kode iklan

Rabu, 11 September 2019

Khutbah Jum'at Membentuk Pribadi Yang Manusiawi



Postingan ini saya buat agar kita semua meneladani kehidupan Rasulullah SAW, keteladanan beliau dalam bidang akhlak amat menonjol, sehingga musuh Islam pun kagum atas perilaku beliau SAW.
Dalam khutbah kali ini membentuk pribadi yang manusiawi sifat marhamah dan kasih sayang dan akhirnya terbentuklah karakter masyarakat yang tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa dan selanjutnya dipersilakan untuk membacanya agar tidak terjadi gagal paham.
Selamat membaca, tetapi sebelumnya bacalah   
MEMBENTUK PRIBADI YANG MANUSIAWI
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Puji syukur kehadirat Allah SWT pada hari ini kita semua diberi nikmat sehat, sehingga kita semua dapat melaksanakan shalat jum’at berjamaah sebagaimana memenuhi panggilan Allah SWT di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan keatas  Junjungan Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau, dengan tetes darah, perjuangan tanpa lelah dan harta benda , terus mendakwahkan kalimat LA ILA HA ILLAH MUHAMMAD DARRASULULLAH, sehingga sampailah kepada kita hari ini dan mudah-mudahan sampai ke anak cucu kita.
Dalam kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan khutbah dengan judul  MEMBENTUK PRIBADI YANG MANUSIAWI
Ma’asyiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Pertama-tama khatib mengajak jamaah semua terutama diri khatib yang dhaib ini, marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya . Karena tidak ada keuntungan yang lebih besar melebihi taat kepada Allah dan tidak ada kerugian yang lebih besar melebihi maksiat kepada Allah.
Sebagai landasan khutbah kali ini kami ketengahkan Firman Allah SWT dalam Al Qur’an  Surat At Taubah ayat 71 :
  وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
“ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah SWT menjadikan manusia bukan saja sebagai khalifah dimuka bumi ini, tetapi juga sebagai makhluk social, yaitu makhluk yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan dirinya dalam kebudayaan dan nilai kemanusiaan guna meramaikan alam dunia ini dengan segala amal perbuatan, pembangunan dan jihad serta mewujudkan masyarakat ta’aawun yang saling membantu, bagi keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Untuk itu diperlukan sifat-sifat dan sistimatika masyarakatnya, sehingga kemerdekaan yang diberikan kepada manusia itu tetap berjalan dalam batas-batas menghormati hak orang lain, bahkan harus pula dengan kewajiban menegakkan apa yang berguna untuk bersama, membantu sesuatu yang perlu bagi kehidupan bersama. Dengan demikian sifat ananiyah dan individualistis (mementingkan diri sendiri) dalam suatu masyarakat dapat dihindari.  Oleh karena itu keselamatan makhluk social tidak akan terlaksana apabila tidak dibina menjadi manusia yang ideal dengan menanamkan pada setiap pribadi mereka sifat-sifat mulia seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW antara lain Rasa persamaan – Rasa kasih sayang dan marhamah – Sikap tolong menolong -
Ma’asyiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Rasa persamaan yang diketengahkan oleh ajaran  Islam sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 :
 وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda pada waktu Khutbah Hajjatul Wada’ :
Maksudnya : Wahai manusia, sesungguhnya tuhanmu satu, dan bapakmu satu. Kamu semua dari Adam dan Adam dari tanah. Orang yang paling mulia diantaramu disisi Allah ialah yang paling taqwa. Tidak ada kelebihan orang Arab dari orang Ajam, hanya dengan taqwa.
Dari ayat tersebut diatas dan hadist Nabi SAW diatas , nyatalah bahwa manusia itu asalnya adalah sama. Yaitu sama dari keturunan Adam AS. Dengan demikian akan timbul  rasa  persamaan diantara manusia itu sendiri, yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Yang Berbahagia.
Sebagai makhluk social, tidak saja adanya rasa persamaan dari manusia-manusia itu, tetapi dalam diri pribadi setiap insan itu akan lahir rasa marhamah dan kasih saying anata mereka . Allah SWT berfirman  Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
“ Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
Maksudnya : Kasihilah apa yang ada di bumi, nanti akan mengasihi kamu apa yang di langit.
Dengan memahami bahwa Allah itu bersifat Rahman dan Karim, maka diterangkan juga sifat-sifat orang mukmin, yakni Ruhamaa’ (kasih saying) diantara mereka. Dengan penerapan sifat rahim bagi sesama manusia akan menyebabkan manusia itu dirahimi oleh Allah SWT. Ayat-ayat dan hadits tersebut diatas mengajak manusia terutama orang-orang yang beriman untuk bersikap rahim dan berkasih sayang, sebab sifat-sifat ini adalah pangkal kebaikan manusia itu sendiri dan menjadikan turunnya rahmat Allah dalam masyarakat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Sebagai kelanjutan sifat marhamah, manusia dituntun untuk memiliki sifat tolong menolong. Dari kedua sifat ini yaitu kasih sayang dan tolong menolong , akan melahirkan sifat cinta dan suka berkorban untuk orang lain. Allah SWT memperingakan kepada kita sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an Surat Al Maa’idah ayat 2  :
 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّهِمۡ وَرِضۡوَٰنٗاۚ وَإِذَا حَلَلۡتُمۡ فَٱصۡطَادُواْۚ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ أَن صَدُّوكُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ أَن تَعۡتَدُواْۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ  
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua.Amin.
 بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar