kode iklan

Minggu, 29 September 2019

Khutbah Jum'at Belajar Dari Kesombongan Fir'aun




Belajar Dari Kesombongan Fir’aun

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَرْسَلَهُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدِاعِياً اِلَى اللهِ بِاِذْنِهِ وَسَرَاجًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً اُعِدُّهَا لِلِقَا ئِهِ ذَخْرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَرْفَعُ الْبَرِيَّةِ قَدْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَمَّا بَعْدُ) يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
Kaum Muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pada hari ini kita semua masih diberikan nikmat oleh-Nya, sehingga dengan itu semua kita dapat melaksanakan perintah-Nya untuk melaksanakan shalat Jum’at berjama’ah di Masjid yang kita cintai ini.
Salam dan shalawat kita aturkan ke atas junjungan alam, Rasulullah SAW, beserta keluarga, para sahabatnya yang dengan keimanan kuat kepada Allah SWT, dengan pengorbanan jiwa dan harta benda mereka sihingga Islam jaya dan sampailah ajarannya ini  kepada kita dan semoga dapat dipertahankan oleh anak cucu kita dengan lafadz kalmiat      لا اله الا الله محمد الرسولله kita semua semoga menjadi umatnya Muhammad  SAW dan merupakan umat akhir zaman.
Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan kami menyampaikan Khutbah Jum’at dengan judul Belajar dari kesombongan Fir’aun.
Ma’a Syiral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Hendaknya kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan terus berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi semua larangan-Nya.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari-hari yang terus berlalu dengan berbagai peristiwa padanya agar kita bisa mengambil pelajaran.
Hendaknya kita senantiasa ingat akan hari hari dimana pada hari-hari itu Allah SWT membantu para wali-Nya agar rasa syukur tetap tumbuh dalam hati kita.
Hendaknya kita ingat akan hari-hari dimana saat itu Allah SWT menimpakan kehinaan, kekalahan, kehancuran dan kebinasaan kepada orang-orang yang terus memusuhi para wali Allah SWT juga orang-orang yang membantu mereka. Dengan senantiasa mengingat ini, rasa takut kepada azab Allah akan terus ada dan menghalangi dari perbuatan maksiat dan mebuat kita terus berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan kita.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sungguh kemenangan dan pertolongan yang diberikan oleh Allah kepada para wali-Nya disetiap tempat dan waktu adalah merupakan bentuk pertolongan terhadap al-haq dan anugerah kenikmatan bagi setiap insan yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Namun sebliknya bagi orang-orang kafir , pertolongan itu merupakan penghinaan terhadap semua kebathilan dan siksaan terhadap orang-orang kafir yang tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Perhatikanlah ketika Allah SWT mengirimkan Nabi Musa as kepada Fir’aun dengan membawa berbagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, namun Fir’aun tetap dalam kesombongan dan menolak dakwahnya. Bahkan dengan sombongnya, dia mengaku diirinya sebagai tuhan.
Nabi Musa datang mendakwahinya agar mentauhidkan Allah SWT, Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi, namun Fir’aun menolak dan mengingkari dakwah tersebut  dan mengatakan :
قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣
“ Fir´aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu? “ ( QS.Asy-Syu’ara : 23 ).
Pengingkaran ini dijawab oleh Nabi Musa as
قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ٢٤
“ Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya"          ( QS.Asy-Syu’ara : 24 ).
Jawaban Nabi Musa ini seharusnya bisa menyadarkannya terhadap kekuasaan Rabb, namun ternyata Fir’aun memberikan reaksi sebaliknya. Mendapat respon seperti ini, Nabi Musa as lalu mengingatkan Fir’aun aka asal usulnya. Nabi Musa as mengingatkan bahwa Fir’aun itu diciptakan oleh Allah dari semula tidak ada menjadi ada, kemudian akan kembali kepada Rabb, sebagaimana nenek moyangnya.
Mendengar jawaban ini, Fir’aun terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi. Namun kesombongannya telah menghalanginya dari keimanan. Ketika Fir’aun tidak mampu lagi menjawab dan membantah Nabi Musa as, maka dia mulai melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang sombong sebelumnya. Dia berusaha menjauhkan kaumnya dari dakwah Nabi Musa as dengan menuduhnya orang gila dan mengancam akan memenjarakan Nabi Musa as jika terus mendakwahkan ajarannya kepada Bani Israil. Akan tetapi tuduhan dan ancaman ini tidak menyurutkan langkah Nabi Musa as dalam berdakwah. Sementara Fir’aun tetap dalam kekufurannya meski terus didakwahi.
Kaum Muslimim Yang Berbahagia.
Akhirnya, Allah SWT membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya dengan cara ditenggelamkan. Dalam kronologi tenggelamnya mereka dikisahkan bahwa awalnya Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa as dan pengikutnya agar pergi   meninggalkan Mesir pada malam hari. Kabar kepergian Nabi Musa as beserta pengikutnya terdengar oleh Fir’aun yang tentu tidak akan membiarkan mereka lolos. Fir’aun mengumpulkan bala tentaranya dan mengarahkan mereka untuk menyusul dan menangkap mereka. Mereka bergerak kearah Nabi Musa as dan pengikutnya yaitu kearah Laut Merah. Saat kedua kelompok tersebut sudah saling melihat, Fir’aun dan bala tentaranya begitu bersemangat, sebaliknya pengikut Nabi Musa as berada dalam kekhawatiran. Saat-saat menegangkan ini diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 61-66 :
فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ ٦١ قَالَ كَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ ٦٢ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣  وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٤ وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ ٦٥  ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٦
“ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul" Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. “
Subhanallah, air laut yang cair dan mengalir, tiba-tiba dengan kekuasaan dan dengan perintah Allah SWT bisa membentuk jalan yang memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya untuk lewat. Saat Nabi Musa dan pengikutnya sudah melintasi lautan tersebut sementara Fir’aun dan bala tentaranya masih berada di tengah lautan, Allah SWT mengembalikan tabiat air tersebut sehingga tenggelamlah Fir’aun beserta bala tentaranya . Itulah azab yang Allah tampakkan kepada Fir’aun yang sombong yang tidak mau menerima dakwah Nabi Musa as.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari kisah tersebut diatas, mari kita renungkan apa pelajaran yang dapat kita petik.
Pelajaran pertama adalah awalnya Fir’aun sangat takut dengan akan munculnya orang yang akan menentang kekuasaannya . Oleh karena itu, dia melakukan antisipasi dengan membunuh semua anak laki-laki dari Bani Israil. Namun Allah berkehendak lain, Nabi Musa as saat kecilnya justru tumbuh dan berkembang dilingkungan Fir’aun. Allah berkehendak menyelamatkan Nabi Musa as dari kebrutalan Fir’aun.
Pelajaran kedua yaitu Allah menjadikan air laut yang cair menjadi beku dengan kekuasaan-Nya dan membentuk jalan-jalan yang bisa dilewati oleh Nabi Musa as dan pengikutnya. Namun saat Fir’aun  berada dipertengah jalan yang baru terbentuk dari air laut tersebut, Allah perintahkan air laut untuk kembali kepada tabiat asalnya , sehingga tenggelamlah Fir’aun dan bala tentaranya.
Pelajaran ketiga adalah munculnya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada makhluknya merupakan nikmat yang harus disyukuri. Sebab pertolongan Allah pada wali-Nya dan membinasakan hambanya yang zalim dan menentang Rasul-Nya  merupakan pelajaran bagi umat manusia bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Semoga Allah memberikan kepahaham untuk kita semua dan dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut diatas,

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. ونَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْه ِمِنَ الْاَيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع ُاْلعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم َلِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِينَ وَالْمُوءْمِنَاتِ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar