisi Allah ialah yang paling taqwa. Tidak ada kelebihan orang Arab dari orang Ajam, hanya dengan taqwa.
Dari ayat tersebut diatas dan hadist Nabi SAW diatas , nyatalah bahwa manusia itu asalnya adalah sama. Yaitu sama dari keturunan Adam AS. Dengan demikian akan timbul  rasa  persamaan diantara manusia itu sendiri, yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Yang Berbahagia.
Sebagai makhluk social, tidak saja adanya rasa persamaan dari manusia-manusia itu, tetapi dalam diri pribadi setiap insan itu akan lahir rasa marhamah dan kasih saying anata mereka . Allah SWT berfirman  Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
“ Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
Maksudnya : Kasihilah apa yang ada di bumi, nanti akan mengasihi kamu apa yang di langit.
Dengan memahami bahwa Allah itu bersifat Rahman dan Karim, maka diterangkan juga sifat-sifat orang mukmin, yakni Ruhamaa’ (kasih saying) diantara mereka. Dengan penerapan sifat rahim bagi sesama manusia akan menyebabkan manusia itu dirahimi oleh Allah SWT. Ayat-ayat dan hadits tersebut diatas mengajak manusia terutama orang-orang yang beriman untuk bersikap rahim dan berkasih sayang, sebab sifat-sifat ini adalah pangkal kebaikan manusia itu sendiri dan menjadikan turunnya rahmat Allah dalam masyarakat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Sebagai kelanjutan sifat marhamah, manusia dituntun untuk memiliki sifat tolong menolong. Dari kedua sifat ini yaitu kasih sayang dan tolong menolong , akan melahirkan sifat cinta dan suka berkorban untuk orang lain. Allah SWT memperingakan kepada kita sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an Surat Al Maa’idah ayat 2  :
 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّهِمۡ وَرِضۡوَٰنٗاۚ وَإِذَا حَلَلۡتُمۡ فَٱصۡطَادُواْۚ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ أَن صَدُّوكُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ أَن تَعۡتَدُواْۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ  
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua.Amin.
 بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.












Khutbah Jum'at Merenungi Keagungan Islam



Kali ini postingan saya Khutbah Jum’at dengan judul “ Merenungi Keagungan Islam . “ Islam pernah jaya dalam segala bidang, namun kejayaan ini pudar. Walaupun demikian melalui ibadah shalat, puasa, zakat dan haji kita dapat melihat keagungan Islam.
Untuk itu baca terus khutbah ini untuk dijadikan renungan.
MERENUNGI KEAGUNGAN ISLAM
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَرْسَلَهُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدِاعِياً اِلَى اللهِ بِاِذْنِهِ وَسَرَاجًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً اُعِدُّهَا لِلِقَا ئِهِ ذَخْرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَرْفَعُ الْبَرِيَّةِ قَدْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَمَّا بَعْدُ) يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .   
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Puji syukur kehadirat Allah SWT pada hari ini kita semua diberi nikmat sehat, sehingga kita semua dapat melaksanakan shalat jum’at berjamaah sebagaimana memenuhi panggilan Allah SWT di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan keatas  Junjungan Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau, dengan tetes darah, perjuangan tanpa lelah dan harta benda , terus mendakwahkan kalimat LA ILA HA ILLAH MUHAMMAD DARRASULULLAH, sehingga sampailah kepada kita hari ini dan mudah-mudahan sampai ke anak cucu kita.
Dalam kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan khutbah dengan judul  MERENUNGI KEAGUNGAN ISLAM
Ma’asyiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Pertama-tama khatib mengajak jamaah semua terutama diri khatib yang dhaib ini, marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya . Karena tidak ada keuntungan yang lebih besar melebihi taat kepada Allah dan tidak ada kerugian yang lebih besar melebihi maksiat kepada Allah.
Sesungguhnya keagungan Islam sangat jelas di segala bidang dan keagungan Islam tidak dapat dihitung banyaknya oleh siapapun, karena keagungan Islam berhasil menyatukan perpecahan bangsa Arab, melunakkan hati mereka dan menyatukan mereka dalam satu agama. Awal lahirnya Islam dicanangkan oleh seorang nabi yang lahir di padang pasir yang kering dan  keras, kemudian dari sanalah timbulnya manusia-manusia yang saling mengasihi dan saling membantu di antara mereka, seperti yang disebutkan dalam firman Allah di dalam Surat Al Fat ayat 29 :
  مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعٗا سُجَّدٗا يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٗاۖ سِيمَاهُمۡ فِي وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِي ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡ‍َٔهُۥ فَ‍َٔازَرَهُۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنۡهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar “

Ma’asiral Muslimin yang berbahagia
Dengan Islam, maka lahirlah umat yang saling mengasihi diantara mereka dan dari sana lahirlah Negara Islam yang dapat membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesamanya  , dari kejahatan kepada keadilan Islam yang amat mulia tujuannya dan amat adil syariatnya. 
Menurut Islam shalat merupakan sarana penghubung antara makhluk dengan khaliqnya, didalamnya terdapat permohonan  minta petunjuk kejalan yang lurus, sehingga ia terpimpin ketujuan yang mulia.
Menurut Islam kewajiban zakat adalah sarana untuk menyalurkan sebagian harta seseorang kepada sesama saudaranya dan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat serta menghilangkan rasa kikir dari hati seorang yang kaya, seperti yang disebutkan di dalam Al Quran Surat At Taubah ayat 103 :
 خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيم
“ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui “.
Menurut Islam, ibadah Puasa adalah untuk mendidik dan melatih jiwa untuk berbuat segala perilaku yang baik. Demikian pula ibadah haji sengaja ditetapkan oleh Allah untuk memberi berbagai keuntungan yang terus menerus dalam masalah dunia dan akhirat. Lebih dari itu, ibadah haji dapat mempersatukan kesatuan umat Islam disamping itu segala langkah dan dan ritual yang dilakukan oleh seorang jamaah haji pasti ada keuntungan dan kebaikan dibaliknya, misalnya kalimat talbiyah yang menjadi syiar ibadah haji dan syiar iman, kalimat itu terucap oleh setiap jamaah haji sejak mereka mamakai pakaian ihram dan mengatakan “ Labbaik Allahumma Labbaik “, maka pada saat itu, hati setiap jamaah haji merasa bebas dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan kepada sang khaliq, maksud ia mengucapkan “ Aku sambut panggilan-Mu wahai Tuhan dan aku tunduk pada semua perintah Mu”. Karena itu, seorang mukmin yang telah menyatakan kesanggupannya memenuhi panggilan Tuhannya, maka dia tidak boleh memenuhi panggilan setan yang dikumandangkan lewat lisan musuh-musuh Allah. Setelah seorang muslim melakukan ibadah haji, maka dia boleh menyerukan slogan-slogan non tauhid atau non iman ditempat-tempat turunnya rahmat dan ridha Allah, seperti diseputar Ka’bah dan lain sebagainya.Ditempat-tempat itu seorang mikmin dilarang memohon pertolongan kepada selain dari Allah, karena disana tidak boleh melakukan penyembahan apapun, kecuali untuk Allah semata. Adapun thawaf disekitar ka’bah dan mengelilinginya merupakan symbol bahwa hati setiap mukmin hanya bergantung kepada Allah dan hati seorang mukmin harus bersatudengan hati mukmin lainnya. Selain itu masih banyak keuntungan demi keuntungan yang didapat oleh seorang jamaah haji selain merasakan keagungan Islam ketika seorang muslim merasakan syiar ibadah haji diseputar ka’bah di dekat makam Ibrahim dan sumur zam-zam.
Ditempat itulah wahyu diturunkan dan ditempat itu pula seluruh umat Islam harus memperbaiki keimanan mereka, menguatkan kesatuan mereka dan menyaksikan kebaikan dunia dan akhirat yang diberikan Allah kepada mereka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Al qur’an adalah kitab suci umat Islam. Didalamnya banyak mengandung perintah, larangan dan ilmu pengetahuan. Orang diluar Islam secara diam-diam telah meneliti kandungan al quran apakah relevan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sungguh mencengangkan ternyata al qur’an telah menjawab penelitian yang mereka lakukan. Mulai dari proses terjadinya manusia, alam semesta, proses terjadinya hujan dan sebagainya. Insya Allah akan dipaparkan pada khutbah yang akan datang.
Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat buat kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.






Kisah Pasukan Al-Ambar



Basren Blog. Pada bulan Rajab tahun ke 8 Hijriyah, Rasulullah SAW mengutus pasukan sebanyak 300 orang sahabat di suatu tempat di daerah pantai yang dipimpin oleh Abu Ubadah. Rasulullah hanya mempersiapkan bekal untuk mereka hanya sekarung kurma.
Mereka menetap di sana selama lima belas hari, sedangkan persediaan mereka telah habis. Qais salah satu anggota pasukan membeli unta untuk disembelih dengan syarat akan dibayar setibanya di Madinah. Maka setiap harinya mereka menyembelih unta sebanyak 3 ekor.

Pada hari ketiga penyembelihan, Abu Ubadah berpikir jika diteruskan maka mereka tidak dapat kembali karena tidak adanya kendaraan mereka. Timbullah inisiatif agar mereka mengumpulkan sisa kurma yang ada pada mereka, dan memberikannya kepada mereka seorang sebutir kurma untuk mengulumnya sambil minum air.
Melihat kondisi seperti itu memang dapat dibayangkan betapa sedihnya, tetapi semangat mereka tatap bertahan, pada saatnya mereka benar-benar kehabisan bekal,  sehingga daun kering dijadikan makanan dicampur dengan air. Apa saja pada saat terpaksa dapat dilakukan.

Allah berkehendak menolong hambanya yang mematuhi rasul-Nya ,maka tiba-tiba seekor ikan Ambar terdampar ditepi pantai.
Mereka makan ikan tersebut selama delapan belas hari tidak juga habis, bahkan mereka dapat juga membawa sisanya kembali ke Madinah.
Mereka ceritakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “ Ikan itu adalah rezeki yang Allah kirimkan untuk kalian. “




Selasa, 10 September 2019

Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam



Basren Blog. Kaum kafir Quraisy mencari akal baru bagamana agar orang tidak berbondong-bondong masuk ke agama baru  yaitu Islam. Banyak tenaga dan pikiran yang mereka lakukan baik dengan penyiksaan atau diplomasi dengan kerajaan lain, antara lain dengan kaisar Nagus.

Untuk itu mereka kembali mengadakan musyawarah untuk membunuh Nabi Muhammad SAW, merekapun bertanya dalam musyawarah itu,  salah seorang yang tertua dari mereka bertanya, “ Siapakah yang berani membunuh Muhammad ? “
Maka dengan lantang dan berani, Umar mengacungkan tulunjuk jarinya keatas dan menjawab pertanyaan itu, “ Aku yang akan membunuhnya ! “.
Lantas mereka pun berkata, “ Ya, kaumu bisa melakukannya. “

Umar pun bangkit dari tempat duduknya dan pergi sambil menyandang pedangnya, ditengah perjalanan dia pun bertemu dengan Saad bin Abi Waqqas.
“ Mau kemana engkau wahai Umar ? “  Tanya Saad bin Abi Waqqas
“ Aku mau membunuh Muhammad ! “ jawab Umar
“ Kalau demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhra,dan Banu Abdi Manaf  tentu tidak akan berdiam diri. Mereka pasti tidak akan membiarkanmu hidup di muka bumi. “ jawab Saad bin Abi Waqqas.
Kelihatannya Umar bertambah marah dengan jawaban yang demikain, lantas dia berkata, “ Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama kita dan menjadi orang Islam. Jika demikan, kamu akan kubunuh lebih dahulu ! “
Sesudah  berkata demikain , Umar pun menghunuskan pedangnya.
“ Ya, aku memang telah masuk Islam. “ jawan Saad bin Abi  Waqqas.
Tanpaknya perkelahian pedang lawan pedang akan terjadi, pada saat keduanya mengayunkan pedangnya, maka Saad pun berkata kepada Umar, “ Wahai Umar, terlebih dahulu telitilah kab tentang keluargamu. Saudara perempuanmu dan iparmu juga telah masuk Islam. “

Mendengar hal itu Umar bertambah marah dan langsung pergi ke rumah saduara perempuannya.
Sementara di rumah saduara perempuan Umar , Khabbab sedang mengajarkan Al Qur’an, mendengar derap langkah dan teriakan Umar, maka suasana menjadi kacau, sementara lembaran-lembaran Al-Qur’an bertebaran diatas lantai, Khabbab berlindung di dalam kamar, sedangkan saudara perempuan Umar dan iparnya berada di ruang tengah rumah.
“ Hai Patimah, buka pintu rumahmu, kalau tidak akan kudobrak dari  luar ! “
Tidak ada perasaan takut, kerena hati telah terpaku dengan kebesaran Islam. Maka dibukalah pintu rumahnya. Dengan sigap tanpa pikir Umar langsung memukul adiknya dengan benda yang ada di tangannya sehingga keluarlah darah dari kepala adiknya .
“ Kamu telah menjadi musuh dirimu sendiri. Kamu mengikuti agama yang buruk ini ! “ Tukas Umar kepada adik perempuannya dan iparnya dan selanjutnya Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya, “ Sadang apa kalian  dan suara apa siapa yang kudengar tadi ? “
Maka iparnya menjawab, “ Kami sedang mengobrol biasa. “ selanjutnya Umar bertanya, “ Apakah kamu telah meninggalkan agamamu dan masuk ke agama baru ? “ Iparnya menjawab, “ Bagaimana jika agama baru itu benar ? “
Mendengar hal itu, Umar langsung memegang jenggot Iparnya dan menjatuhkannya ke tanah serta memukulnya dengan puas, sementara adik perempuannya mencoba memisahkan mereka berdua, namun yang didapat oleh adiknya adalah tamparan hingga berdarah.
“ Hai Umar, apakah kami dipukul hanya karena kami masuk Islam ? Kami memang telah masuk Islam. Jika gara-gara ini, lakukanlah sepuasmu terhadap diri kami. “ tukas adik perempuannya.

Umar terdiam sejenak dan kedua matanya terarah ke lembaran ayat suci Al-Qur’an yang tertinggal di luar, kemudian dia langsung mengambil salah satu lembaran tersebut  yang  ternyata surat Thaahaa dan terus dibacanya dibacanya hingga ayat ke 14 :
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ   
“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku "
Selesai membaca ayat tersebut, roman mukanya berubah, dan dai pun berkata, “ Baiklah, kini pertemukanlah aku dengan Muhammad ! “

Mendengar hal itu Khabbab pun keluar dari tempat persembunyaiannya dan bkata, “ Hai Umar, aku sampaikan kabar gembira untukmu, kemarin, pada malam kamis, aku mendengar Rasulullah SAW berdo’a “ Ya Allah, Kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih Engkau sukai (karena keduanya adalah tokoh kuat yang sangat terkenal) “ Sekarang telah diketahui bahwa do’a Rasulullah SAW telah dikabulkan untukmu. “

Umar bin Khattab dipertemuakan dengan Rasulullah SAW pada hari jum’at subuh.