Postingan ini saya buat agar
kita semua meneladani kehidupan Rasulullah SAW, keteladanan beliau dalam bidang
akhlak amat menonjol, sehingga musuh Islam pun kagum atas perilaku beliau SAW.
Dalam khutbah kali ini
membentuk pribadi yang manusiawi sifat marhamah dan kasih sayang dan akhirnya
terbentuklah karakter masyarakat yang tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa
dan selanjutnya dipersilakan untuk membacanya agar tidak terjadi gagal paham.
Selamat membaca, tetapi
sebelumnya bacalah
MEMBENTUK PRIBADI YANG
MANUSIAWI
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا
سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ
لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام،
وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه،
اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه
وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ
الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا،
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral Muslimin
Rohimakumullah
Puji syukur kehadirat Allah
SWT pada hari ini kita semua diberi nikmat sehat, sehingga kita semua dapat
melaksanakan shalat jum’at berjamaah sebagaimana memenuhi panggilan Allah SWT di
Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita
aturkan keatas Junjungan Nabi kita
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau, dengan tetes darah,
perjuangan tanpa lelah dan harta benda , terus mendakwahkan kalimat LA ILA HA
ILLAH MUHAMMAD DARRASULULLAH, sehingga sampailah kepada kita hari ini dan
mudah-mudahan sampai ke anak cucu kita.
Dalam kesempatan ini
perkenankan kami menyampaikan khutbah dengan judul MEMBENTUK PRIBADI YANG MANUSIAWI
Ma’asyiral Muslimin Yang
Dirahmati Allah
Pertama-tama khatib mengajak
jamaah semua terutama diri khatib yang dhaib ini, marilah kita tingkatkan taqwa
kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi
segala larangan-Nya . Karena tidak ada keuntungan yang lebih besar melebihi
taat kepada Allah dan tidak ada kerugian yang lebih besar melebihi maksiat
kepada Allah.
Sebagai landasan khutbah kali ini kami ketengahkan Firman
Allah SWT dalam Al Qur’an Surat At
Taubah ayat 71 :
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ
وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٞ
“ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Allah SWT menjadikan manusia
bukan saja sebagai khalifah dimuka bumi ini, tetapi juga sebagai makhluk
social, yaitu makhluk yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk
mengembangkan dirinya dalam kebudayaan dan nilai kemanusiaan guna meramaikan
alam dunia ini dengan segala amal perbuatan, pembangunan dan jihad serta
mewujudkan masyarakat ta’aawun yang saling membantu, bagi keselamatan dan
kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Untuk itu diperlukan
sifat-sifat dan sistimatika masyarakatnya, sehingga kemerdekaan yang diberikan
kepada manusia itu tetap berjalan dalam batas-batas menghormati hak orang lain,
bahkan harus pula dengan kewajiban menegakkan apa yang berguna untuk bersama,
membantu sesuatu yang perlu bagi kehidupan bersama. Dengan demikian sifat
ananiyah dan individualistis (mementingkan diri sendiri) dalam suatu masyarakat
dapat dihindari. Oleh karena itu
keselamatan makhluk social tidak akan terlaksana apabila tidak dibina menjadi
manusia yang ideal dengan menanamkan pada setiap pribadi mereka sifat-sifat
mulia seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW antara lain Rasa persamaan –
Rasa kasih sayang dan marhamah – Sikap tolong menolong -
Ma’asyiral Muslimin Yang
Dirahmati Allah
Rasa persamaan yang
diketengahkan oleh ajaran Islam
sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 :
وَلَقَدۡ
خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي
قَرَارٖ مَّكِينٖ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ
مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ
أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Dalam hal ini Rasulullah SAW
pernah bersabda pada waktu Khutbah Hajjatul Wada’ :
Maksudnya
: Wahai manusia, sesungguhnya tuhanmu satu, dan bapakmu satu. Kamu semua dari
Adam dan Adam dari tanah. Orang yang paling mulia diantaramu disisi Allah ialah
yang paling taqwa. Tidak ada kelebihan orang Arab dari orang Ajam, hanya dengan
taqwa.
Dari ayat tersebut diatas
dan hadist Nabi SAW diatas , nyatalah bahwa manusia itu asalnya adalah sama.
Yaitu sama dari keturunan Adam AS. Dengan demikian akan timbul rasa
persamaan diantara manusia itu sendiri, yang membedakannya adalah
tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Yang
Berbahagia.
Sebagai makhluk social,
tidak saja adanya rasa persamaan dari manusia-manusia itu, tetapi dalam diri
pribadi setiap insan itu akan lahir rasa marhamah dan kasih saying anata mereka
. Allah SWT berfirman Al Qur’an Surat Al
Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ
تُرۡحَمُونَ
“ Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda :
Maksudnya : Kasihilah apa
yang ada di bumi, nanti akan mengasihi kamu apa yang di langit.
Dengan memahami bahwa Allah
itu bersifat Rahman dan Karim, maka diterangkan juga sifat-sifat orang mukmin,
yakni Ruhamaa’ (kasih saying) diantara mereka. Dengan penerapan sifat rahim
bagi sesama manusia akan menyebabkan manusia itu dirahimi oleh Allah SWT.
Ayat-ayat dan hadits tersebut diatas mengajak manusia terutama orang-orang yang
beriman untuk bersikap rahim dan berkasih sayang, sebab sifat-sifat ini adalah
pangkal kebaikan manusia itu sendiri dan menjadikan turunnya rahmat Allah dalam
masyarakat.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Sebagai kelanjutan sifat
marhamah, manusia dituntun untuk memiliki sifat tolong menolong. Dari kedua
sifat ini yaitu kasih sayang dan tolong menolong , akan melahirkan sifat cinta
dan suka berkorban untuk orang lain. Allah SWT memperingakan kepada kita
sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an Surat Al Maa’idah ayat 2 :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ
وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ
يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّهِمۡ وَرِضۡوَٰنٗاۚ وَإِذَا حَلَلۡتُمۡ فَٱصۡطَادُواْۚ
وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنََٔانُ قَوۡمٍ أَن صَدُّوكُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ
أَن تَعۡتَدُواْۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا
تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ
شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.
Demikian khutbah yang dapat
kami sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua.Amin.
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ
الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع
ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي
وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ
وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar