kode iklan

Rabu, 02 Oktober 2019

Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib

 

Basren Blog. Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib terlahir di bumi Habasyah, ketika kaum Muslimin pergi ke wilayah di benua Afrika itu demi menyelamatkan aqidah Islam mereka. Sementara ayahnya adalah Ja’far bin Abi Thalib r.a sepupu Nabi Muhammad SAW, seorang mujahid fi sabilillah yang mendapat kemuliaan mati syahid di Perang Mu’tah yang terjadi pada tahun ke 8 H, ketika kaum Muslimin melawan bangsa Romawi. Sebuah peperangan yang fonemenal yang diakhiri dengan kemenangan gemilang  dari Allah bagi kaum Muslimin yang waktu itu hanya berjumlah 30 ribu personel melawan 200 ribu pasukan orang kafir.

Sedangkan sang ibu, bernama Asma binti Umais al-Kats’amiyyah r.a, seorang wanita mulia yang juga termasuk rombongan Muhajiirin pertama ke Habasyah.

Dari dua orang tua mulia ini, lahirlah Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, Abu Ja’far al-Qurasyi  al-Hasyimi. Ia adalah orang yang paling akhir wafatnya dari Bani Hasyim yang pernah melihat Nabi Muhammad SAW. Masuk dalam klasifikasi shigharu ash-Shahabah, sahabat-sahabat Nabi yang berusia kanak-kanak di masa hidup Rasulullah SAW, memiliki 13 hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW.

Imam Ibnu Katsir rahimallah menyebutkan bahwa Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib r.a ini telah berbaiat kepada Nabi SAW ketika berusia 7 tahun.
Allah SWT menakdirkan Ja’far bin Abi Thalib, sang ayah Abdullah, sebagai salah satu dari tiga komandan pasukan Muslimin yang syahid di Perang Mu’tah. Setelah sang ayah memperoleh kemuliaan menjadi syahid dalam Perang Mu’tah, Abdullah bin Ja’far  r.a hidup di bawah pengasuhan dan tanganggun Rasulullah SAW. 

Rasulullah SAW mendo’akan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib dengan berkata ;       “ Ya Allah, gantikanlah Ja’far dalam mengurus keluarganya dan berikanlah barakah bagi Allah dalam perniagaannya. “

Abu Hurairah r.a mengatakan, “ Orang yang paling baik terhadap kaum Miskin adalah Ja’far bin Abi Thalib. Ia sering mengajak kami ke rumah dan member kami makanan yang ada di rumahnya. “

Demikian pula Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib juga mempunyai kisah-kisah yang banyak tentang kedermawanannya, sedekah dan kegemarannya membantu sesame. Diantaranya, ia pernah member bantuan kepada seseorang sebanyak 4 ribu dinar.
Pantaslah jika ia dijuluki Al-jawad ibnul jawad, sang dermawan putra derma

Selasa, 01 Oktober 2019

Kisah Mashitah




Basren Blog. Pada saat Nabi SAW Isra’ dan Mi’raj diceritakan bahwa dalam perjalanannya,  Allah telah memperlihatkan sebuah tanah lapang dengan harum yang semerbak wanginya, pada saat itu ditanya oleh Nabi SAW kepada Malikat Jibril, “ Hai Jibril, bau apa yang harum semerbak wanginya ini ? “ Jibril pun menjawab, “ Itulah kuburan keluarga  Mashitah. “
Siapakah Mashitah itu ? Mashitah adalah merupakan pelayan istana Fir’aun dengan tugas pokoknya adalah menyisir rambut anak-anak Fir’aun. Dia masuk Islam karena dakwahnya  Musa as.  Keimanannya kepada Allah disembunyikan dari Istana, sehingga orang-orang   menganggap biasa kehidupan Mashitah di lingkungan Istana.
Pada suatu hari Mashitah dengan kebiasaan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yaitu menyisir rambut anak Fir’aun, tanpa disadarinya sisir tersebut jatuh ke lantai, maka keluar ucapan dari Masyitah, “ Allah “, pada saat itu juga anak tersebut bertanya,  “ Siapa itu Allah ? “ Dengan lantang tanpa dipikirkan akibat apa yang dia katakan,  maka  dijawab oleh Masyitah, “ Allah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, Dia yang menciptakan kita semua, termasuk Fir’aun. “ Sang anak bertanya kembali, “ Baerati ada tuhan selain Bapak saya Fir’aun. “ Dengan lugas dijawab, “ Ya. “
Maka anak tersebut  melaporkan peristiwa itu  kepada sang Ayah, “ Bapak kata Mashitah ada Tuhan selain Bapak. “
Maka dipanggillah Mashitah melalui Mentrinya yang bernama Hamman untuk menghadap Fir’aun, singkat cerita datanglah menghadap Mashitah.
“ Mashita ada laporan, benar engkau mengatakan ada tuhan selain aku ?“ Tanya Fir’aun dengan muka berang. “ Banar, tuanku. “ jawab Mashita.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Fir’aun memerintahkan Mentrinya Hamman untuk melaksanakan Hukum Bunuh atas keluarga Mashita.
Maka diadakan persiapan untuk melaksanakan hukuman tersebut oleh Hamman denGan dibantu oleh bala tentara. Persiapan mereka adalah kawah besar untuk memasak air dan kayu. Kemudian air di masak hingga mendidih.
Korban pertama penyiksaan adalah suami Mashita, sebelum suaminya di campakkan ke dalam air mendidih, Fir’aun bertanya kepada Mashita,  “ Siapa Tuhanmu, Aku atau yang lain “ Mashita menjawab, “ Allah Rabbku. “ Maka dicampakkanlah suaminya, selanjutnya ketiga anaknya dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama.
Sekarang tinggal Mashita dan seorang anaknya yang digendong, terasa luluh hati mashita, tetapi Allah memberikan keteguhan hati untuk tetap menyelamatkan keimanannya melalui anak yang digendongnya, ia berkata, “ Ayo ma, kita susul ayah dan kakak-kakakku untuk menemui Allah. “ maka dicampakkanlah kedua orang tersebut ke dalam air yang mendidih.
Demikianlah pengorbanan keluarga Mashita  dalam mempertahankan keimanan mereka, kita hidup dunia ini sebentar hanya 60  sampai 70 tahun saja, akhirat selama-lamanya, tahta dan harta kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah yang Maha Adil.

Minggu, 29 September 2019

Pandangan Islam Terhadap Facebook

Basren Blog. Sebelum kita membahas lebihebook lanjut tentang pandangan Islam terhadap facebook tentu ada baiknya kita lihat sejarahnya, dan manfaatnya.


1.    Sejarah Facebook

Pada bulan Pebruari 2004 peluncuran pertama Facebook oleh Facebook , Inc. Facebook ini merupakan sebuah layanan jejaraing sosial dan dalam bentuk situs web. Pada Januari 2011, Facebook memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnya. Nama ini diambil dari nama buku  yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh administrasi universitas di AS dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa ilmu komputer: Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.      An ggotanya semula untuk   mahasiswa Harvard saja, kemudian karena banyaknya permintaan untuk menjadi anggota maka diperluas ke perguruan lain di Boston,            Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun.

Pergerakan dan popularitas Facebook semakin tumbuh dari hari ke hari. Dari berbagai penjuru, warga dunia menggunakan fasilitas ini, termasuk Indonesia. Menurut angka statistik, pada 16 Maret 2009 jam 14. 00 WIB, ada 2.235.280 orang yang menyatakan warga Indonesia di Facebook.2

2.    Manfaat Ficebook Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Di antara manfaat Facebook adalah sebagai berikut: 
a. Sebagai sarana dakwah
Facebook bisa digunakan sebagai sarana dakwah yang bagus di tengah keringnya ilmu dan informasi tentang Islam  yang benar, sehingga betapa banyak orang mendapatkan hidayah disebabkan membaca artikel di Facebook atau diskusi di Facebook.
b. Wadah silaturrahmi
Facebook bisa digunakan sebagai wadah untuk menyambung silaturrahmi antara sesama teman, orang tua, kerabat, murid, atau guru dan ajang untuk mencari kawan lebih banyak lagi yang itu hukum asalnya adalah boleh-boleh saja.
c. Menyimpan file/tulisan
Tulisan yang disimpan di komputer bukan tidak mungkin akan hilang saat komputer terkena virus. Akan tetapi, jika disimpan di Facebook, maka file tersebut tetap akan selamat selama account masih aktif.

3.    Kemudharatan Ficebook
Di antara keburukan Facebook adalah sebagai berikut: Kecanduan
Karena asyiknya berbalas atau chatting sehingga lupa dengan tugas  dan kewajibannya, bahkan lupa atau lalai dengan aturan agama.
b.    Wadah maksiat
Media ini dimanfaatkan oleh penggunanya sebagai wadah untuk berbuat maksiat baik berupa ghibah, fitnah, pacaran dan lain sebagainya.
c.    Gambar foto
Banyak   diantara mereka yang memanfaat media ini untuk menampilkan foto-foto yang berbau prornografi, sehingga membuat anak muda tergiur untuk melihatnya.

4.    Hukum Islam dalam Peggunaan Ficebook
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah berkata, “Pembagian yang benar mengenai sikap dalam menghadapi penemuan modern Barat terbagi menjadi empat macam:
Ø  Meninggalkan penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya.
Ø  Menerima penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya
Ø  Menerima yang berbahaya dan meninggalkan yang bermanfaat.
Ø  Mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya.

Oleh karena itu sebagai seorang Muslim hendaknya dapat bersikap Mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya, dan itulah sikap yang benar dalam menghadapi penemuan modern oleh pihak Barat.

Jadi bagaimana hukumnya menggunakan Facebook oleh umat Islam ?
Ada Kaedah Fiqih yang dapat kita terapkan yaitu
الاَ صْلُ فِي الاَ شْيَاءِ الاِ بَا حَةَ حَتَّى يَدُ لَّ الدَّ لِيْلُ عَلِى التَحْرِ يْمِ
“ Hukum asal segala sesuatu itu adalah kebolehan sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya. “
Namun, bila kita telaah kaidah-kaidah fiqhiyyah yang telah mapan, dapat kita temukan beberapa argumentasi yang menunjukkan hukum asal penggunaan Facebook adalah boleh.



Khutbah Jum'at Belajar Dari Kesombongan Fir'aun




Belajar Dari Kesombongan Fir’aun

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَرْسَلَهُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدِاعِياً اِلَى اللهِ بِاِذْنِهِ وَسَرَاجًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً اُعِدُّهَا لِلِقَا ئِهِ ذَخْرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَرْفَعُ الْبَرِيَّةِ قَدْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَمَّا بَعْدُ) يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
Kaum Muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pada hari ini kita semua masih diberikan nikmat oleh-Nya, sehingga dengan itu semua kita dapat melaksanakan perintah-Nya untuk melaksanakan shalat Jum’at berjama’ah di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan ke atas junjungan alam, Rasulullah SAW, beserta keluarga, para sahabatnya yang dengan keimanan kuat kepada Allah SWT, dengan pengorbanan jiwa dan harta benda mereka sihingga Islam jaya dan sampailah ajarannya ini  kepada kita dan semoga dapat dipertahankan oleh anak cucu kita dengan lafadz kalmiat      لا اله الا الله محمد الرسولله kita semua semoga menjadi umatnya Muhammad  SAW dan merupakan umat akhir zaman.
Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan kami menyampaikan Khutbah Jum’at dengan judul Belajar dari kesombongan Fir’aun.
Ma’a Syiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Hendaknya kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan terus berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi semua larangan-Nya.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari-hari yang terus berlalu dengan berbagai peristiwa padanya agar kita bisa mengambil pelajaran.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari hari dimana pada hari-hari itu Allah SWT membantu para wali-Nya agar rasa syukur tetap tumbuh dalam hati kita.
Hendaknya kita ingat akan hari-hari dimana saat itu Allah SWT menimpakan kehinaan, kekalahan, kehancuran dan kebinasaan kepada orang-orang yang terus memusuhi para wali Allah SWT juga orang-orang yang membantu mereka. Dengan senantiasa mengingat ini, rasa takut kepada azab Allah akan terus ada dan menghalangi dari perbuatan maksiat dan mebuat kita terus berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan kita.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sungguh kemenangan dan pertolongan yang diberikan oleh Allah kepada para wali-Nya disetiap tempat dan waktu adalah merupakan bentuk pertolongan terhadap al-haq dan anugerah kenikmatan bagi setiap insan yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Namun sebliknya bagi orang-orang kafir , pertolongan itu merupakan penghinaan terhadap semua kebathilan dan siksaan terhadap orang-orang kafir yang tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Perhatikanlah ketika Allah SWT mengirimkan Nabi Musa as kepada Fir’aun dengan membawa berbagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, namun Fir’aun tetap dalam kesombongan dan menolak dakwahnya. Bahkan dengan sombongnya, dia mengaku diirinya sebagai tuhan.
Nabi Musa datang mendakwahinya agar mentauhidkan Allah SWT, Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi, namun Fir’aun menolak dan mengingkari dakwah tersebut  dan mengatakan :
قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣
“ Fir´aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu? “ ( QS.Asy-Syu’ara : 23 ).
Pengingkaran ini dijawab oleh Nabi Musa as
قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ٢٤
“ Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya"          ( QS.Asy-Syu’ara : 24 ).
Jawaban Nabi Musa ini seharusnya bisa menyadarkannya terhadap kekuasaan Rabb, namun ternyata Fir’aun memberikan reaksi sebaliknya. Mendapat respon seperti ini, Nabi Musa as lalu mengingatkan Fir’aun aka asal usulnya. Nabi Musa as mengingatkan bahwa Fir’aun itu diciptakan oleh Allah dari semula tidak ada menjadi ada, kemudian akan kembali kepada Rabb, sebagaimana nenek moyangnya.
Mendengar jawaban ini, Fir’aun terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi. Namun kesombongannya telah menghalanginya dari keimanan. Ketika Fir’aun tidak mampu lagi menjawab dan membantah Nabi Musa as, maka dia mulai melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang sombong sebelumnya. Dia berusaha menjauhkan kaumnya dari dakwah Nabi Musa as dengan menuduhnya orang gila dan mengancam akan memenjarakan Nabi Musa as jika terus mendakwahkan ajarannya kepada Bani Israil. Akan tetapi tuduhan dan ancaman ini tidak menyurutkan langkah Nabi Musa as dalam berdakwah. Sementara Fir’aun tetap dalam kekufurannya meski terus didakwahi.
Kaum Muslimim Yang Berbahagia.
Akhirnya, Allah SWT membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya dengan cara ditenggelamkan. Dalam kronologi tenggelamnya mereka dikisahkan bahwa awalnya Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa as dan pengikutnya agar pergi   meninggalkan Mesir pada malam hari. Kabar kepergian Nabi Musa as beserta pengikutnya terdengar oleh Fir’aun yang tentu tidak akan membiarkan mereka lolos. Fir’aun mengumpulkan bala tentaranya dan mengarahkan mereka untuk menyusul dan menangkap mereka. Mereka bergerak kearah Nabi Musa as dan pengikutnya yaitu kearah Laut Merah. Saat kedua kelompok tersebut sudah saling melihat, Fir’aun dan bala tentaranya begitu bersemangat, sebaliknya pengikut Nabi Musa as berada dalam kekhawatiran. Saat-saat menegangkan ini diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 61-66 :
فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ ٦١ قَالَ كَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ ٦٢ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣  وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٤ وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ ٦٥  ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٦
“ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul" Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. “
Subhanallah, air laut yang cair dan mengalir, tiba-tiba dengan kekuasaan dan dengan perintah Allah SWT bisa membentuk jalan yang memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya untuk lewat. Saat Nabi Musa dan pengikutnya sudah melintasi lautan tersebut sementara Fir’aun dan bala tentaranya masih berada di tengah lautan, Allah SWT mengembalikan tabiat air tersebut sehingga tenggelamlah Fir’aun beserta bala tentaranya . Itulah azab yang Allah tampakkan kepada Fir’aun yang sombong yang tidak mau menerima dakwah Nabi Musa as.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari kisah tersebut diatas, mari kita renungkan apa pelajaran yang dapat kita petik.
Pelajaran pertama adalah awalnya Fir’aun sangat takut dengan akan munculnya orang yang akan menentang kekuasaannya . Oleh karena itu, dia melakukan antisipasi dengan membunuh semua anak laki-laki dari Bani Israil. Namun Allah berkehendak lain, Nabi Musa as saat kecilnya justru tumbuh dan berkembang dilingkungan Fir’aun. Allah berkehendak menyelamatkan Nabi Musa as dari kebrutalan Fir’aun.
Pelajaran kedua yaitu Allah menjadikan air laut yang cair menjadi beku dengan kekuasaan-Nya dan membentuk jalan-jalan yang bisa dilewati oleh Nabi Musa as dan pengikutnya. Namun saat Fir’aun  berada dipertengah jalan yang baru terbentuk dari air laut tersebut, Allah perintahkan air laut untuk kembali kepada tabiat asalnya , sehingga tenggelamlah Fir’aun dan bala tentaranya.
Pelajaran ketiga adalah munculnya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada makhluknya merupakan nikmat yang harus disyukuri. Sebab pertolongan Allah pada wali-Nya dan membinasakan hambanya yang zalim dan menentang Rasul-Nya  merupakan pelajaran bagi umat manusia bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Semoga Allah memberikan kepahaham untuk kita semua dan dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut diatas,

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Abdullah bin As-Sa’ib




Basren Blog. Nama lengkapnya Abdullah bin as-Sa’ib bin Abi as-Sa’ib al-Makhzumi al-Qurasyi, salah seorang sahabat muda Nabi Muhammad SAW dan termasuk muqri ahli Makkah (guru al-Qur’an bagi penduduk Makkah). Beliau memiliki beberapa riwayat hadits dari Nabi SAW.

Para sahabat Nabi SAW adalah generasi terbaik umat ini. Satu generasi yang memiliki semangat menggebu dalam mempelajari agama Allah dan mengamalkannya dalam kehidupan. Fakta ini dapat dilihat dalam perilaku mereka.

Misalnya, jika mereka tidak mendengar hadits tertentu dari Rasulullah SAW secara langsung, karena umurnya masih kecil , atau karena diutus oleh Rasulullah SAW untuk pergi berjihad     , atau mengajarkan al-Qur’an kepada suatu kaum,  ataupun karena melaksanakan kewajiban seperti mencari nafkah, maka mereka pun tidak tinggal diam. Mereka akan menanyakan dan mendengarkan langsung dari Rasulullah SAW.
Demikian pula halnya dengan Abdullah bin as-Sa’ib r.a. Beliau pernah belajar dan mengambil hadits dari Rasulullah SAW, mempelajari al-Qur’an dari Ubay bin Ka’b r.a dan meriwayatkan hadits darinya pula. Abdullah bin as-Sa’ib r.a  juga meriwayatkan hadits Nabi SAW dari Umar bin Khattab r.a.

Setelah masa studi beliau berlalu dan sudah memiliki ilmu yang cukup, maka beliau berdakwah menyampaikan dan mengajarkan ilmu kepada khalayak ramai. Banyak murid yang belajar dan menimba ilmu dari Abdullah bin as-Sa’ib r.a. Diantaranya banyak yang menjadi ulama besar, seperti Mujahid bin Jabr (salah seorang imam dalam bidang qira’ah dan tafsir}, Atha bin Abi Rabah (salah seorang ahli fiqih) dan banyak yang lainnya.
Semua sahabat Nabi adalah orang-orang terpercaya dalam urusan agama. Mereka telah mendapatkan pujian dan rekomendasi darI Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman di dalam Qur’an Surat at-Taubah ayat 100 :
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٠٠
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. “
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :
لَّقَد تَّابَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلنَّبِيِّ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ ٱلۡعُسۡرَةِ    
Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan. “ (QS.at-Taubah ayat 117).
Dua ayat tersebut menunjukkan Allah SWT telah merekomendasikan dan ridha kepada para sahabat Nabi SAW dan ridha kepada orang-orang mengikuti mereka dengan baik. Rasulullah SAW juga bersabda :
حَيْرُكُمْ قَرْنِي ، ثُمَّ الَّذِ يْنَ يَلُو نَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِ يْنَ يَلُو نَهُمْ
“ Sebaik-baik masa adalah masaku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. “ (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi SAW telah memberi tazkiyah, memuji para sahabatnya yang hidup pada masanya sebagai generasi sebaik-baik generasi.
Abdullah bin as-Sa’ib r.a merupakan salah seorang dari mereka yang dipuji Allah dan Rasul-Nya, dan andai kata tidak ada seorang pun di dunia ini yang memujinya, maka ini sudah cukup dua pujian dan rekomendasi dari Allah dan Rasul-Nya di atas sebagai dalil yang menganjurkan kemuliaan dan tingginya  kedudukannya di sisi Allah SWT dan Rasul-Nya.

Mujahaid bin Jabr r.a pun memujinya, ia mengatakan :
كُنَّا نَفْخَرُ عَلَى ى النَّاسِ بِقَرِئِنَا عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّا ئِبِ
“ Kami dulu bangga dengan ahli qira’ah kami, yakni Abdullah bin as-Sa’ib. “
Kemudian beliau wafat di kota Makkah pada masa pemerintahan Abdullah bin az-Zubair r.a
           


Minggu, 22 September 2019

‘Amr bin Tsabit bin Waqsy


  
Basren Blog. Kemenangan yang sudah di depan mata menjadi sirna. Pasukan musyrikin yang dipimpin komandan ulungnya Khalid bin Walid berhasil memukul pasukan Muslimin, dan akhirnya berhasil menceraiberaikan dan mengalahkan kaum Muslimin atas hikmah yang Allah SWT kehendaki. Allah SWT berfirman di dalam Surat Ali Imran ayat 166-167 :
وَمَآ أَصَٰبَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٦٦ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُواْۚ وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالٗا لَّٱتَّبَعۡنَٰكُمۡۗ هُمۡ لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَئِذٍ أَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡإِيمَٰنِۚ يَقُولُونَ بِأَفۡوَٰهِهِم مَّا لَيۡسَ فِي قُلُوبِهِمۡۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُونَ ١٦٧
“ Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. “

Akhirnya, kaum Muslimin mengalami kekalahan yang mengandung hikmah besar yang dikehendaki oleh Allah . Kekalahan dalam perang ini identik dengan banyaknya korban yang jatuh yaitu sebanyak 65 sahabat Nabi SAW yang menjadi syuhada, diantaranya adalah Amr bin Tsabit bin Waqsy termasuk orang tuanya yang telah lanjut usia yang bernama Tsabit bin Waqsy.

Pembahasan kita kali ini adalah Amr bin Tsabit bin Waqsy.Siapakah Amr bin Tsabit bin Waqsy  sebenarnya ?

Amr bin Tsabit bin Waqsy al-Anshari al-Ausi al-Asyhali. Ibunya bernama Lubabah binti al-Yaman. Amr adalah putra dari saudara perempuan Hudzaifah al-Yamani dan dia sering disebut dengan nama panggilan Ushairim Bani Abdil-Asyhal.

Imam Ibnul Atsir rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya dalam Usudul Ghabah (3/699) melalui jalan Muhammad  bin Ishaq dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “ Beritahukan kepadaku tentang orang yang masuk surga, namun ia belum pernah sama sekali mengerjakan shalat karena Allah SWT. Ternyata orang-orang tidak mengetahuinya, maka ia berkata, dia adalah Ushairim Bani Abdul Asyhal, ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy. Ia dahulu menolak Islam. Namun, pada hari terjadinya Perang Uhud, ia tertarik terhadap Islam dan memeluk Islam. Kemudian dia mengambil pedangnya dan berjumpa dengan orang-orang. Ia memasuki medan peperangan. Ia berperang dan luka-luka, maka ia menghentikan diri, lalu beberapa orang dari Bani Abdul Ashal  keluar untuk mencari-cari orang-orang mereka dalam peperangan tersebut.

Mereka terkejut menemukan ‘Amr bin Tsabit bin Wasqy pada tempat orang-orang yang sahid , maka orang-orang pun bertanya, “ Ini ‘Amr, mengapa dia ada disini ? Apa yang menyebabkan engkau berada di sini, wahai ‘Amr ? Apa karena simpati kepada kaummu (suku Aus yang berperang menghadapi  suku Quraisy ) atau keinginan masuk Islam ?“ maka ‘Amr bin Tsabit bin Wasqy pun menjawab, “ Justru aku ke sini karena cinta terhadap Islam. Aku telah memeluk Islam. Akupun berjuang hingga terkena luka-luka seperti yang kalian lihat. “ Tak seberapa lama kemudian ia pun meninggal dunia.

Hal ini di ceritakan para Sahabat kepada Rasulullah SAW, Beliau pun bersabda, “ Ia   termasuk penghuni Surga. “




Rabu, 18 September 2019

Bagaimana Cara Dakwah Nabi Muhammad SAW




Basren Blog. Priode Dakwah Rasulullah SAW yang pertama adalah Priode Makkah. Priode ini berjalan selama tiga belas tahun, yang terbagi kepada tiga yaitu (1) dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun, (2) dakwah secara terang-terangan  ditengah penduduk Makkah, yang dimulai sejak tahun keempat dari Nubuwwah (masa kenabian) hingga akhir tahun kesepuluh, dan (3) Dakwah di luar Makkah dan penyebarannya sampai hijrah di Madinah.
Priode Madinah adalah priode kedua, berjalan selama sepuluh tahun. Dan periode Fathu Makkah (penaklukan Makkah), dimulai sejak perjanjian Hudaibiyah sampai Rasulullah SAW meninggal dunia, dan selanjutnya diteruskan oleh para sahabat.
Pentingnya Dakwah
Dakwah adalah pilar utama didalam penyampaian risalah kenabian. Di dunia ada dua warisan kerja yang amat penting bagi umat manusia.
Pertama adalah kerja Nubuwwah. Kerja ini adalah suatu usaha untuk mendatangkan qudrat dan hidayah dari Allah SWT. Untuk melakukan kerja ini diperlukan sifat-sifat yang mulia seperti sabar, tawadhu, tawakkal, qana’ah dan sebagainya. Untuk mendapatkan sifat ini kita harus istiqamah di jalan Allah.
Kerja Nubuwwah adalah mengajak taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagimana kehidupan pada zaman para sahabat. Penguasa tidak perlu turun dari kekuasaannya. Usaha dakwah tidak memerlukan kerajaan ataupun menurunkan raja dari tahtanya. Dakwah hanya menginginkan bagaimana para raja berperan serta dalam usaha ini dan memasyarakatkan usaha dakwah ke dalam kerajaannya.
Kedua kerja Hukumah yaitu kerja untuk memperoleh keuntungan diri sendiri. Usaha ini mengajak manusia untuk mengambil manfaat dunia berupa harta, pangkat, jabatan dan sebagainya.
Tugas orang yang beriman adalah mengajak manusia untuk taat kepada Allah dan Rasul-nya Muhammad SAW, sehingga degan dakwah hidayah akan tercurah keseluruh alam ini dan Islam dapatlah menjadi rahmatan lil ‘alamin.