Basren Blog. Rasulullah SAW berdakwak di Thaif pada Kabilah Tsaqif
agar mereka beriman dan membantu dalam menyampaikan dakwah dengan harapan agar
sempurnalah perintah Allah SWT.
Maka berangkatlah Rasulullah dengan sahabatnya Zaid bin
Haritsah. Pada mulanya mereka diterima oleh pemuka-pemuka masyarakat di Thaif,
namun mereka enggan beriman kepada Allah SWT,
bahkan mereka menolak untuk
bekerjasama dengan tidak bersahabat, tidak hormat dan tidak manusiawi.
Rasulullah meminta kepada mereka agara kedatangannya tidak
diberitahukan kepada kaum Quraiys, malah mereka menyerang , bahkan mereka
arahkan para pemuda untuk menganiaya dengan lemparan batu dan pasir kepada Rasulullah SAW.
Akibat dari lemparan tersebut maka Rasulullah mengalami
luka parah pada tumitnya, sementara Zaid berusaha memapah dan melindungi
beliau, hingga akhirnya mereka berhenti dan berteduh di sebuah pohon.
Dengan sabar beliau menghadapi peristiwa ini, juga tidak memohon
pertolongan kepada Allah, bahkan beliau
tidak minta diringankan beban penderitaan seperti ini, bahkan beliau berdo’a, “
Ya Allah, kepada-Mu kuadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku berhadapan
dengan manusia. Engkaulah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung
bagi si lemah dan Engkau juga pelindungku. Kepada siapakah Engkau serahkan ?
Kepada orang jauh berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai
diriku ? Jika sekiranya engkau tidak murka terhadapku, semua itu aku acuhkan.
Karena sungguh besar nikmat-Mu telah Kau kurnikan kepadaku. Aku berlindung
kepada sinarwajah-Mu yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di
dunia dan akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau timpakan kepadaku. Hanya
Engkaulah yang berhak menyalahkan diriku, dan Engkau pulalah yang hendak
meridhaiku. Sungguh tidak ada daya dan kekuatan apapun selain atas kekuatan
yang Engkau anugerahkan kepadaku. “
Allah SWT memperlihatkan keperkasaanya, maka diutuslah
Malikat Jibril untuk datang dan member salam kepada beliau dan berkata, “ Allah
telah mendengar ucapanmu dan jawaban kaummu, dan Dia mengutus kepadamu Malikat
penjaga gunung agar siap melaksanakan apapun perintahmu kepadanya. “
Malaikat penjaga gunung itu pun datang dan member salam
kepada Nabi SAW seraya berkata, “ Apapun
yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila engaku sukai, akan kubenturkan
gunung-gunung yang ada si sekitar kota sehingga siapa saja yang tingal
diantaranya akan hancur binasa, atau apapun hukuman yan engkau inginkan. “
Lantas Rasulullah SAW pun bersabda, “ Aku hanya berharap
kepada Allah SWT, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, sehingga
kelak di antara keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT. “
Saat itu Rasulullah berdo’a kepada Allah sambil duduk di
dekat pagar kebun kepunyaan Uthabah dan Syaibah, anak Rabi’ah. Kedua orang itu ketika
melihat keadaan Rasulullah merasa kasihan. Mereka kemudia memanggil pembantunya
seorang pemuda beragama nasrani yang bernama Adas.
“ Ambilkan buah anggur dan berikan kepada mereka, “ kata
Uthabah.
Buah anggur tersebut diterima oleh Rasulullah dari tangan
Adas, dan Rasulullah memakannya bersama Zaid.
“ Bismillah .” ucap Rasulullah
“ Kata-kata itu sering diucapkan oleh orang-orang di
negeri ini. “ kata Adas.
“ Dari negeri mana
Anda ? dan apa agama Anda ? “ Tanya Rasulullah
“ Agamaku Nasrani dan aku berasal dari negeri Ninuwi,
negeri orang-orang shaleh yang bernama Yunus, “ jawab Adas.
“ Apa yang kau ketahui tentang Yunus ? “ Tanya Rasulullah
. Kemudian Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan kisah
tentang Yunus.
Setelah mendengar keterangan Rasulullah, Adas menyatakan
masuk Islam, kemudian dia pun kembali kepada anak Rabi’ah sambil berkata, “ Tidak
ada yang lebih baik di atas bumi dibanding
berita yang kudengarkan ini. Dia (Rasulullah) telah menceritakan sesuatu yang
tak mungkin dapat diketahui,kecuali hanya oleh seorang Nabi. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar